Jumat, 09 September 2011

MARIOLOGI 2 : TIPOLOGI MARIA

TIPOLOGI MARIA

 I. PENGANTAR

Bagaimana Tradisi Katolik bisa berbicara begitu banyak tentang Maria? PERJANJIAN BARU begitu sedikit berbicara tentang dia? Dari segi jumlah, cerita Alkitab (Perjanjian Baru) secara khusus berkisah tentang Maria memang sangat sedikit. (152 ayat : Paulus 1 ayat, Lukas 89 ayat, Kis 1 ayat dan sisanya Matius, Markus, Yohanes). Dari segi mutu ibarat permata. Kecil  tetapi luar biasa indahnya.

     Luk 1:26-38 : Maria diberi kabar oleh Malaikat Gabriel

     Luk 1:39-45 : Maria mengunjungi Elisabeth

     Luk 1:46-55 : Magnificat Maria

     Luk 2:1-5 : Maria dan Yoseph ke Bethlehem

     Luk 2 :6-20 ; Mat 1:18-25 : Kelahiran Yesus

     Luk 2:21-40 : Yesus dipersembahkan ke Bait Allah

     Yoh 2:1-11 : Perkawinan di Kana

     Yoh 19:25-27 (bdk. Mat 27:55-56; mrk 15:40-41) : Maria berdiri di kaki salib

     Kis 1:14 : Maria di tengah para murid (bdk Kis 2 : Pentakosta)

Perlu disadari bahwa peran Maria telah dinubuatkan (dan dijejakkan) sejak lembar-lembar pertama Perjanjian Lama – hingga – lembar-lembar terakhir Perjanjian Baru. Ia hadir dalam janji Allah terhadap hawa, ibu dari semua yang hidup dan dengan “fiat”nya ia dilukiskan dalam kitab Wahyu sebagai tabut perjanjian, bejana pilihan yang mengandung Allah sendiri. Maria menjadi “kawan sekerja Allah” (1 Kor 3:9) untuk menebus anak-anak hawa, dengan membalikkan dosa hawa. Peran Maria : Terbentang sepanjang sejarah keselamatan. Maria merupakan bagian integral dari Wahyu Ilahi dan Maria terkait erat dengan Yesus dalam rencana ilahi, yaitu sebagai Bunda Allah Penyelamat. Dengan demikian : Misteri dan Karya Kristus tidak dapat dimengerti tanpa Maria karena inkarnasi Sabda terjadi melalui Maria !

Meski demikian : harus selalu diingat bahwa pada tempat pertama, gagasan-gagasan PERJANJIAN LAMA maupun PERJANJIAN BARU adalah hendak menjelaskan Yesus sebagai penyelamat, bukan Maria. Karena itu Mariologis harus ditafsirkan dalam konteks Kristologis dan Soteriologis! Ajaran tentang Maria tidak merampas kemuliaanNya melainkan memantulkannya (Maria cermin kekudusan). Sebagaimana Maria telah memberikan darah dan daging kepada Allah Putera, demikian ia memberikan darah dan daging kepada Gereja sepanjang segala masa.

 II. TENTANG TIPOLOGI

Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa peran Maria telah dinubuatkan (dan dijejakkan) sejak lembar-lembar pertama Perjanjian Lama – hingga – lembar-lembar terakhir Perjanjian Baru? Ada anggapan bahwa karena Maria tidak banyak dikisahkan dalam PERJANJIAN BARU maka tidak banyak pula yang bisa dikatakan tentang Maria. Tetapi jika kita membaca KS sebagaimana jemaat perdana membacanya, maka kita akan terkesima bahwa gambaran (typos) tentang Maria begitu kaya – bahkan sejak dalam PERJANJIAN LAMA. Bahkan dikatakan hampir selalu dimana Yesus dinubuatkan di situ gambaran Maria juga disampaikan (Pius X).

 A. APA ITU TIPOLOGI ?

Tipologi adalah suatu cara / metode membaca Kitab Suci secara menyeluruh, bukan sepenggal-sepenggal. Melihat keseluruhan Alkitab dalam satu kesatuan rencana Keselamatan Allah. Secara harafiah Tipologi dari kata typify (tipe) = menggambarkan. Tipologi = gambaran orang, tempat, benda, atau kejadian dalam Perjanjian Lama yang pada masa silam telah melukiskan sesuatu yang lebih besar dalam Perjanjian Baru. (bdk KGK 128-130)
Gambaran itu sendiri bukanlah simbol fiktif melainkan sungguh terjadi (historis). Dan bisa berupa benda, meski impersonal, yang menonjol dalam PERJANJIAN LAMA karena memiliki peran sentral dan tak terlupakan dalam sejarah Israel.

Ada Tipologi  ekplisit dan tipologi implisit : Contoh :
     Peran St. Yosef  dalam hidup duniawi Yesus secara jelas mengikuti peran Bapa Yusuf dalam hidup bangsa Israel Nama sama, Keduanya dilukiskan sebagai orang benar & tulus, Keduanya menerima pewahyuan lewat mimpi, Keduanya “dibuang” ke Mesir, Keduanya tampil ke panggung sejarah untuk menyiapkan jalan bagi peristiwa yang lebih besar : Yusuf = keluaran yang dipimpin Musa sang pembebas (Paska PERJANJIAN LAMA) ; Yosef : penebusan oleh Yesus, Sang Penebus.
     Yesus dalam PERJANJIAN LAMA digambarkan dalam sejumlah kejadian : Ishak yang diikat Abraham, ayahnya, di gunung Moria (di tempat ini sekarang ada kenisah Yahudi, dan masih di deretan gunung yang sama Yesus disalibkan), Salomo, putera raja Daud (har. Syalom = damai). Ia adalah pembangun Bait Allah, Yesus menggambarkan putera Daud yang sejati, raja israel sejati, pembawa damai sejati dan pembangun bait Allah yang baru dan abadi.

Tipologi tidak hanya terkait dengan Yesus, melainkan banyak hal : surga (Kenisah Yerusalem), Gereja (Israel baru), para Rasul (12 suku Israel), Ekaristi (Roti Manna), Maria, dll

Yesus juga membaca KS secara Tipologis. Misal, dalam Matius 12 Yesus membandingkan diriNya (Lebih besar) dengan Kenisah (ay 6), Yunus (ay 41), Salomo (ay 42). Yoh 6:31-35 Yesus membandingkan diriNya (lebih besar : roti hidup) dengan Manna; Yoh 3:14 ular tembaga tanda yang menggambarkan diriNya; Luk 24:27 : “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi”
Jemaat perdana meneladan cara Yesus membaca KS. 
     Paulus : Yesus Adam Baru (Rm 5:14 ) terkenal sebagai nubuat figuratif / profetis. 1 Kor 10 kejadian-kejadian disekitar laut merah dan pemberian manna serta air dari wadas (keluaran) sebagai gambaran tanggungjawab orang Kristen setelah pembabtisan dan Ekaristi.
     Petrus : air bah Nuh – pembabtisan Kristiani (1Ptr 3:20-22)
     Filipus & Sida-sida : Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya (Kis 8:35)

Dengan cara ini Yesus menyingkap makna baru dalam Perjanjian Lama dan dengan cara yang sama Gereja meneladan Yesus untuk membaca realita imannya
Mengapa Perjanjian Lama bisa dibaca secara tipologi? Karena seluruh sejarah adalah persiapan dunia menyambut kehadiran Sang Sabda dalam dunia. Membaca Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru. St. Agustinus : Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama terungkap dalam Perjanjian Baru

Pemahaman iman seperti itu – bahwa rencana keselamatan Allah memiliki kesatuan yang membuat kita mampu melihat nubuat-nubuat profetis tentang realitas iman kristiani masa sekarang dalam tokoh dan atau kejadian PERJANJIAN LAMA – telah membuat Gereja mampu melihat Maria dalam gambaran atau sosok yang ditampilkan dalam PERJANJIAN LAMA (KGK 128-129)
Ratzinger : dogma-dogma Maria yang semula tampaknya tidak termuat dalam ayat-ayat PERJANJIAN BARU menjadi tampak jelas dengan cara pemahaman yang menerima kesatuan (PERJANJIAN LAMA-PERJANJIAN BARU) yaitu dengan cara tipologis. Kalau kesatuan ini diabaikan maka Mariologi juga lenyap.

Maria digambarkan dalam tokoh-tokoh wanita PERJANJIAN LAMA yang menampilkan kemiripan nyata namun terbatas dengan Bunda Mesias yang akan datang. Gambaran atau simbol-simbol yang ada yang digunakan untuk mengungkap misteri ilahi, mengantar kita ke pemahaman yang tepat, tetapi  selalu kurang memadai karena misteri-misteri itu sendiri selalu lebih dari yang bisa diungkapkan.

B. TIPOLOGI MARIA

Paus Pius IX dalam Ineffabilis Deus (dogma Maria Dikandung tanpa Noda th 1854) menetapkan pula index singkat gambaran-gambaran tentang Maria dari Perjanjian Lama yang terlukis secara gamblang dalam tulisan para Bapa Gereja dan khasanah purba doa-doa liturgis Gereja. Dalam uraian berikut kami akan memberikan gambaran-gambaran Perjanjian lama yang mengacu kepada Maria. Beberapa kami sebutkan secara singkat – meski menarik untuk didalami secara mendalam. Beberapa gambaran penting kami sajikan cukup mendalam dalam kaitannya dengan Perjanjian Baru maupun ajaran para Bapa Gereja.

1. Bahtera Nuh (Kej 7:7) – baca : Bahtera Nuh sebagai gambaran (tipologi) Maria yang menggambarkan kemurnian dan kekebalan Maria terhadap dosa.
2. Tangga Yakub (Kej 28) : menjadi gambaran Maria sebagai pengantara surgawi, yang merentang dari bumi sampai ke hadapan Tuhan, dan berfungsi sebagai jalan di mana para malaikat dan berkat turun dari surga ke bumi.

3. Semak Menyala (Kel 3:2) : Gambaran Maria sebagai ibu yang dibakar cinta ilahi sebagaimana semak yang bernyala namun tidak terbakar api. Demikian Sang Perawan tidak hangus oleh nyala berkobar karena kehadiran Allah dalam rahimnya.

 4. Kanisah Salomo (1Raj 8:10-13) : Menggambarkan misteri kebundaan ilahi Maria: sebagaimana kemuliaan Allah memenuhi bangunan kudus itu – demikian pula Maria menjadi Bait Kudus yang dipenuhi kemuliaan Putera Allah.

5. Tabut Perjanjian

TABUT PERJANJIAN diselubungi oleh awan kemuliaan (shekinah), berlapis emas dan berisi tiga barang : 1. Loh batu dimana jari Allah mengguratkan Sepuluh PerintahNya di Gunung Sinai, 2. Satu Bejana berisi Manna yang menjadi makanan bagi bangsa Israel selama 40 th di padang gurun, 3. Tongkat Harun, imam agung pertama. Dalam Bait Suci Salomo TABUT PERJANJIAN disimpan dalam tempat mahakudus. Dan sebenarnya TABUT PERJANJIAN lah yang menguduskan bagian dalam Bait Suci itu.
TABUT PERJANJIAN = kudus karena isi didalamnya sinonim kehadiran Allah di tengah Israel. Di mana TABUT PERJANJIAN berada – di situ YHWH hadir. Diperlakukan sangat hormat.
Gambaran Maria sebagai Tabut Perjanjian sangatlah penting. Dan kita bisa melihatnya dalam beberapa argumen Biblis tentang hal itu :

  1. Yohanes : Kitab Wahyu

Dalam 2 Makabe dikisahkan bahwa Yeremia (587 SM) menyembunyikan Tabut perjanjian untuk melindunginya dari pencemaran saat pasukan Babel menyerbu dan menghancurkan Bait Allah. Dikatakan bahwa:”tempat itu harus tetap rahasia sampai Allah mengumpulkan kembali umat serta mengasihaninya lagi. Kelak semuanya itu akan ditunjukkan dan kemuliaan Tuhan serta awan akan tampak lagi” (2Mak 2:5-8)
Dan sangat mengejutkan bahwa  di Why 11 dikisahkan bahwa Yohanes melihat Bait Suci yang di surga terbuka dan di dalamnya tampak TABUT PERJANJIAN ; seolah Yohanes ingin menyambung kisah 2 Makabe tersebut. Setelah dinyatakan hilang, Bait Suci yang dibangun kembali tidak ada shekinah, tidak ada TABUT PERJANJIAN dan tahta kerahiman. Dan akhirnya Yohanes yang mengklaim telah melihatnya!

Yohanes sendiri sebelum masuk ke inti misteri Tabut Perjanjian di Why 12 – menyiapkan pembacanya dengan beberapa persiapan. Antara lain dalam Why 11:15 bahwa tabut itu muncul setelah bunyi sangkakala dari malaikat ketujuh yang harus melakukan pembalasan. Hal ini jelas menggemakan Yosua 6:13 yaitu kisah penaklukkan kota Yerikho untuk memasuki tanah terjanji, yang didahului dengan tujuh imam selama enam hari bergantian mengelilingi tembok kota dengan diam sambil membawa TABUT PERJANJIAN dan pada hari ketujuh terompet ditiup maka robohlah tembok kota. Peran TABUT PERJANJIAN selain kehadiran YHWH – juga sebagai senjata ampuh dalam peperangan. “Kapan saja tabut itu berangkat, berkatalah Musa, ‘Bangkitlah, Tuhan, supaya musuh-Mu tercerai-berai dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu” (Bil 10:35). Dan Yerikho (pintu masuk ke tanah terjanji) jatuh ke tangan Israel tanpa perlawanan sedikit pun bukan dengan fisik melainkan secara liturgis dan rohani. (Peran yang sama diemban Maria dalam pertempuran rohani Gereja. Tanah terjanji adalah gambaran surga sebagai mana dilukiskan Yohanes dalam Why 12. Dan tepat di bab 11 diperlihatkan bahwa TABUT PERJANJIAN yang hilang itu ada di Bait Allah surgawi. Perempuan dan TABUT PERJANJIAN itu diungkap sebagai satu dan sama)
Kisah tentang Tabut Perjanjian yang dilihat Yohanes dalam Wahyu 11 (yang dihantar dengan pararelisme Yosua 6:13 – dan dihantar dengan gempa, kilat, guruh dan hujan es seolah  TABUT PERJANJIAN akan disingkapkan) – seolah mencapai anti klimaks tentang apa Tabut Perjanjian itu dan tidak bersambung dengan Wahyu 12 yang berbicara tentang hal lain : perempuan berselubung matahari! Mengapa demikian ? mengapa terpotong? Sesungguhnya Yohanes justru ingin mengungkapkan bahwa TABUT PERJANJIAN itu adalah seorang perempuan. Siapakah perempuan itu??? Mengenai siapa dia silakan lihat dalam uraian Hawa Baru.

Singkat kata Yohanes menunjuk bahwa Maria sebagai Tabut Perjanjian Allah karena dalam dirinya Maria mengandung Yesus Sang Juru Selamat. DIA-lah hukum baru yang tidak hanya ditulis dengan jari allah melainkan lahir dari Bapa (bdk Loh batu yang hanya ditulis dengan jari Allah). IA adalah Roti Surgawi yang menjadi bekal untuk hidup kekal (bdk Yoh 6:27-35; 48-59) dan IA adalah Imam Agung sejati yang mempersembahkan diriNya bagi kita.
Awan kemuliaan (Shekinah) menaungi TABUT PERJANJIAN dan bersemayam di dalamnya (Kel 40:34 dst). Dengan demikian TABUT PERJANJIAN berperan membawa kehadiran Allah hadir di tengah UmatNya ; demikian juga Maria, Roh Kudus yang menaungi dia (Luk 1:35) membuat Maria berperan membawa Kristus kepada dunia.
Dan peran yang sama diberikan kepada kita, saat kita menerima tubuh Kristus. Hendaknya kita dipenuhi dengan sukacita seperti daud  dan Maria :”Jiwaku muliakan Tuhan – hatiku bergembira karena Allah Penyelamatku..” (Luk1:46-48)

Dilukiskan bahwa TABUT PERJANJIAN adalah Tahta Allah, diusung oleh para Lewi. YHWH adalah raja Israel dan TABUT PERJANJIAN adalah tahtaNya (bdk Mzm 68:25). Di atas TABUT PERJANJIAN dibuat “Tahta Kerahiman” (Kel 24:17 dst). Orang israel harus memohon kerahiman Allah yang bertahta di atas TABUT PERJANJIAN ( bdk 1Raj 8:21-53; Kel 25:22)
SebagaimanaTABUT PERJANJIAN berfungsi sebagai tahta kehadiran Allah, demikian juga Maria berfungsi sebagai Tahta Allah karena menatang bayi Yesus. Bagi Israel baru, Maria sebagai TABUT PERJANJIAN baru adalah Bunda Kerahiman dan Tahta Kebijaksanaan.

ii. Lukas : Maria mengunjungi Elisabeth (Luk 1:39-45)

Gagasan mengenai Maria sebagai Tabut Perjanjian, juga kita dapatkan dalam Injil Lukas. Lukas adalah sastrawan yang sangat cermat. Para ahli kagum akan keahliannya menyandingkan teks-teks kunci PERJANJIAN LAMA dan PERJANJIAN BARU. Salah satunya adalah Kisah Kunjungan maria kepada Elisabeth (Luk 1:39-45) yang menggemakan kisah pemindahan Tabut Perjanjian ke Jerusalem dalam 2 sam 6 : 1-19


2 Sam 6 : 1-19


Lukas 1 : 39 - 45









Bersiaplah Daud dan pergi ke Yehuda (ay 2)

Berangkatlah Maria dan bergegas menuju



sebuah kota di pegunungan Yehuda (ay 39)









Bagaimana tabut Tuhan itu dapat sampai

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
kepadaku? (ay 9)


mengunjungi aku? (ay 43)










Rumah Obed-Edom (ay 10)


Rumah Zakaria (ay 40)










Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal

kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal
di rumah Obed-Edom (ay 11)


bersama dengan Elisabeth (ay 56)









Daud bersukacita (ay 12)


Hati Maria bergembira (ay 47)










diiringi sorak-sorai (ay 15)


dengan suara nyaring (ay 42)










meloncat-loncat serta menari-nari (ay 16)

melonjaklah anak yang di dalam rahim





Elisabeth (ay 41)



 Mengapa Lukas menggunakan samaran ini? Mengapa tidak langsung saja mengatakan bahwa Maria adalah penggenapan TABUT PERJANJIAN?
Menurut Kardinal Newman : Kadang orang bertanya mengapa penulis suci tidak membeberkan kebesaran Bunda kita? Menurutku karena , barangkali, Maria masih hidup, saat para rasul dan penginjil menulis. Hanya satu buku Alkitab yang jelas ditulis sesudah Maria wafat, yakni kitab Wahyu, dan buku itu secara jelas mengkanonisasi dan memahkotai Maria.

Alkitab bukanlah sandi untuk dipecahkan, melainkan suatu misteri yang tak pernah tuntas dimengerti sampai akhir hayat manusia. Jadi Yohanes, sebagaimana Lukas, mempunyai pandangan yang sama bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Baru. Gereja adalah Israel baru!
Sebagai mana TABUT PERJANJIAN dihormati dalam liturgi Israel – demikian juga  Maria memiliki tempat terhormat dalam liturgi Gereja. Allah telah menempatkan Maria di tengah-tengah kenisah surgawiNya dan dimahkotai dengan dua belas bintang.


6. HAWA BARU

i. Maria = Hawa Baru?
Mengikuti metode Paulus yang menjelaskan Yesus sebagai Adam Baru (Rm 5:14; 1Kor 15:22) para Bapa Gereja melihat hubungan antitesis antara Maria – Hawa (Typologi).

Awal cerita : Hawa (ibu semua yang hidup) digoda oleh setan dalam bentuk ular untuk tidak taat dan tidak percaya kepada Allah serta dijanjikan bisa menjadi seperti Allah. Akhirnya Hawa jatuh dan membawa serta keluarga dan keturunannya dalam kubangan dosa. Diakhir kisah Tuhan sendiri yang memberikan janji nubuat pertama keselamatan (Injil Pertama) : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan (itu!), antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej 3:15)
Dalam kegenapan waktu (Gal 4:4), malaikat mendatangi seorang perawan bernama Maria dan menyampaikan kabar suka cita yang memusingkan kepalanya, namun dengan iman dan ketaatannya, ia mengucapkan fiatnya. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38)
Ada kontras yang mencolok antara kedua perempuan tersebut. Dalam diri Maria,  Allah sedang memecahkan masalah dosa yang masuk dalam dunia lewat Hawa. Dengan membandingkan Kej 3  - Why 12 : Maria berdiri sebagai padanan terberkati dari Hawa.

Dalam Wahyu 12 , Yohanes melihat “seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (ay. 1). Selanjutnya “seekor naga merah padam yang sangat besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota”(ay 3). selanjutnya dilukiskan pertempuran antara perempuan dan naga itu, antara keturunan perempuan dan antek-antek naga. Apa arti pertempuran itu? Siapa perempuan dan naga itu?
Perempuan itu diketahui dari anak yang dilahirkannya. Seorang bayi laki-laki, yang “menggembalakan semua bangsa dengan gada besi”. (ay 5) Gada besi? Orang Yahudi sangat paham bahwa kata ini mengacu ke sosok yang digambarkan dalam Mzm 2:8-9 “maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu…. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi….”. Nubuat itu mengacu pada Mesias yang dijanjikan. Dan Yesus adalah Mesias – maka perempuan itu tak lain adalah Maria!

Bahasa simbolis profetis Yohanes yang sangat kaya: Tidak langsung menyebut Maria, tapi perempuan – seperti juga tidak langsung menyebut Yesus. Dengan menyebut Maria “perempuan”, Yohanes dengan tepat mengacu pada pemenuhan nubuat pertama (protoevangelium – Injil pertama – pemakluman perdana kabar baik).
Apakah Yoh sengaja membandingkan Kej 3 dan Wahyu 12? Ya! Hal ini makin jelas jika kita lihat kemiripan lainnya :
     3 tokoh utama : Kej 3 (di luar Allah) : Hawa - Adam dan Ular ; Why 12 : Maria – Yesus (Adam Baru bdk Rm 5:14; 1Kor 15:45 – Ular tua (naga / setan)
     Pertempuran : Kej 3 : perempuan (Hawa) dan ular ; Why 12 : Perempuan (Maria) dan Ular tua
     Sakit bersalin yang dialami oleh kedua perempuan.
     Padang gurun : Why 12:14 perempuan itu menyelamatkan diri di padang gurun ; Keluarga Kudus hijrah ke Mesir melalui padang gurun (Mat 2:13-21)


ii. Kesaksian Ajaran Para Bapa Gereja tentang Maria sebagai Hawa Baru

Kesaksian Maria sebagai Hawa baru  ada dalam Gereja sejak abad II.
     St. Ireneus : ”belenggu ketidaktaatan Hawa diretas oleh ketaatan Maria; apa yang diikat hawa lewat ketidaktaatannya dilepaskan maria dengan  kepercayaannya”. (LG 56)
     St. Hieronimus: “maut datang lewat Hawa; hidup diperoleh lewat Maria”. (LG 56)
     Tertulianus : “kontras yang paling mencolok antara Maria dan hawa adalah dalam hal iman; sebagaimana hawa percaya kepada ular – demikian Maria percaya kepada Allah. Pelanggaran yang terjadi karena kepercayaan yang satu, dihapus oleh kepercayaan yang lain”.
     St. Yustinus : Hawa dan Maria keduanya adalah perawan. Hawa mengandung kata-kata ular, sedangkan Maria mengandung Sabda Allah.

Hawa Muncul pada awal penciptaan dan kejatuhannya bersama Adam adalah jejak tragis PERJANJIAN LAMA; Maria muncul di ufuk era baru (Langit dan bumi Baru – Yes 65:17) dan ketaatannya bersama Adam Baru merupakan jejak kemenangan PERJANJIAN BARU. Hawa adalah ibu biologis kita ; Maria adalah Ibu Rohani kita yang kebundaannya jauh melampaui kebundaan fisik Hawa.

Ada yang mengatakan bahwa interpretasi Maria = Hawa Baru adalah rekayasa penafsiran modern. Dilain pihak kita sudah melihat bahwa ajaran ini telah ada sejak jemaat perdana. Tradisi Gereja mengatakan bahwa sejak diserahkan kepada Murid terkasih ini, Maria tinggal bersama Yohanes di Efesus. St. Ireneus adalah murid St. Polikarpus – yang adalah murid dari St. Yohanes. Jadi  ajaran Patristik ini berasal dari St. Yohanes sendiri yang diajarkan kepada murid-muridnya hingga ke ribuan tokoh lain dan sampai pada kita sekarang ini. Penyair di abad pertengahan dengan amat indah meringkas teologi ini dengan menampilkan salam Gabriel pada Maria : Ave (salam/kaire) sebagai kebalikan Eva (nama Hawa dalam bahasa Latin).

iii. Perempuan = Gereja ?
Kebanyakan teolog menafsirkan bahwa “perempuan” dalam Why 12 itu adalah personifikasi gereja – sebagaimana “mempelai” dalam Why 19. Gereja yang sedang berjuang untuk melahirkan anak Allah di sepanjang jaman.

Namun tidak mungkin perempuan itu hanya atau pertama-tama adalah Gereja. Metode personifikasi tampaknya tidak terlalu sesuai dengan gaya Yohanes. Di tempat lain ia menunjuk kepada pribadi-pribadi yang sungguh ada, bukan personifikasi. Misal tentang identitas bayi laki-laki yang jelas mengacu kepada Yesus : gada besi (Mzm 2:8-9) dan “dibawa kepada Allah dan tahtaNya”  mengacu pada kenaikan Yesus ke surga.
Apa yang cocok diterapkan pada bayi laki-laki juga sangat pas diterapkan pada musuhnya, yaitu “ular tua”, yang jelas dinyatakan Yohanes bukan kiasan namun pribadi tertentu :”Ular tua itu, yang disebut iblis atau setan, yang menyesatkan seluruh dunia” (Why 12:9). Kalimat ini sekaligus mengarahkan ingatan kita tentang kisah jatuhnya manusia dalam dosa yang telah lama (tua) sekali terjadi dan masih terus terjadi (Kej 3:13)

Juga sekutu ular adalah suatu pribadi (why 13:1 dst) : “binatang yang keluar dari laut, memiliki tujuh tanduk, tujuh kepala, yang terdapat sepuluh mahkota, dan pada kepala itu terdapat nama-nama hujat”. Tanduk = simbol kekuasaan = kerajaan = dinasti. Dinasti yang berkuasa dan kejam pada jaman Yesus adalah dinasti Herodes, kaum Herodian. Ia membunung istri, 3 anaknya, ibu mertua, ipar dan pamannya. Ia yang memerintahkan dibunuhnya semua bayi Bethlehem. Ia membasmi semua kaum Hasmonean yahudi dan membangun kembali bait Allah untuk menyatakan diri sebagai raja Yerusalem. Ia yang mengangkat imam-imam bait Allah dan memberi mereka kuasa dalam pemerintahan juga. Dinasti Herodes menjadi rekan iblis bagi pemulihan kerajaan Daud. Sejak Antipater, pendiri dinasti ini, ada tujuh raja  yang memerintah dan ada 10 kaisar di kerajaan Roma sejak Yulius – Vespasianus. Inilah pribadi nyata yang digambarkan dalam Wahyu 13.
Jadi jelas bahwa pertama siapa perempuan itu adalah seorang pribadi yaitu Maria, bukan personifikasi Gereja. Namun demikian kedua pendapat ini bisa “didamaikan” – sebagaimana kesaksian para Bapa Gereja.
-          Maria adalah bunda Gereja, karena ia melahirkan DIA yang adalah Kepala Gereja (St. Ambrosius),
-          “sekali lagi Perawan maria adalah gambaran Gereja… Marilah kita menyebut Gereja dengan nama Maria; karena ia pantas menyandang kedua nama itu” (St. Efraim)
-          Perempuan dalam kitab Wahyu itu adalah Maria karena ia tidak bernoda, melahirkan Kepala yang tak bernoda. Ia sendiri memperlihatkan dalam dirinya gambaran gereja yang kudus. Sebagaimana Maria melahirkan Putera dan tetap perawan, demikianlah Gereja secara terus menerus akan melahirkan anggota-anggotanya dan tidak pernah kehilangan keperawanannya (St. Agustinus)

Bayi laki-laki itu adalah Yang Kudus yang membuka rahim kudus untuk melahirkan manusia bagi Allah. Dan anak-anak yang lain dilahirkan dari rahim yang sama (adelphos). Dalam terang ini kita bisa memahami bahwa orang Kristen adalah saudara dari rahim yang sama, yaitu rahim Maria

iv. Perempuan VS  Ular

Kej 3:15 : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”
Jelas ular adalah setan sedangkan “keturunan wanita” yang meremukkan kepalanya adalah Mesias. Lalu perempuan yang harus bermusuhan dengan setan tentu bukan Hawa melainkan bunda Mesias. Yesus adalah Mesias dan Maria adalah bunda Yesus. Jadi terjemahan yang tepat Kej 3:15 bukan seperti LAI “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini” karena berkesan perempuan itu Hawa. Sesuai teks Ibraninya, terjemahan yang tepat : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ITU”

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa sejak semula Allah telah merencanakan maria sebagai Hawa Baru. Sejak semula Allah telah menempatkan maria sebagai musuh setan, musuh dosa – dan ia bersatu erat dengan Puteranya untuk meremukkan kepala setan. Dan pemahaman ini pulaluh yang mendasari dogma Maria terbebas dari segala dosa.

7. Ribka (Kej 27) : Ribka menggambarkan Maria dalam kasih bundawinya untuk mengamankan berkat bagi Yakup anaknya dan melindungi dia dari kelicikan Esau (Kej 25-27). Seperti ibu ini, Maria melindungi anak-anaknya dari taktik musuh. Memberi nasehat yang bijaksana dan meminta Bapa memberkati mereka.

8. Ibu para Martir Makabe (2Mak7) : Adalah prototipe yang sangat mencolok untuk Maria dalam keprihatinan bundawinya. Ia membesarkan hati anak-anaknya untuk berserah penuh kepada Allah meski disiksa karena yakin Allah akan membebaskan dan membangkitkan mereka dari kematian.  Gema dari peristiwa ini dapat didengar ketika Maria berdiri di dekat salib, dan dengan pedih hati menyaksikan Putranya disiksa, tetapi penuh keyakinan akan janji ilahi tentang kebangkitan

9. Ratu Ester (Est 1-10) : Pahlawan ulung. Berkat kedudukannya yang tinggi di kerajaan Persia, ia mampu membatalkan pembunuhan besar-besaran yang direncanakan terhadap rekan sebangsanya dalam pembuangan. Dengan cara yang sama, Maria menggunakan wewenang surgawi dan campur tangannya sebagai ratu untuk melindungi umat Allah dari rancangan iblis yang mematikan.

10. Ratu Batsyeba (1Raj 2:13-25) : Batsyeba dikenal sebagai pengantara yang berpengaruh. Ia mengamalkan wibawanya sebagai bunda ratu atas putranya Salomo. Advokasinya sebagai ratu menggambarkan kepengantaraan Maria yang lebih agung dan lebih efektif di hadapan Kristus, pengganti dan putra Daud sejati yang bertahta di surga (bdk Mrk 16:19; Luk 1:32). Menarik untuk membandingkan kisah perjamuan di Kana (Yesus – Maria : Yoh 2:1-11) dengan situasi Batsyeba – Salomo (1 Raj 2:19-20).

11. Putri Sion (Yer 4:31; Mikh 4:10) :

      Zion adalah bukit di Jerusalem tempat dibangun kenisah – dengan demikian melambangkan aspirasi religius umat Israel PERJANJIAN LAMA

      Gelar Putri Sion dipakai sebagai personifikasi feminis untuk Israel (Yer 4:31; Mikh 4:10) yang digambarkan melahirkan seorang anak.

      Sifat keperawanan Israel - Maria dan kedudukannya sebagai mempelai Allah merupakan kontras mencolok dengan adat pelacuran dalam budaya sekitar, yang membuat perkawinan justru menjadi ungkapan kesetiaan teologis. Dan sebaliknya, percabulan atau perzinahan menjadi ungkapan penyembahan berhala.

      Maria adalah penggenapan Biblis dari banyak perempuan Israel. Putri Zion yang sempurna

      Percakapan Maria-Gabriel (Luk 1:26-38) menggemakan pesan gembira yang dulu disampaikan kepada Putri Sion : “Salam – kaire – bergembiralah – yang dikaruniai – kekaritomene (ay 28) – jangan takut – me fobou (ay 30).. Engkau akan mengandung… (31-32).

      Putri Sion menjadi tanda dan simbol universalitas keselamatan. Puncak dari Putri Sion adalah Maria.



FX. Sutjiharto

Dari Berbagai Sumber


Tidak ada komentar: