Minggu, 11 September 2011

MARIOLOGI 10 : BERDOA KEPADA MARIA ?


BERDOA KEPADA MARIA?

A. DEVOSI MARIA DALAM LINTASAN SEJARAH

       Sejarah membuktikan sejak dahulu umat perdana menghormati Maria secara istimewa. Gambar-gambar, doa-doa pujian dan permohonan ditemukan di katakombe. Doa kepada Maria yang tertua ditemukan dari abad III (pasti ada yang lebih tua – doa lisan !)

       Di Barat devosi terhadap Maria mencapai puncaknya terutama di abad pertengahan. (ajaran Duns Scotus:  redemptio praeservatia)

       Tokoh : Petrus damianus, Anselmus dari Canterbury, Bernardus dari Clairvaux, Albertus Magnus, Thomas Aquinas, Bonaventura dan Duns Scotus. Juga pengaruh para troubadour (penyair keliling).

       Saat itu pujian terhadap Maria sangat marak seperti Madonna, Notre-Dame, Unsere Liebe Frau

       Penyembahan kepada Maria menjadi berlebihan ke arah penyembahan ilahi – terlepas dari Kristus (Mariolatri/Marisentrisme) – eksaltasi marianis

       Akibatnya timbul ekstrem yang lain yaitu Kristomonisme yang dikembangkan oleh para reformator (XVI) yang menyebabkan banyak persekutuan Kristen reformasi dalam lintasan sejarah makin lama makin tegas tidak mau berurusan sedikit pun dengan Maria. Namun dasar emosional ini hanyalah karena pencarian identitas diri (gereja) yang berada di luar Kristus : asal berbeda dengan Katolik! (Sumber iman, KS, Maria, Sakramen, Liturgi, eskatologi, dsb)

       Pada era Paus Pius IX (1854) hingga Paus Pius XII (1950) kesibukan magisterium sehubungan dengan Maria mencapai puncaknya : empat perlima dari semua pernyataan iman Gereja tentang Maria dikeluarkan pada periode ini. Perlu diingat bahwa periode ini bukan membuat hal baru melainkan merumuskan apa yang telah diajarkan para jemaat perdana dan para bapa gereja serta yang telah menjadi iman umat selama ini (sensus fidelis). Berkat digunakannya metode konklusi berdasarkan jejak-gambaran KS, tradisi, dan ajaran magisterium, gairah mempelajari teologi Maria menjadi cabang teologi sistematika tersendiri : Mariologi (istilah :Placido Nigido 1602).

       Ajaran dan devosi terhadap Maria berkembang pesat terutama ditentukan oleh faktor afeksi dan polemik. Pengenalan akan Maria yang diajarkan dengan penuh kasih sayang dan dipertahankan secara polemis. Motto “De Maria numquam satis” pun menyebabkan ekses fanatisme dan mariolatri yang tidak sehat.

       KV II memutuskan untuk mengintegrasikan tema-tema yang berkaitan dengan Maria dalam pembahasan tentang Gereja. Konsili menggarisbawahi hubungan timbal balik antara Maria dengan Kristus dan Gereja dengan menonjolkan ibu Yesus sebagai murid Kristus dan contoh kemuridan kristiani.

B. MARIOLOGI KV II

  1. Nada Mariologis KV II

       KV II bukan direncanakan sebagai konsili Mariologis melainkan konsili ekumenis, namun nada Mariologis sangat kental terasa. KV II dibuka 11 Oktober 1962 = Pesta Keibuan Maria; dan ditutup 8 Desember 1962 = HR Maria Immaculata.

       Dalam sidang KV II terjadi perdebatan panjang dalam penempatan dokumen tentang Maria yang akhirnya disepakati untuk meletakkannya dalam Konstitusi dogmatis tentang Gereja “Lumen Gentium” (LG VIII – dipromulgasikan 21  Nopember : Pesta Maria dipersembahkan ke Kenisah).

2. Sifat Mariologi KV II – LG VIII

       Sifat teks yang seimbang dan tegas. Untuk hal-hal yang belum terurai dalam konsili diserahkan kepada sekolah-sekolah teologi

       Kembali ke Sumber-sumber : KS – Tradisi – Ajran Bapa gereja

       Dalam kaitannya dengan Soteriologi (LG 55-59) : sehingga keseimbangan antara Yesus – Maria terjamin. Pribadi dan peran Maria selalu dalam dan karena kaitannya dengan Yesus, Bunda Allah.

       Dalam Konteks Gereja (LG 60-65) : dan peran itu sekarang berlanjut dalam komunitas Gereja (Yoh 21:  ) yaitu sebagai Maria Bunda Umat Beriman. Maria adalah model sempurna Gereja dalam iman, harapan, dan kasih.

       Memberi Pedoman bagi Penghormatan yang tepat kepada Maria (LG 66-67) :

      Selalu dalam kaitan dengan Yesus sebagai inti hakiki penghormatan.

