Jumat, 09 September 2011

MARIOLOGI 4 : DOGMA MARIA BUNDA ALLAH


DOGMA MARIA MATER DEI / THEOTOKOS
A. MARIA BUNDA ALLAH = KRISTOLOGI!
• Merupakan dogma pertama tentang Maria – oleh Konsili Efesus (431) – dalam kerangka Kristologis melawan para bidaah Gnosis (doketisme) dan Nestorianisme. Mariologi diturunkan dari Kristologi.
• Gelar ini sebelumnya telah digunakan oleh Alexander dari Alexandria (325).
• Dengan gelar ini tekanan utama justru pada siapa Yesus yang adalah satu pribadi dua kodrat (Unio hypostateis – communicatio idiomatum).
• Kesatuan pribadi Kristus memungkinkan kita untuk menerapkan padaNya kodrat ilahi dipandang dari sisi insani dan sebaliknya: misal ungkapan Putera Allah mati disalib ; Yesus anak Maria dari Nazaret turun ke dunia orang mati.
• Demikian pula terhadap Maria sebagai Bunda Allah, konsep comunicatio idiomatum bisa dikenakan karena gelar ini mengungkapkan kesatuan riil antara kemanusiaan Yesus (melawan Gnosis) sekaligus Ketuhanan Yesus (melawan Yudaisme).
• Karena Yesus adalah Allah sejak sebelum menjadi manusia dan saat berada dalam rahim Maria dia menerima kodrat insaniNya dan tetap Allah – maka Maria adalah Bunda Allah. Tugas Maria tidak dipersempit dalam fungsi fisiologis belaka
• KGK 509 : Maria sesungguhnya adalah “Bunda Allah” karena ia adalah bunda Putera Allah abadi yang menjadi manusia, yang sendiri adalah Allah. Gelar “Bunda Allah” menunjuk pada kebenaran luhur mengenai inkarnasi, bahwa Yesus Kristus adalah sungguh Allah – sungguh Manusia
• Kalau Nuh, Abraham, Musa, Samuel, Daud, dan banyak lainnya dipilih Allah karena kesalehan mereka – tidakkah menggelikan jika Allah memilih ibu-Nya secara serampangan? Kerap karena asal berbeda dengan Katolik, sejumlah orang menjadi tidak percaya Sabda Allah melalui Gabriel bahwa Maria “penuh rahmat” dan beroleh anugerah di hadapan Allah” (Luk 1:28.30)

B. DASAR BIBLIS ?• KS tidak menggunakan ungkapan Bunda Allah (Yesus pun tidak serta merta disebut Allah! Skandal dalam monoteisme yahudi!), namun Maria jelas disebut sebagai ibu Yesus (bdk. Mat 2:13, Luk 1:31; 2:34; Kis 1:14) dan ibu Putera Allah (bdk. Luk 1:35; Gal 4:4)
• Pertama secara harafiah bisa diambil dari kata-kata Elisabeth saat Maria mengunjunginya :”Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Luk 1:43 – bdk. KGK 495)
• Secara Tipologis bahwa Maria adalah Bunda Allah, yang mengandung Allah diungkapkan dengan gambaran / gelar Maria sebagai Tabut Perjanjian (Baru). Lihat uraian Tipologis Maria sebagai Tabut Perjanjian.
• Dari ajaran biblis bisa disimpulkan :
a. Maria adalah ibu Yesus;
b. Yesus adalah sungguh Allah = Maria adalah Bunda Allah.
• Jika kesimpulan kita tidak demikian (Maria = Bunda Allah) maka berarti kita menyangkal salah satu atau kedua premis dasar tersebut.

C. MAKNA KEIBUAN
• Keibuan adalah relasi yang terbangun ketika seorang wanita mengkomunikasikan kodrat kemanusiaannya sendiri kepada anak-anaknya. Pemberian kodrat itu terjadi sejak saat pembuahan dan terus dipelihara selama masa kehamilan, kelahiran dan kehidupan sang anak.
• Relasi yang terjadi bukan sekedar pembentukan fisik belaka melainkan juga dengan segala aspek psikologis dan spiritualnya yang sangat dalam.
• Meski demikian mengagumkan relasi ini, tetaplah tidak berarti sang ibu adalah pencipta jiwa anak, melainkan Allah sendiri.
• Demikian pula Maria, ia tidak memberikan jiwa dan kepribadian ilahi terhadap Yesus dari rahimnya karena Ia telah ada sejak kekal (bdk KGK 471)
• Sebagai ibu sejati, Maria sungguh memberikan kepada Yesus kodrat insani yang sama dengan kodrat manusiawi Maria sendiri. Lengkap dengan segala aspek manusiawinya.
• Kodrat Ilahi Yesus sejak semula dalam rahim Maria melebur dalam kodrat insaniNya sehingga Maria bukan sekedar ibu dari suatu tubuh atau kodrat saja melainkan keduanya secara utuh.

D. AJARAN PARA BAPA GEREJA
• Dalam Liturgi :
– Syahadat tertua (para rasul) :”aku percaya akanYesus Kristus Putra-Nya yang tunggal, yang dikandung dari RK, dilahirkan oleh Perawan Maria..”
– Doa kuno kepada Maria sub tuum praesidium (padamu, kami berlindung..) dari abad ketiga telah menyebut Maria sebagai Bunda Allah
• Ireneus (202) : “Perawan Maria… karena ketaatan akan sabdaNya, menerima seorang malaikat, kabar gembira bahwa ia akan melahirkan Allah”
• Alexander dari Alexandria (325) juga menyebut Maria Bunda Allah
• St. Efraim dari Syria (373) dalam hymne tentang kelahiran dengan jelas menyebut Maria sebagai bunda Allah
• St. Athanasius (373) dalam risalah tentang Inkarnasi Sabda Allah dan menentang bidaah Arianisme juga menegaskan bahwa Maria Bunda Allah.
• Hingga puncaknya pada Konsili Efesus 431 secara definitif menetapkan dogma Maria Bunda Allah yang oleh gereja barat diperingati sebagai Hari raya setiap 1 Januari. Ditetapkannya dogma ini menimbulkan sukacita bagi seluruh umat hingga perayaan di jalan-jalan hingga para Bapa Konsili diarak saat perjalanan pulang.
• Dogma ini dipicu oleh ajaran Nestorianisme (Nestorius dari Antiokhia VS Cyrillus dari Alexandria) : ada dua pribadi Yesus satu ilahi – satu insani; dan Maria hanya melahirkan pribadi manusiawi (anthropotokos). Maria bisa disebut sebagai ibu Kristus (Christotokos) atau hanya penerima / penampung Allah (Theodokos) bukan Theotokos!!! (Mirip ya!)
• Sampai saat ini devosi kepada Theotokos menjadi titik pemersatu diantara banyak umat kristiani yang terpecah, utama dengan Gereja-gereja timur (Bdk LG 69)
• Dan menarik bahwa ketiga Bapa Reformasi Protestant : Luther, Calvin dan Zwingli semuanya menegaskan keibuan ilahi Maria
• Martin Luther : dalam karya ini, yang dilaluinya ia menjadi Bunda Allah, begitu banyak hal istimewa diebrikan kepadanya sehingga tak seorang pun dapat memahaminya… Maria tidak hanya menjadi ibu dari Dia yang teralhir di Bethlehem, tetapi juga Dia yang, sebelum adanya dunia, secara kekal terlahir dari Bapa, dari seorang ibu dalam waktu dan pada saat yang sama adalah manusia dan Allah.
• Ulrich Zwingli : Apa yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya diberikan kepadanya sehingga dalam daging, ia harus melahirkan Putera Allah
• John Calvin : Tidak dapat disangkal bahwa Allah, dalam memilih dan menetapkan Maria sebagai Bunda PuteraNya menganugerahkan kepadanya anugerah tertinggi…. Elisabeth menyebut Maria sebagai ibu Tuhan, karena kesatuan pribadi antara kedua kodrat Kristus sedemikian kokoh sehingga, dia bisa saja mengatakan bahwa manusia yang dikasihinya dalam rahim Maria, pada saat yang sama adalah Allah yang kekal.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

blognya sangat bagus :) GBU