      Perbedaan antara Penyembahan dan penghormatan

      Penghormatan kepada Maria dalam konteks Liturgi

      Penekanan sifat positif dan peringatan atas sikap negatif dalam penghormatan kepada Maria.

       Bernada Eskatologis (LG 68)

       Dan Ekumenis (LG 69)

 3. Skema MARIOLOGI DALAM LG VII :

       Maria dalam Misteri Kristus dan Gereja (LG 52)

       Misi dan Kedudukan Maria (LG 53)

       Maria dalam Pastoral Gereja (LG 54)

       Maria dalam Kitab Suci (LG 55)

       Peran Maria dalam Keselamatan Manusia (LG 56)

       Maria bersatu dengan Sang Putera (LG 57)

       Maria Setia sampai Salib (LG 58)

       Maria setelah Kenaikannya di Surga (LG 59)

       Kepengantaraan Maria dan Kristus (LG 60)

       Maria Ibu dalam Tata Rahmat (LG 61 – Maternitas Spiritualis)

       Keibuan di Surga (LG 62)

       Maria Citra Gereja (LG 63-64)

       Kekudusan Maria, Kekudusan Gereja (LG 65)

       Penghormatan Umat terhadap Maria (LG 66)

       Pedoman Pastoral tentang “Kultus” (LG 67)

       Maria Tanda Harapan & Penghiburan (LG 68)

       Maria dan persatuan Keluarga & Manusia (LG 69)

       Mariologi LG VIII selanjutnya menjadi dasar acuan perkembangan ajaran tentang Maria, baik dalam ajaran, liturgi dan devosi. Beberapa ajaran setelah KV II :

      Surat Kepausan Marialis Cultus (Paulus VI 1974 – 10 th LG)

      Yohanes Paulus II : Ensiklik Redemptoris Mater (1985), Mulieris Dignitatem (1990), Rosarium Virginis Mariae (2002), Ecclesia de Eucharistia (khususnya bab terakhir – 2003)


C. MARIALIS CULTUS

       Dalam Adhortasi Apostolik Marialis Cultis (2 Peb 1974) Maria dilukiskan sebagai cermin yang memantulkan apa yang diharapkan oleh manusia masa kini. Penghormatan atas Maria harus didasarkan pada Alkitab, dipertanggungjawabkan secara ekumenis, disesuaikan dengan liturgi Gereja maupun dengan citra manusia sekarang.

       Surat Apostolik Paulus VI Marialis Cultus 2 Pebruari 1974


D. DEVOSI LITURGIS KEPADA MARIA

       Ketegangan : Mariolatri/Marisentrisme vs Kristomonisme

       Menempatkan penghormatan kepada Maria dalam posisi yang tepat, biblis-teologis bukan sekedar pembualan perasaan belaka

       Penempatan ini mengandaikan umat mengetahui dengan benar prinsip-prinsip apa yang terkandung dalam beberapa istilah teknis : Liturgi, Adhorasi, Devosi, Dulia, Hyper Dulia, Latria

       Prinsip : Lex orandi – lex credendi dan sebaliknya Lex Credendi – Lex Orandi

  1. Penghormatan kepada Maria (LG 66-67)

       Penghormatan (kultus) : upacara pemberian hormat kepada orang atau benda-benda kudus, bukan karena jasa orang atau benda itu sendiri melainkan karena Allah berkarya dalam diri orang atau melalui benda tersebut.  Kristus adalah satu-satunya sumber mutlak kesucian.

       Kultus terhadap Maria berarti pengakuan, penghargaan dan pujian akan peran Maria dalam sejarah Keselamatan

       Penghormatan kepada Maria berbeda secara hakiki dengan ibadat pemujaan (adorasi penyembahan / Latria) yang dipersembahkan kepada Allah – tidak bertentangan melainkan justru membuat Putranya semakin dikenal, dicintai dan dimuliakan serta ditaati.

       Penghormatan kepada Maria bersifat istimewa (hyperdulia) – sedangkan penghormatan kepada para kudus berada di bawah Maria (dulia) mengingat keistimewaan peran Maria dalam sejarah keselamatan. Dulia = doulos = hamba, secara teologis = kebaktian kepada seseorang yang dikuduskan

       Devosi (devotio) merupakan suatu kesalehan otentik yang keluar dari hati dan mengalir kepada perbuatan lahir. Devosi merupakan suatu ungkapan kasih dan kepercayaan yang melibatkan bukan hanya otak dan emosi/afeksi melainkan dengan seluruh pribadi.


 i. Dasar-dasar Penghormatan kepada Maria (WHY?)

       Maria aktif terlibat dalam Misteri Kristus secara tak tertandingi. Siapa manusia yang paling dekat dengan Yesus? Maria!

       Kesucian dan Keluhuran Maria sebagai pertama-tama anugerah Allah  (bukan jasa Maria sendiri) yang ditanggapi dengan sempurna melalui penghampaan dirinya yang total (Kenosis Maria)

       Kemuliaan yang diterima Maria setelah tugasnya di dunia selesai terus berlanjut dengan dimuliakannya Maria di surga mengatasi semua manusia dan malaikat.

ii. Tolok Ukur Otentisitas Devosi kepada Maria

       KV II menekankan satu tolok ukur penerimaan bagi semua ungkapan devosi, baik masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang, dari budaya yang berbeda-beda pula : peranan iman : “Sejauh bentuk-bentuk devosi itu berada dalam batas-batas ajaran yang sehat dan ortodox”

       Tujuan Devosi : Per Mariam Ad Jesum (St. Louis Maria Grignon de Monfort). Devosi yang otentik akan membawa umat lebih dekat, lebih mengenal, lebih memuliakan, lebih mencintai dan mentaati : Yesus

iii. Rambu-rambu Devosi kepada Maria

       Devosi dipupuk dengan jiwa besar, bukan terdiri dari perasaan yang mandul dan septinas – bukan pula sikap mudah percaya tanpa isi.

        Gereja terikat untuk menghormati Maria dalam liturgi dan ini hendaknya dipupuk sejalan dengan devosi tradisional kepada Maria. Tradisional = praktek ini telah diperkenalkan / diterima oleh komunitas sepanjang peredaran masa.

       Dua sikap ekstrem yang harus dihindari : 1. melebih-lebihkan, 2. Berpikiran sempit.

       Bukan memandang Kristus dari perspektif Maria (Marianisme!) melainkan yang benar adalah Maria hanya dapat dimengerti dalam perspektif Kristus ! Jika kita gagal menemukan Kristus secara langsung dan nyata dalam devosi kepada Maria = kita salah mengerti kebesaran sejati Maria.

       Per Mariam Ad Jesum : Pertama-tama BUKAN Maria yang memberikan Kristus kepada kita melainkan Kristuslah yang memberikan Maria kepada kita : “inilah ibumu” (Yoh 19:27) dan bersama Maria kita menjawab kehendak Allah bagi kita!

iv. Tanda / Ciri Devosi Negatif :

       Emosionalisme

       Sikap Mudah Percaya Tanpa Sumber / Dasar yang benar

v. Ciri Devosi Positif :

       Dasar Teologis & Pengetahuan tentang Maria

       Cinta seorang anak kepada Maria yang membawa kepada Kristus

       Peneladanan Maria


 2.BENTUK DEVOSI LITURGIS KEPADA MARIA

i. Arti Liturgi

Arti Pertama : karya penebusan (objektif) Kristus yang diteruskan dan diterapkan oleh gereja dalam sakramen-sakramen. Liturgi sebagai hidup Gereja sendiri

Arti lain : data konkret dari tradisi Gereja yang membentuk norma atau petunjuk dasar untuk praktek sekarang (mis. Buku-buku resmi liturgi). Liturgi sebagai aneka bentuk tetap dan teratur perwujudan karya penebusan Kristus.

TENTANG LITURGI : SILAKAN LIHAT TULISAN DALAM BLOG INI TENTANG LITURGI.......

ii.  Dasar  dan Alasan Devosi Liturgis kepada Maria

       Devosi Liturgis kepada Maria : perayaan resmi ibadat Gerejani kepada Maria

       Devosi dan ajaran tentang Maria telah ada sejak awal jemaat perdana, sedangkan ibadat kepada Maria dalam doa-doa dan ibadat liturgis baru ada di abad V (setelah Konsili Efesus – di Gereja Timur Byzantium / Konstantinopel bahkan sebelumnya)

       Dasar Biblis ibadat kepada Maria adalah setiap ungkapan Biblis akan campur tangan Maria dalam karya Penebusan Kristus : Peristiwa Kabar Gembira, Keperawanan dan kesucian Maria, peran kebundaan Maria, peran kepengantaraan Maria di Kana dan di bawah salib Tuhan.

       Devosi Liturgis kepada Maria memberikan devosi yang benar kepada Maria.

      Ada dua ekstrem : maksimalis (ditambah sebanyak mungkin devosi) maupun minimalis (menghapus devosi) kepada Maria.

       Devosi Liturgis kepada Maria bersifat dan berlandaskan ajaran teologis yang benar.

       Penghormatan kepada Maria tidaklah penghormatan sembarangan karena tempat Maria yang istimewa dalam sejarah keselamatan dan dalam Gereja. Pengkhususan ini tampak dari adanya dogma-dogma tentang Maria (orang Kudus lain tidak ada).

       Bentuk devosi liturgis kepada Maria mempunyai tingkatan  : Peringatan – Pesta – Hari Raya


iii.  Hari Raya, Pesta dan Peringatan Maria

       Cara utama menghormati Maria adalah dengan merayakan pesta-pestanya. Pada awalnya pesta Maria dihormati  dalam liturgi sama dengan para kudus lainnya dan bernada peringatan.

       Jumlah semakin banyak di abad V-VI, yaitu perayaan peristiwa-peristiwa pokok hidup Maria : dikandung, kelahiran, kebundaan dan “kematiannya”

       Abad VIII-IX semakin membengkak : Sengsara Maria di bawah salib, Maria Ratu, Maria pengantara  rahmat, pesta nama Maria, pesta nama Gereja (Maria). Juga devosi yang tidak sehat : pesta cincin perkawinan, pesta rambut dan air susu Maria, dsb

       Setelah KV II ditertibkan :  Hari Raya – Pesta – Peringatan (Waib dan Fakultatif)

       Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik Indonesia terdapat 12 Devosi Liturgis kepada Maria: 

      4 Hari Raya : HR SPM Bunda Allah (1 Januari), HR Kabar Sukacita (25 Maret), HR SPM Diangkat ke Surga (15 Agustus), HR SPM Dikandung Tanpa Noda (8 Desember)

      2 Pesta : Pesta SPM Mengunjungi Elisabeth (31 Mei), Pesta Kelahiran St. Perawan Maria (8 September)

      Peringatan : P SPM di Lourdes (11 Pebruari), P. Hati Tersuci St. Perawan Maria (Sabtu ketiga setelah pentakosta), P SPM di Gunung Karmel (16 Juli), P. SPM Ratu (22 Agustus), P. Rosario St. Perawan Maria (7 Oktober), P. SPM dipersembahkan kepada Allah (21 Nopember)


a. HARI RAYA

       1 Januari : HR. SPM BUNDA ALLAH

      Perayaan utama bagi Maria

      Ditempatkan seminggu setelah Natal sesuai praktek kuno dan karena kesamaan temanya

      Bukan hanya keibuan badaniah namun juga keibuan rohaniah bagi kita anak-anak angkatnya.

       15 Agustus : HR SPM DIANGKAT KE SURGA

      Perayaan kebahagiaan Maria di surga sekaligus tanda pengharapan kita : tujuan kita seperti Maria dan harapan akan kepengantaraan Maria

       8 Desember : HR SPM DIKANDUNG TANPA NODA

      Perayaan awal hidup Maria : titik perwujudan rencana keselamatan dalam diri Yesus, bukan hanya secara biologis yaitu awal hidup Maria, melainkan juga secara spiritual mistik : penebusan pencegahan berkat pahala Yesus.

      Bagi kita, fajar keselamatan dalam diri Maria juga sebagai fajar keselamatan bagi kita manusia

       25 Maret : MARIA MENERIMA KABAR SUKACITA

      Tekanan juga pada Yesus : awal inkarnasi

       HR Yesus sekaligus Maria : Natal (25 Des) dan HR Penampakan Tuhan (6 Januari)

       Maria juga hadir dalam liturgi paruh kedua adven (17-24 Desember) : persiapan dan penyerahan diri Maria menantikan kelahiran Yesus.


b. PESTA

       31 Mei : Pesta SPM Mengunjungi Elisabeth

      Sekaligus merupakan penutupan bulan Maria

       8 September : Pesta Kelahiran SPM

       Pesta Yesus sekaligus Maria (Nada Marian dalam pesta ini sangat terasa) : 2 Pebruari : Pesta Yesus dipersembahkan ke Kenisah dan Pentahiran Maria.

c. PERINGATAN WAJIB

       22 Agustus PW SPM Ratu

      Dirayakan seminggu setelah pesta Maria diangkat ke Surga. Kegembiraan karena Maria menjadi Ratu Surga dan pendoa yang setia bagi kita

       15 September PW SPM Berdukacita

      Kelanjutan dari peringatan Salib Suci Yesus (14 September) yaitu duka Maria di bawah salib Puteranya. Maria sebagai teladan kita memanggul salib sehari-hari

       7 Oktober PW Rosario SPM

       21 Nopember PW SPM dipersembahkan ke Kenisah

      Berdasar legenda Injil Apokrif Yakobus : peringatan akan masa muda Maria


d. PERINGATAN FAKULTATIF

       11 Pebruari PF Penampakan SPM di Lourdes

       16 Juli : PF SPM dari Gunung Karmel

      Pesta nama ordo Karmel – khusus bagi keuskupan malang : HR Pelindung Keuskupan

       5 Agustus : PF Pemberkatan Basilika Maria Mayore di Roma

      Th 440 diresmikan Basilika pertama yang dibaktikan kepada Maria dengan nama St. Maria Maggiore (Agung)

       Sabtu setelah Minggu II setelah Pentakosta (Sabtu setelah HR Hati Yesus Yang Mahakudus) : PF Hati Maria yang tak bercela

       Peringatan lain yang patut disebut dalam kaitan dengan Maria adalah :

       Pesta Keluarga Kudus – hari Minggu II setelah Natal : Merenungkan hidup Yesus yang tersembunyi dalam suka duka keluarga di Nazareth sebagai teladan keluarga Kristiani

      Peringatan St Yusuf (19 Maret atau 1 Mei : pelindung kaum buruh / Pekerja)

      Peringatan St Yoakim dan Anna orang tua SPM (26 Juli)

Catatan : Protestan tidak rayakan Maria, namun aliran tertentu khususnya Anglikan dan Lutheran tetap merayakan beberapa pesta Maria yang secara nyata jelas dalam KS

e. PERINGATAN LOKAL :

       Sehubungan dengan Gelar

      Maria Penasehat yang baik (26 April)

      Maria Pengantara segala Rahmat (8 Mei)

      Maria Ratu para rasul dan Bunda Hati Kudus (30 Mei)

      Maria Tahta Kebijaksanaan (8 Juni)

      Maria Ratu Damai (9 Juli)

      Maria Pengungsian orang berdosa (13 Agustus)

       Sehubungan dengan Penampakan Maria

      Mari dari Fatima (13 Mei)

      Maria Medali Wasiat (27 Nopember)

      Maria dari Loreto (10 Desember)

      Maria dari Guadalupe (12 desember)


E. MARIA DALAM PENGHAYATAN IMAN

       Sangat Penting dan vital : banyaknya “hari Maria”, organisasi Maria, doa-doa Maria (Utamanya Salam Maria, Rosario, Angelus, Ratu Surga), Gereja / Pribadi memakai nama pelindung Maria

       Terutama dalam  satu tahun terdapat dua bulan penuh yang dirayakan sebagai “Bulan untuk Maria”, yaitu Mei (Bulan Maria – sehubungan dengan Pesta Maria Mengunjungi Elisabeth saudaranya  31 Mei) dan Oktober (Bulan Rosario – Peringatan Rosario St. Perawan Maria 7 Oktober )

       Diandaikan bahwa dengan banyaknya hari Maria ini, umat Katolik sangat paham peran dan arti Maria termasuk pengetahuan tentang ajaran Gereja berkait Maria.


  1. Hari-hari Maria

       Pesta : pesta untuk menghormati Maria dalam kalender liturgi Gereja Universal berjumlah sekitar 20 – disamping sekitar 600 pesta lain yang dilakukan secara khusus oleh ordo, kongregasi, organisasi, negara atau tempat ziarah

       Hari Sabtu dipersembahkan kepada Maria – sejak abad V Paus Innocentius I namun memasyarakat abad X.

       Devosi Sabtu Pertama dipersembahkan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda (disejajarkan dengan devosi Jumat Pertama = Hati Yesus Maha Kudus). Tujuan keduanya : sebagai silih atas dosa dan penghinaan terhadap kedua hati tersebut. Kegiatan : Misa (Komuni), rosario (dan renungan 15 menit). Dimulai oleh St. Yohanes Eudes abad XVII

       Bulan Maria Mei (Latin): ada sejak kuno, namun dinyatakan secara gamblang baru th 1284 oleh Alexander X – memasyarakat abad XIV – dan jadi parktek Gereja universal abad XVIII saat diperkenalkan Paus Pius XI (Mediator Dei).

       Bulan Rosario : diperkenalkan Paus Leo XIII (1883). Rosario sendiri telah dikenal luas terutama oleh ordo Dominikan. Dan semakin memasyarakat setelah kemenangan tentara Kristen atas Turki di Lepanto (1572) yang diyakini berkat pertolongan Maria Bunda Rosario. Pesta ini dikenal universal (7 Oktober) dibawah Paus Gregorius XIII (1573)

2. DOA-DOA KEPADA MARIA

       Devosi dan doa kepada Maria telah dikenal sejak awal kekristenan. Wajah Bunda Maria banyak terlukis di katakombe-katakombe dan banyak Gereja didedikasikan kepadanya.

       Doa kepada Maria biasanya dipusatkan kepada keibuan ilahi Maria, keperawanannya, kepengantaraannya dan kemuliaannya di surga:

  1. Salam Maria : (lihat artikel khusus Salam Maria)

                              Sumber Salam Gabriel dan Elisabeth kepada  Maria. Bagian I lazim dipakai sejak abad VI-VII

                              Dikenal dalam bentuk lengkap tahun 1498 dan ditetapkan oleh Paus Pius V th 1568

ii. Malaikat Tuhan (Angelus) :

      Berasal dari abad XI – namun doa penutupnya baru ditambahkan th 1600.

      Merupakan peringatan Peristiwa Inkarnasi (Luk 1 & Yoh 1)

      Awalnya didoakan sore hari ; sejak abad XVII ditambahkan pagi dan siang hari.

      Th 1742 Paus Benedictus XIV:  selama masa Paska Angelus diganti dengan doa Ratu Surga

iii. Litani kepada Maria :

      Litani = litaneia = doa kepada = serangkaian doa yang dibawakan seorang pemimpin dan ditanggapi oleh semua peserta dengan seruan yang sama.

      49 seruan kepada Maria yang bersumber pada 3 keistimewaan Maria: kesuciannya (Maria sebagai Puteri Allah Bapa), Kebundaannya (Maria sebagai Bunda Allah Putera) dan sebagai perawan tersuci (Maria sebagai mempelai RK)

      Seruan ini diambil dari KS dan uraian Bapa gereja. Awalnya berbeda-beda dan lebih dari 75 seruan. Oleh Clemens VIII (1601) diseragamkan dan terdapat tambahan-tambahan di tahun-tahun berikutnya:

      Gelar Ratu Terkandung Tanpa Noda Dosa Asal (Gregorius XVI 1839), Leo XIII: Ratu Rosari yang amat suci (1883) dan Maria Bunda Penasehat yang baik (1903), Ratu Pencinta Damai (Benedictus XIV 1915 – di tengah PD I), Maria Ratu yang Diangkat ke Surga (Pius XII 1950 – saat dogma Maria diangkat ke Surga)

      Litani yang kita kenal dari Loreto yang tidak jelas siapa pengarangnya.

      Beberapa arti = Maria bejana kebaktian utama = Maria sepenuhnya menyerahkan diri pada Allah dan kehendakNya, Maria benteng Daud & benteng gading = merujuk pada Kid 4:4; 7:4 sebagai lukisan kehangatan cinta Maria yang bersama Kristus melahirkan kita dalam tata keselamatan, Maria pintu surga = Maria adalah jalan bagi Allah keluar dari surga untuk mendekati manusia sekaligus jalan bagi manusia untuk masuk surga lewat Yesus puteranya, Maria bintang timur = berkat iman Maria fajar penyelamatan terbit bagi kita, Maria bunga mawar yang ajaib = merujuk pada Yes 1;1 Maria yang melahirkan Yesus bagai tunggul mati pohon mawar yang secara ajaib bertunas, berbunga dan berbuah. Maria perlindungan orang berdosa = Maria menjadi perlindungan bagi orang berdosa dari murka Allah.

iv. Doa-doa Lain

       Salve Regina Misericordiae, Memorare, Sub Tumm Praesidium,

       Kidung : Ratu Surga, Salam Bintang Laut, dll

3. DEVOSI KEPADA MARIA

       Bersumber dari keibuan ilahi dan fiat Maria

       Aneka devosi : Doa Rosario, Skapulir, Penghambaan Suci, Kesalehan seorang anak, Penghormatan kepada hati yang tak tercela, Praktek silih untuk Maria

  1. Rosario

                              Kombinasi doa lisan dan meditasi. Merupakan doa yang paling biasa dan sering dipakai.

                              Devosi ini sangat dianjurkan oleh Magisterium Gereja. Semua Paus sejak abad XV mengeluarkan semacam anjuran resmi untuk berdoa rosario.

                              Dua penampakan (Lourdes dan Fatima) memberikan anjuran yang sama. Doa ini menjadi devosi beberapa santo terkemuka dalam Gereja.

ii. Skapulir

      Ada banyak corak : hitam dari tujuh duka cita Maria, biru dari Maria yang dikandung tanpa noda, putih dari Hati Maria yang tak tercela, coklat (paling terkenal) dari Bunda Maria dari Gunung Karmel yang berasal dari penampakan Maria kepada St. Simon Stock (1247-1265).

      Devosi : pemakaian skapulir dan janji menyebarkan  devosi Maria serta mempromosikan keibuan rohani Maria serta kepengantaraan rahmat Allah.

      Janji Maria : barang siapa mengenakan skapulir ini dan berusaha dengan sungguh untuk hidup secara Kristen, akan memperoleh kehidupan abadi dan menolong jiwa-jiwa di api pencucian.

iii. Penghambaan Suci

      Dasar Luk 1:38: Maria = hamba Tuhan; kita = hamba Maria. Dan ajaran Bapa gereja tentang konsekrasi (pengudusan dan persembahan diri) total kepada Maria, yang meliputi : tubuh dan seluruh indera, jiwa dan seluruh kekuatannya, semua kebaikan lahir, semua kebaikan rohani, pahal, keutamaan, dan semua perbuatan yang baik.

      Tokoh : Louis Marie Grignon de Monfort (1673-1716) dalam karyanya : On the True Devotion to Mary.

iv. Devosi kepada Hati Maria yang tak tercela

      Berakar pada keibuan ilahi dan peran Maria dalam penebusan. Semua kebaikan dan keagungan Maria disublimasikan dalam hati Maria yang tak tercela. Hati menyimbolkan seluruh pribadi dan cinta, yaitu cinta maria kepada Yesus dan cinta Maria kepada umat manusia yang ditebus Yesus. Hati Maria ini disebut dalam Luk 2:18-19;51.

      Tokohnya : St. Yohanes Eudes. Th 1942 Paus Pius XII mengkonsekrasikan seluruh dunia kepada Hati Maria tak bercela, dan th 1944 ia memperluas pesta Hati Maria yang tak bercela sebagai pesta seluruh gereja universal.

      Tujuan devosi : menyatukan manusia dengan Tuhan melalui Maria dengan silih dan tobat bagi diri sendiri dan orang lain.


F. BEBERAPA SOAL JAWAB :

1. Berdoa kepada Maria tidak Alkitabiah ! Orang Israel tidak berdoa kepada Elia atau nabi besar lain!

       Memang tidak ada ayat yang eksplisit bahwa orang Israel berdoa kepada para nabi. Mereka hanya meminta pengantaraan nabi tersebut saat masih hidup – bukan setelah mati. Mengapa?

       Perkembangan Iman Israel : iman akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan baru menjadi jelas menjelang zaman Yesus. Demikian juga kontak dengan mereka yang telah meninggal. Sir 48:8-10 orang Yahudi menyapa Elia yang telah meninggal (naik ke surga)

       Yesus diolok-olok memanggil Elia (“eloi..eloi… Mrk 15:34-35). Mencerminkan keyakinan Yahudi waktu itu : Elia bisa menolong manusia yang masih hidup! Ada banyak kisah-kisah tentang Elia yang bisa menolong orang, sehingga banyak orang Yahudi yang berteriak-teriak memanggil Elia sebelum di bunuh di kamar gas oleh Hitler

2. Novena, Rosario, Litani : “lagi pula dalam doamu itu janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah” (Mat 6:7) – (MIK 4) – Langusng ke sumber!

i. Problem Penerjemahan : Bertele-tele?

       Kata asli : battalogeo (yun) = mengucapkan banyak kata secara cepat, tanpa pikir, beruntun dan tidak jelas (= berceloteh, ‘dremimil’ = oleh LAI diterjemahkan bertele-tele)

       Beberapa orang menafsirkan “bertele-tele” sebagai “mengulang-ulang doa yang sama” (bdk dengan arti aslinya!).

       Terjemahan Inggris ada banyak versi : King James “vain repetitions” (pengulangan yang sia-sia); Living Bible “don’t recite same prayer over and over.. “(jangan mengucapkan doa yang sama berulang kali); today’s English version  “do not use a lot of meaningless words”; Revised standard version “do not had up empty phrases” (jangan menumpuk kalimat-kalimat kosong); New Intrenational Version “do not keep on babbling ..” berceloteh (=Phillips modern English, Jerusalem Bible dan new English Bible)

       Terjemahan bahasa lain : Die Bibel (german) = plappern = to babble, to rattle off = berceloteh

       Jadi yang dimaksud (bertele-tele) bukan mengulang-ulang doa yang sama melainkan semacam berceloteh dan memberondong Allah dengan kata-kata yang tidak jelas dan tidak karuan. Inilah yang dimaksud Yesus dengan cara orang kafir berdoa.

ii. Menafsir tanpa memperhatikan konteks

       Memotong kata-kata Yesus (konteks dekat) Yesus sendiri menerangkan arti battalogeo seperti orang kafir dengan ayat (langsung setelahnya) : “mereka menyangka bahwa karena BANYAKNYA KATA-KATA doanya dikabulkan”. (ay..) jadi jelas apa yang dimaksud oleh Yesus dengan battalogeo. (siapa ya yang seperti itu?)

       Bagi orang kafir, dewa-dewa bisa diperintah dengan diberondong kata-kata dan matera-mantera. Apalagi jika nama dewa tersebut diketahui, berarti pula bisa “menguasai” dewa tersebut. Dalam konteks ini juga Allah Israel tidak mau menyebutkan namaNya kepada Yakub (Kej 32:28.30), juga kepada Musa.

       Jadi yang dimaksudkan bukan doa yang tertata dan didoakan secara berulang-ulang (liturgis) seperti rosario, novena, litani.

       Dalam KS banyak contoh doa yang serupa dengan litani : refrein mazmur (bdk Mzm 136 “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya ; Mzm 8:2.10 refrein awal dan akhir :”Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi” (kebiasaan Yahudi yang tentu diikuti Yesus); Why 4:8 penghuni surga tak henti (mengulang-ulang) seruan : kudus-kudus….. Bdk Why 4:9.11 “setiap kali” = ulang ; Pengemis buta di yerikho : Yesus anak daud kasihanilah aku (mrk 10:47-48) – terus menerus : kata kerja imperfect dan ditegur tapi terus bicara. Dan DIDENGAR YESUS

       Bahkan Yesus sendiri dikisahkan juga mengulang beberapa doa : Mat 26:44

3. Devosi Maria – Orang Kudus : Melecehkan Allah ?

       Orang Katolik tampaknya mengaburkan ajaran Alkitab. Devosi-devosi kepada Maria (dan Para Kudus lain) jelas merupakan suatu penyembahan berhala. Petrus sendiri saat memasuki rumah Kornelius tersungkur dan menyembahnya, tetapi petrus berkata:”Bangunlah, saya hanya manusia saja” (Kis 10:26). Yohanes juga sama saat berjumpa dengan malaikat (Why 19:20)

       Menghormati Maria = melecehkan karya sempurna Kristus dan merampas kemuliaanNya?

      Menghormati maria bukanlah mencuri kemuliaan Sang Putera seperti bulan tidak mencuri sinar matahari

      Seperti seorang seniman ingin melukis sebuah karya unggulan di antara banyak karyanya, demikian Yesus ingin membuat ibuNya menjadi karya unggulanNya. Tak seorang seniman pun merasa dirugikan jika kita memuji karyanya yang paling besar. Justru ia akan tersinggung jika kita melecehkannya.

      Yesus memenuhi hukum Allah secara sempurna : hormatilah ayah dan ibu.

      Menghormati, Ibr. Kabed harafiah = memuliakan.

      Secara manusia, Yesus adalah darah dan daging Maria sendiri. Yesus mematuhi hukum ini secara sempurna lebih dari anak mana pun, yakni dengan memberikan kemuliaan Ilahi kepada ibuNya.

      Penghormatan kita kepada Maria adalah bagian esensial dari cara kita mengikuti Yesus: turut menghormati siapa saja yang Dia hormati!

4. Patung Maria (berhala ?)

       Jelas tertulis dalam 10 perintah Allah: Kel 20:3-5

       Gereja pun pernah mengalami luka karena bidaah ikonoklasme – yang ditentang oleh Konsili Nikea II (787)

       Namun dalam kel 25:8-9 ; 25:40 dan 26:30 Allah  sendiri yang menyuruh Musa untuk membuat patung-patung malaikat dan menempatkannya ditempat paling kudus.

       Jadi dalam PL pun kita lihat patung kudus tidak mutlak dilarang. Patung-patung tersebut justru mengingatkan kita akan realita adikodrati yang ada disekitar kita. Mengingatkan kita akan sesuatu yang digambarkannya (mis. Foto).

       Di mana saja dan kapan saja berhala dilarang (bdk Ibr 5:8), namun baik Yudaisme maupun Kekristenan memberikan kesaksian yang sama bahwa penggunaan patung-patung kudus untuk menghormati Allah adalah sah

5.Mengapa bulan Maria di bulan Mei dan Oktober?

       Secara tegas, bulan Maria = Mei; Oktober = bulan rosario namun karena berdoa rosario adalah berdoa menghormati Maria maka Oktober juga dianggap sebagai bulan Maria.

       Bulan Mei = musim semi, saat daun dan bunga mekar kembali. Di musim ini orang Romawi merayakan pesta menghormati dewi Flora dan orang German menghormati dewi bumi. Nah kedua tradisi kafir tersebut di”babtis” untuk menghormati Maria.

       Untuk Oktober bulan rosario  = perang Turki di Lepanto pada 7 Oktober 1571

6. Apakah novena harus dilakukan sembilan kali berturut dengan waktu yang sama? Novena = berdoa mendikte Allah?

       Novena – ks (novem – kb = sembilan) = masing-masing sembilan / tiap-tiap kali sembilan . Jadi dalam arti sebenarnya,  untuk disebut doa novena berarti didoakan sembilan kali (hari) berturut-turut. Mengenai  jam : tidak ada ketentuan. Doa novena adalah satu devosi, bukan liturgi resmi, tidak ada peraturan resmi dan terinci dari Gereja.

       Doa novena dilakukan seturut teladan para rasul yang tekun berdoa menantikan RK (Kis 1:12-2:1). Ketekunan orang yang berdoa selama sembilan hari berturut-turut menunjukkan keseriusan doanya.

       Untuk “memperkuat” doa novena, orang bisa mengiringinya dengan puasa atau pertobatan atau janji yang akan dilakukan sesuatu yang baik jika doanya terkabul.

       Memang kita tidak  boleh mendikte Allah karena IA tahu apa yang kita butuhkan :”Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepadaNya” (Mat 6:8). Namun di sisi lain, untuk mengungkapkan rasa ketergantungan kita pada Tuhan, kita boleh meminta sesuatu pada Tuhan, sebagaimana perintah Yesus sendiri :”Mintalah maka kamu akan diberi” (Mat 7:7).

7. Apakah rosario harus didoakan lengkap semua peristiwa? Apakah ada waktu khusus untuk peristiwa-peristiwa yang direnungkan waktu berdoa rosario?

       Rosario, idealnya ke-20 peristiwa (Gembira, Terang, Sedih, Mulia) didoakan lengkap seperti dahulu juga didoakan (15 peristiwa = 150 mazmur). Namun jika keadaan tidak memungkinkan tidak ada dosa jika tidak lengkap.

       Tidak ada ketentuan aturan yang mengatur kapan peristiwa-peristiwa harus didoakan. Yang pasti harus disesuaikan dengan kalender liturgi saat itu, intensi saat mendoakan, dan juga perlu diingat pula hari-hari liturgis : Minggu = hari kebangkitan, Jumat = hari meninggalnya Yesus.

Tidak ada komentar: