Jumat, 25 Mei 2012

Apakah Engkau Mencintai Aku?

APAKAH ENGKAU MENCINTAI AKU?

Bacaan Jumat 25 Mei 2012 Masa Paskah Tahun B / II

Yohanes 21 : 15 - 19

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Agape) Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Phileo) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (agapo) Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Phileo) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (Phileo) Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi (Phileo) Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (Phileo) Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Saudara-saudara, kita pasti terkesima membaca perikop ini. Kita seolah merasa seperti Petrus yang ditanya Yesus: Apakah engkau mencintai Aku? Tiga kali bahkan pertanyaan itu diulang.

Saudara, jika kita membaca perikop ini dalam bahasa aslinya, bahasa Yunani, maka kita akan terkesima dengan permainan kata yang sangat dalam dengan kata cinta. Dalam bahasa Yunani ada 3 tingkatan cinta / kasih : eros, filia dan agape.

- Eros adalah cinta yang ingin memiliki, yang mencari kepuasan pribadi, seringkali fisikal. Aku mencintai SUPAYA aku dicintai.

- Filia adalah cinta seorang sahabat, yang mencari kebahagiaan orang yang dicintai, tapi tetap memiliki elemen kepuasan pribadi, masih ada kepentingan – masih ada pamrih. Cinta manusiawi yang ditandai dengan kelemahan.

- Agape adalah cinta sejati tanpa syarat, cinta yang mau berkorban, yang hanya mencari apa yang baik untuk dicintai.

Ketika Yesus bertanya kepada Petrus pertama kalinya: “apakah engkau mencintai Aku?”, Yesus bertanya dengan menggunakan agape: Petrus, apakah engkau mencintai Aku tanpa syarat, dan rela berkorban? Petrus tidak mampu menjawab dengan agape. Ia menjawab dengan filia : Aku mencintai Engkau sebagai seorang sahabat yang terbatas, masih ada kepentingan dan pamrih dibalik kata cintaku padaMu.

Dialog yang sama terulang kedua kalinya. Pertanyaan Agape – dijawab filia.

Mengapa Petrus tidak mampu menjawab cinta agape Yesus dengan agape pula? Bukankah dia "ketua kelas" para rasul?
Bukan karena Petrus tidak mau, bukan pula Petrus tidak tahu pertanyaan Yesus. Petrus dengan jujur mengatakan bahwa sesungguhnya dia masih tidak mampu menjawab cinta agape Yesus dengan agape pula. Petrus yang pernah menyangkal Yesus seolah “trauma” dengan masa lalunya dimana ia pernah dengan lantang akan membela Yesus mati-matian namun justru menyangkal Dia saat Yesus diadili. Petrus jujur dan tahu diri.

Akhirnya yang ketiga kalinya Yesus “menyerah dan memahami” dengan keadaan Petrus. Ia bertanya kepada Petrus dengan menggunakan filia. “Apakah engkau mencintai Aku sebagai seorang sahabat dengan segala kekuranganmu?” “Ya Yesus, aku mencintai Engkau dengan segala kekuranganku.”

Saudaraku, betapa indah dan dalam dialog di atas.

Mari kita juga merenungkan kira-kira apa jawaban kita jika Yesus bertanya kepada kita. Mari kita meneladan Petrus yang dengan jujur tahu diri dan menyerahkan diri kepada kehendak Allah : “Tuhan Engkau tahu segala sesuatu, engkau tahu bahwa aku (saat ini masih) filia terhadap Engkau”. Jawaban Petrus yang jujur itu menjadi teladan bagi kita, apakah sebenarnya cinta kita pada Yesus? Apakah bahkan masih pada tahap cinta eros? Aku mencintai Engkau karena supaya Engaku mencintai aku? Aku berdoa supaya kau kabulkan doa-doaku? Aku menyembah Engkau supaya kau hindarkan aku dari segala malapetaka? DO UT DES : Saya member supaya Engkau memberi…….

Atau tataran cinta kita masih pada cinta Filia?

Saudara-saudara, Petrus butuh waktu 30 tahun lagi untuk membuktikan cintanya pada Yesus, sesuai dengan pertanyaanNya yang pertama : menjawab agape – dengan agape.
30 tahun setelah pertanyaan itu, Petrus telah berada di Roma untuk menyebarkan Kabar Gembira. Ketika itu terjadi pembunuhan orang-orang Kristen di Roma oleh Nero, Petrus melarikan diri dari Roma. Di jalan ia bertemu Yesus yang sedang berjalan menuju Roma. “Quo vadis Domine?” “Ke mana engkau pergi Yesus?” “Ke Roma untuk disalibkan kedua kalinya.” Dengan sangat malu dan sedih Petrus kembali ke Roma. Kali ini dia menjawab pertanyaan Yesus dengan hidupnya. Ia minta untuk disalibkan bahkan disalibkan terbalik.

Apakah engkau mencintai Aku?

Anda dan saya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, untuk mencintai Allah dengan lebih sempurna hari demi hari. Mari kita saling mendoakan agar bisa menerima teladan bagaimana mencintai Allah dengan lebih murni. Dan jangan pernah putus asa untuk terus bangun ketika anda jatuh untuk sekali lagi berjalan mencintai Yesus yang sudah lebih dahulu mencintai anda dengan penuh pengorbanan.



25 Mei 2012 – Untuk Link 2 Elisabeth

Inspired by Rm Adrian OP



Rabu, 23 Mei 2012

TINGGAL PADAKU

TINGGAL PADAKU



Bacaan Harian Rabu, Pekan VII Paskah B/II

Yoh 17 : 11b - 19

Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.

17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;

17:19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

Saudara-saudara, bacaan-bacaan Injil Masa Paskah sangat kental dengan nuansa kesatuan yang ditunjukkan oleh Yesus dengan BapaNya. Banyak orang merasa bahwa bacaan dari Injil Yohanes di Masa Paskah ini sangat sukar untuk dipahami karena maknanya yang sangat dalam. Demikian juga saya. Kekayaan Injil Yohanes kerap kali membuat pusing para pembacanya.

Namun syukur pada Allah, sejak beberapa hari ini, di telinga saya terngiang-ngiang terus satu lagu yang sangat kita kenal dari MB 559 : Tinggal padaku.

Bagi saya lagu ini dengan sederhana menyatakan bagaimana persatuan antara Yesus dengan BapaNya itu bisa kita cerna dalam hidup kita sehari-hari.


TINGGAL PADAKU YESUS TUHANKU
SUDAH SENJA JANGANLAH BERLALU
SIAPA KAN MENOLONG HAMBAMU
HANYA YESUS TINGGALLAH PADAKU

DI DUNIA BERUBAH SEMUA
HORMAT DAN NAMA HILANG DAN MUSNAH
BAHAGIA TETAP PADA YESUS
YANG TAK BERUBAH TINGGAL PADAKU

YESUSLAH JALAN DAN KEHIDUPAN
SABDANYA ADALAH KEBENARAN
BAHAGIA YANG TURUT SINARMU
JURU SLAMATKU TINGGAL PADAKU

Henry Francis Lyte in 1847


Lagu ini rupanya diambil dari lagu bahasa Inggris : Abide with me – karangan Henry Francis Lyte 1847. Dia menulis lagu ini saat terkapar sakit parah (TBC) dan ia meninggal tiga minggu setelah selesai menuliskannya. Lagu ini banyak dinyanyikan orang Kristen dari lintas denominasi. Lagu ini pula menjadi salah satu lagu favorit Raja Henry V dan Mahatma Gandhi. Bagi kita mungkin mengenal lagu ini sebagai lagu yang kerap dinyanyikan dalam ibadat kematian, meski tidak harus demikian.

Saudara-saudara, hari ini kita mendengar satu kutipan mengenai doa Yesus kepada Bapa sebelum Ia ditangkap dan diadili untuk disalibkan. Kalau kita cermati bacaan tadi, sekurangnya ada dua hal yang diminta Yesus kepada Bapa bagi kita :


Peliharalah Mereka dalam Nama-Mu

Yesus bahkan berdoa bagi kita agar Bapa sudi memelihara kita : “peliharalah mereka dalam nama-Mu”. Bagi saya pribadi, doa ini menjadi satu jaminan yang kuat dan pasti bahwa Allah Bapa senantiasa akan memelihara dan menjaga kita, bahwa kita tidak akan ditinggalkan seperti orang yatim piatu.

Mengapa Allah sendiri yang harus menjaga dan memelihara kita? Karena kita bukanlah dari dunia – sebagaimana Yesus sendiri bukan dari dunia - namun kita ada di dunia.
Namun anehnya saudara-saudara, kerap kali permintaan dan doa-doa kita sendiri justru menghendaki agar kita semakin sesuai dengan dunia. Semakin kaya, semakin sehat, semakin cantik, semakin sukses, semakin makmur menurut ukuran-ukuran duniawi. Apakah salah doa-doa kita ini? Sama sekali tidak salah, namun kita diingatkan bahwa ukurannya bukan hal yang duniawi. Standar patokan bukan yang kelihatan. Mengapa? Dengan tepat Henry Lyte menuliskan : Di dunia berubah semua. Hormat dan nama hilang dan musnah. Bahagia tetap pada Yesus, yang tak berubah tinggal padaku.

Ukurannya bukan hal duniawi. Kita akan kecewa jika kita melihat segala sesuatu dari ukuran harta, jabatan, penampilan dan apa yang tampak saja. Bukan berarti kita tidak boleh berkecukupan, bukan. Sekali lagi itu bukan ukurannya. Bagi yang sekarang berada janganlah sombong. Jika suatu saat dunia berubah janganlah goncang. Bagi yang kurang berada janganlah minder karena ukurannya bukanlah harta. Ukurannya adalah persatuan mesra dengan Yesus. Tinggal dalam Yesus seperti Yesus tinggal dalam Bapa.


Kuduskanlah mereka dalam Kebenaran

Saudara-saudara, Yesus berdoa bagi kita. Mungkin kita pernah mendengar anak kita berdoa buat kita. Kita tentu terharu dibuatnya. Namun yang lebih menakjubkan lagi jika kita pernah mendengar doa yang dihaturkan oleh ayah-ibu kita bagi kita. Apa yang mereka doakan bagi kita? Tentu kebaikan-kebaikan yang berguna bagi kita. Kita yakin pasti bahwa doa mereka pasti didengar Allah.

Apa yang didoakan Yesus buat kita? Yesus ingin agar kita dikuduskan! Agar kita menjadi kudus. Dan rupanya inilah yang menjadi kehendak Allah bagi kita: agar kita kembali menjadi seperti sediakala, saat Adam dan Hawa belum jatuh dalam dosa. Kita kudus dan dalam persatuan yang dekat dengan Allah. Kekudusan inilah yang senantiasa diusahakan oleh Allah bagi kita. Sejak manusia jatuh dalam dosa, melalui para nabiNya, Allah berupaya agar kita kembali kepadaNya. Namun selalu gagal. Dan akhirnya Allah mengutus PuteraNya yang Tunggal untuk mendamaikan segala-galanya. Kekudusan inilah yang harus senantiasa kita upayakan.


Saudara-saudara, telah 23 hari kita berdoa bersama Bunda Maria di bulan Mei ini. Dan di hari-hari ini kita memohon agar Roh Kudus semakin Nampak bekerja dalam diri kita. Roh Kudus yang telah dicurahkan dalam pembabtisan dan krisma itu kita mohonkan untuk semakin menerangi langkah kita menuju kekudusan. Hari-hari ini kita diajak untuk memohon hal yang selama ini mungkin kita abaikan: memohon hal yang bukan duniawi, bukan sesuatu yang tampak, namun kita mohon Sang Penolong untuk menyertai langkah kita menuju kekudusan.

Jika Yesus, yang adalah Allah sendiri berdoa bagi kita, hendaklah kita juga berupaya sedapat mungkin agar doa Yesus itu tercapai, seperti jika kita mendengar doa-doa dan harapan orang tua kita pada kita.



Semoga!

23 Mei 2012 – menjelang Pentakosta: untuk Lingkungan 1 Elisabeth



Kamis, 17 Mei 2012

YESUS NAIK KE SURGA

MARKUS 16 : 15 - 20


16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

I. PENGANTAR : KENAIKAN TUHAN DALAM KERANGKA BULAN MARIA

Saudara-saudara terkasih, hari ini kita merayakan kenaikan Tuhan. Suatu peristiwa mulia dalam hidup Yesus yang kita doakan dan kita renungkan bersama Bunda Maria dalam peristiwa mulia yang kedua.

Peristiwa utama, yang menjadi tonggak iman kita, yaitu peristiwa kebangkitan Yesus tentunya sudah kita renungkan di hari-hari bulan Mei ini, bulan Maria ini.
Memang rosario adalah devosi kepada Bunda Maria yang paling populer dan paling banyak diminati, namun kita mestinya pelan-pelan harus belajar menghayati bahwa bulan Maria berbeda dibandingkan dengan bulan Rosario, yang mana secara khusus kita hayati satu bulan penuh di bulan oktober.

Bulan Maria di bulan Mei yang senantiasa berada dalam Masa Paskah lebih hendak mengarahkan perhatian kita akan peran Bunda Maria dalam misteri hidup Kristus. Bahwa Bunda Maria telah dipilih Allah dari semula untuk menjadi Bunda Tuhan.

Sejak semula artinya sejak rencana keselamatan Allah dinyatakan. Jadi Bunda Maria bukan dipilih Allah ketika dia sudah menjadi gadis lalu Allah milih-milih: siapa ya yang pantas jadi Ibu-Ku? Bukan! Allah telah menetapkan rencanaNya sejak semula dengan matang. Karenanya kita yakin pula bahwa Bunda Maria sejak dikandung telah dibebaskan dari noda dosa. Ia telah dijaga Allah demi kepantasan sebagai BundaNya. Kita kenal hal ini dalam istilah redemptio praeservativa.

Selanjutnya Bunda Maria senantiasa hadir sejak Yesus dikandungnya, ia membesarkan Yesus, ia juga tidak melepaskan perhatiannya setelah Yesus dewasa dan mengajar banyak orang, bahkan ia juga ikut dalam penderitaan salib Puteranya, ia menerima jenasah Yesus yang wafat, ia mengalami pula Yesus yang bangkit dan naik ke surga, dan ia turut serta pula menantikan kedatangan RK sebagai penolong yang dijanjikan Yesus. Bulan Mei adalah bulan yang sangat istimewa dan selalu ada dalam Masa Paskah.

Dan hari ini kita hendak menggali lebih dalam makna kenaikan Yesus ke surga bagi kita.


II. KENAIKAN TUHAN

Saudara-saudara terkasih, jika kita ditawari pilihan : pilih mana Yesus naik ke surga atau Yesus tetap bersama dengan kita di dunia? Apa yang akan kita pilih? Tentu pilihan yang sulit bagi kita. Namun harus kita ingat bahwa Yesus sendiri mengatakan bahwa “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi” (Yoh 16:7). Mengapa? Apa gunanya bagi kita kenaikan Yesus ke surga ? Apa sih artinya bagi kita? Kalau Yesus naik ke surga, so what gitu loh? Apa hubungannya dengan kita baik sekarang ini maupun nanti?

Saudara-saudara, bacaan yang kita dengar tadi dari Injil Markus ditutup dengan kisah kenaikan Yesus ke surga. Ada tiga point utama yang hendak kita renungkan dalam Injil ini:

1. Perintah untuk pergi kesuruh dunia untuk mewartakan kabar gembira bagi setiap mahluk

2. Tanda-tanda heran yang akan menyertai mereka yang percaya

3. Yesus naik ke surga dan duduk di sisi kanan Bapa.


A. Perintah : Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala mahluk

" Euntes in mundum universum praedicate evangelium omni creaturae".


- Pergilah ke seluruh dunia

Apa artinya? Apakah kita harus berlaku seperti kaum fundamentalis: yang penting membabtis! Dari pintu ke pintu kita menggedor rumah orang untuk mewartakan Injil? Bukankah itu sebagai bentuk perwujudan untuk pergi ke seluruh dunia mewartakan Injil?

Dulu, di jaman para murid Gereja Perdana, kata-kata ini dimaknai untuk mewartakan Injil ke segala bangsa. Mulai dari bangsa Yahudi, bangsa Yunani dan bangsa-bangsa sekitar mereka. Pandangan para murid waktu itu akan dunia bukanlah seperti kita sekarang ini. Ujung dunia bagi mereka adalah Roma dan Spanyol. Dan mereka pun telah sampai ke Roma mewartakan Injil bahkan St Petrus & Paulus menjadi martir di Roma.

Ketika bangsa-bangsa mulai berkembang, ilmu pengetahuan juga berkembang: pelayaran, senjata, dsb ; disadari bahwa dunia ini bulat maka penyebaran Injil juga berkembang ke daerah-daerah misi. Termasuk Indonesia saat itu adalah daerah misi. Kita tahu bahwa Santo FX juga sampai ke Indonesia (Maluku) untuk mewartakan injil. Kita juga masih kebagian banyak pastor bule di tempat kita sebagai sisa-sisa misi (svd, sj, cm, dll) meski sekarang sudah tidak ada kiriman lagi. Mengapa? Karena sekarang kita sudah mandiri. Bahkan kita sekarang yang harus mengiirimkan para misionaris ke negara-negara lain untuk di-injili (Papua, dsb), termasuk Eropa juga yang mulai krisis imam.

lalu bagi kita sekarang ini, bagaimana kita mengartikan kata-kata Yesus untuk pergi ke seluruh dunia ini? Apakah kita juga harus pergi meninggalkan kampung halaman untuk meng-Injil-I orang lain?

Dengan kata pergi ke seluruh dunia, para murid sebetulnya diajak untuk menemukan ruang hidup yang lebih luas.
Pergi berarti beranjak melangkah keluar. Keluar dari diri kita. Keluar dari sekat-sekat yang kita buat. Bukan hanya ke negeri jauh, ke tanah misi. Atau pula kita pergi ke orang-orang yang kita anggap tidak sama dengan kita dan akan kita “Injili” dengan membabi buta. Istilah pergi ke seluruh dunia jauh lebih kaya dan lebih bermakna daripada sekedar itu.

Saudara-saudara, kita sering membuat kotak-kotak atau sekat-sekat yang menjadi dunia kita. Sekat-sekat itu misalkan orang-orang sekitar kita, yang kita kenal saja. Dunia kita kadang terbatas hanya di keluarga kita saja. Ngapain capek-capek pelayanan ke orang lain. Tidur di rumah saja bergaul mesra dengan istri dan anak lebih enak. Ngapain repot-repot? Emang dapat apa?
Atau mungkin dunia kita hanya terkotak-kotak di sekitar lingkungan kita saja, wilayah kita saja, paroki kita saja…… atau bidang itu-itu saja. Wah, ngapain belajar susah-susah itu khan keahlian orang lain. Saya bagian merangkai bunga saja wis. Urusan sing ruwet-ruwet biar pastor saja…….. ini dunia yang kita ciptakan.
Dunia yang kita buat adalah dunia yang menyangkut di mana dan bagaimana kita hidup, berbuat dan berfikir.

Dengan kata pergilah ke seluruh dunia, kita didorong untuk senantiasa terbuka menemukan hal-hal baru, dunia-dunia baru yang di dalamnya perlu Kabar Gembira itu diwartakan. Misalnya, sekarang ini ada dunia maya, dunia cyber yang juga perlu kita wartakan Kabar Gembira di dalamnya. Apakah kita sudah cukup terbuka untuk itu? Di luar dunai yang kiat ciptakan, senantiasa terbuka hal-hal baru, dunia-dunia baru untuk diInjili.

- Injil / Kabar Gembira

Apa yang kita bawa kepada dunia baru itu? Injil! Euangelion! Kabar Gembira! Bukan kabar tentang kehebatan saya, kemampuan saya, kepintaran bahkan kesucian saya. Yang harus kita wartakan adalah Kabar Gembira.
Apakah berarti saya harus membacakan Injil ke seluruh dunia? Iya! Namun terutama Injil dalam arti Kabar Gembira yang telah kita hidupi dalam keseharian hidup kita. Bukan sekedar huruf-huruf dalam Kitab Suci melainkan perintah kasih Allah yang telah kita hayati. Kitalah yang menjadi saksi bahwa Injil itu benar. Kabar Gembira itu memang membawa keselamatan. Buktinya? Aku yang menjadi buktinya! Beranikah kita?

- Kepada segala mahluk!

Kepada siapa Injil itu harus diberitakan? Kepada setiap ciptaan! Omni Creaturae – bukan sekedar mahluk hidup, apalagi hanya manusia, melainkan ke segenap ciptaan! Mengapa demikian? Karena memang wafat dan kebangkitan Yesus adalah untuk menyatukan kembali segenap ciptaan, apa yang ada di bumi maupun di surga (Efesus 1:3-10). Jadi mewartakan Injil ke seluruh dunia adalah juga kepada semua ciptaan: kepada alam sekitar kita, lingkungan hidup kita!


B. Tanda-tanda orang yang percaya : mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

Apa artinya? Apakah juga seperti yang dipamerkan oleh orang-orang fundamentalis dewasa ini? Bahasa Roh, festival mukjijat Allah? Saudara-saudara, pelbagai tanda yang menyertai orang-orang yang percaya ini merupakan bahasa gambaran yang kerap dipakai oleh orang di jaman Kitab Suci ditulis. Tujuan utamanya untuk mengatakan bahwa semua halangan akan dapat diatasi. Bukan mereka yang percaya diajak untuk “show” debus kehebatan mereka. Jaminan yang diberikan dalam gambaran-gambaran ini sebenarnya juga telah kita alami :

- Mengusir setan : kita bahkan diwajibkan untuk bisa mengusir setan dalam diri kita sendiri (janji baptis)

- Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru : sekarang ini Injil telah diwartakan hampir ke semua bahasa yang dapat dikenal manusia. Bahkan bukan hanya itu, bahasa-bahasa yang baru juga termasuk bahasa-bahasa IT dan teknologi.

- Memegang ular: ular adalah lambang dosa, lambang godaan. Jika kita memang percaya maka kita pun seharusnya berhasil (setidaknya berjuang selalu) melawan godaan

- Minum racun maut : siapa berani? Siapa mau? Racun adalah sesuatu yang merasuk ke dalam tubuh dan merusak dari dalam. Ini bisa berbentuk fitnah maupun perpecahan. Seharusnya kita bisa menangkal fitnah-fitnah dan sikap saling curiga yang menyandera hubungan di antara kita.

- Meletakkan tangan atas orang sakit: kita punya sakramen perminyakan yang bukan hanya menyembuhkan penyakit fisik namun terutama penyakit rohani akibat terpisah dari Allah.


C. Yesus terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allah

Saudara-saudara, kembali kepada pertanyaan di awal tadi : Trus apa maknanya bagi kita kenaikan Yesus ini?

Mengapa Yesus mengatakan bahwa : lebih baik bagi kamu jika Aku pergi? Karena Yesus menginginkan kita dewasa. Dewasa dalam iman. Yesus sekarang tidak tampak lagi. Roh Nya yang akan senantiasa mendampingi kita. Iman para murid ditantang untuk menjadi iman yang semakin matang, tidak lagi terpatok pada yang kelihatan mata.
Dan lebih dari itu, bahwa sekarang ini tugas perutusan Yesus menjadi tugas kita. Kita sebagai Gereja. “Yesus butuh kita, butuh Gereja……. Jika tidak ada Gereja, siapa yang akan mewartakan Kristus?” Gereja adalah tubuh Kristus!

Jikasekarang ini kita merayakan kenaikan Yesus ke surga, seolah hari ini juga kita diingatkan akan pesan perutusan kita itu: apakah yang sudah kita lakukan untuk mewartakan kerajaan Allah? Apakah kita sudah sampai ke ujung-ujung bumi yang kita ciptakan sendiri? Apakah kita berani keluar dari sekat-sekat yang kita ciptakan sendiri? Keluar dari kemapanan kita untuk masuk ke “daerah misi” yang pasti tidak mudah dan butuh pengorbanan? Apakah kita berani mengandalkan Kristus yang sudah tidak kasat mata lagi sebagaimana dijanjikanNya dalam kata-kata terakhir injil Matius “aku besertamu sampai akhir jaman”

Apakah yang kita sampaikan memang : Kabar gembira?
Untuk Wilayah Petrus, 17 Mei 2012












Senin, 07 Mei 2012

HAL BERDOA

HAL BERDOA



 


(Injil hari Minggu pekan V Paska tahun B/II)

YOH 15: 1-8

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."



Saudara-saudara terkasih, apa yang menyebabkan suatu doa itu dikabulkan? Atau sebaliknya apa yang menyebabkan suatu doa tidak dikabulkan?

Kerap orang mengeluh, saya sudah berdoa sungguh-sungguh. Sudah Rosario, sudah novena segala macam, sudah tahajud tiap malam, sudah mengunjungi gua-gua Maria di sana-sini – sudah pakai puasa segala. Tapi mengapa doa saya tetap tidak dikabulkan? Seringkali kita dihibur atau menghibur diri dengan berbagai nasehat indah: Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita, lebih dari yang kita kira. Atau juga : Indah pada waktunya. Ada yang beri nasehat bijak : Tuhan mengabulkan dengan hal lain yang lebih kita butuhkan. Kadang kita salah berdoa, kita tidak tahu benar apa yang kita butuhkan. Atau juga ungkapan nasehat-nasehat lain yang senada. Apakah nasehat-nasehat itu salah? Nasehat-nasehat itu tentunya benar adanya, namun kalau kita jujur, nasehat-nasehat itu tidak memuaskan dahaga hati kita. Jika begitu ya sudah tidak perlu berdoa panjang-panjang, cukup saja meneladan Bunda Maria : Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut sabdaMu. Cukup sudah……… apakah memang demikian?. Lalu apa gunanya kita meminta? Bukankah Tuhan sendiri bersabda: mintalah maka akan diberikan, ketoklah maka akan dibukakan…. Dan banyak ayat lain yang membuat kita memberanikan diri untuk meminta. Bahkan dalam Surat Yakobus 4:2 dikatakan bahwa “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”. Lalu apa yang harus kita lakukan? Bagaimana seharusnya kita berdoa? Bagaimana seharusnya kita meminta?

Saudara-saudara, jika diboleh dibilang bahwa salah satu “hak” besar yang kita miliki adalah berdoa.

Apa sih berdoa itu? Berdoa adalah berbicara kepada Tuhan dan pengungkapan ekspresi jiwa kita kepadaNya. Bukan sekedar ekspresi lidah kita. Lebih baik kita berdoa dalam hati tanpa kata-kata, daripada kita berdoa dengan kata-kata tanpa hati. Doa adalah ekspresi jiwa dan hati kita akan Tuhan. Memang, berdoa bukan sekedar meminta saja. Berdoa dengan segenap diri adalah juga memuji, menyembah, berterima kasih dan berbakti kepada Tuhan – dan diantaranya juga kita berhak meminta dari Tuhan apa yang kita inginkan.

Kembali kepada permasalahan diatas. Lalu bagaimana kita harus berdoa agar kita tidak salah berdoa? Injil Yohanes yang kita dengarkan ini memberikan  kunci jawabannya. Ada dua kata kunci dalam Injil tadi yang perlu kita cermati sebagai kunci jawaban, yaitu kata TINGGAL dan kata MINTA.

TINGGAL. Rupanya kata ini menjadi satu rahasia / kunci agar doa kita didengar Allah: Tinggallah dalam Aku dan Aku dalam kamu.

Banyak orang mendekatkan diri pada Allah hanya saat dia bermasalah. Hanya saat ia merasa butuh Allah. Allah hanya sebagai jalan keluar terakhir di saat semuanya sudah mentok. Setelah kesombongan dan percaya diri tak mampu lagi bisa diandalkan, setelah dukun-dukun dan orang pintar tak lagi bisa menolong. Baru kemudian merapat ke Allah, ke Bunda Maria dengan doa-doa permohonan dan keluh kesah yang tak kunjung henti. Inilah salah satu hal yang menyebabkan doa kita sulit untuk dikabulkan Allah.

Tinggal dalam Allah mengandaikan kita bersahabat dengan Allah dalam keseharian hidup kita. Dalam Injil Lukas 11: 5 dst yang kalimatnya sangat kita kenal : mintalah maka kamu akan diberi, ketoklah maka kamu akan dibukakan….,  kita diingatkan bahwa dalam perumpamaan itu seorang sahabatlah yang mengetok pintu rumah sahabatnya. Kita harus pertama-tama menjadi sahabat Allah. Kita harus benar-benar menjadi anak Allah, sehingga bagi kita berlaku ayat : bapa manakah yang akan memberikan ular jika anaknya meminta ikan???

Tinggal dalam Allah berarti menjadi dan berlaku sebagai sahabat Allah, sebagai anak Allah. Itulah sebabnya sering kita meminta doa kepada orang yang kita anggap “lebih” : orang tua, romo, dsb – karena kita merasa bahwa setidaknya mereka adalah orang yang dekat dengan Allah, sahabat Allah. Dan kita percaya bahwa mereka akan didengar Allah. Dan seyogyanya pun kita berupaya keras menjadi dekat dengan Allah, agar kita pun bisa berdoa bagi orang lain.

Bagaimana kita bisa berlaku sebagai anak Allah atau sahabat Allah? Injil yang kita dengar tadi memberikan kuncinya : kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu.

Dekat dengan Allah berarti kita bergaul akrab dengan Dia. Bagaimana kita bergaul akrab dengan Dia? Salah satu yang utama adalah mendengarkan FirmanNya. Jika kita berdoa berarti kita berbicara dengan Allah – dan bila kita mendengar Firman Allah berarti Allah yang berbicara kepada kita. Penting mana : Allah yang berbicara atau kita yang berbicara? Ironi bahwa orang banyak berdoa namun ia tidak sempat mendengar Allah berbicara. Kita terus menerus berbicara sedangkan kita menelantarkan Tuhan yang sangat ingin berbicara dengan kita……..

Kunci kedua adalah MEMINTA: Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Apa yang seharusnya kita minta? Apa saja!!! Kita adalah anak Allah, maka kita berhak meminta kepada Bapa kita. Sering kita menasehati anak kita yang masih kecil agar jangan meminta-minta kepada orang lain: "Dik, kalau kamu ingin sesuatu, jangan minta-minta ke orang lain. Malu. Bilang saja pada ayah, oke?" Dan Yesus pun bersabda : “Jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya”. Bapa pasti akan mendengarkan permintaan kita.

Sewaktu saya masih anak-anak, sering kami bermain-main dengan banyak sekali anak tetangga di halaman atau di kebun. Permainan kampung : petak umpet, go back sodor, dsb. Ribut sekali. Bahkan kadang bertengkar dan ada yang menangis. Dan tak jarang rupanya ayah dan ibu berusaha memantau kami dengan mendengar dari kejauhan, dan yakinlah bahwa telinga mereka lebih ditujukan kepada suara anak-anaknya sendiri. Mungkin Allah juga demikian kepada kita. Maka mintalah apa saja dariNya!

Kita tidak akan salah meminta jika kita benar-benar tinggal dalam diriNya. Dengan tinggal dalam Dia maka kita pasti akan mengetahui hati Bapa. Kita tahu pula apa yang seharusnya kita minta. Jika kita mengabaikan tinggal dalam Bapa maka kita akan gagal meminta. Sebab jika kita sungguh-sungguh tinggal dalam Dia maka kita akan tahu pasti apa yang perlu bagi diri kita, bagi orang lain yang kita doakan. Kita pasti tahu bahwa ada hal-hal yang tidak dapat kita minta karena pasti akan dijawab dengan tidak. Anak saya tahu kalau pasti ia akan ditolak jika meminta saya beli minuman dingin untuknya, karena dia alergi akut dengan minuman manis dan dingin. Dia pasti akan minta air putih atau teh hangat saja.
Dan mengapa kita berdoa melalui Bunda Maria? Karena Maria adalah contoh dan teladan sempurna orang yang benar-benar bersatu dengan Allah : fisik dan rohani. Firman Allah itu benar-benar bersatu dalam dirinya. Sembilan bulan ia mengandung Yesus – ia menyusui Yesus dan ia mengikuti perjalanan Yesus semasa hidupNya sampai di kayu salib – sampai Ia bangkit, naik ke surga – dan sampai kedatangan Roh Kudus. Mari kita meneladan dan bersatu kepada Bunda Yesus agar kita diajar bagaimana harus dekat dengan Dia!



Selasa, 8 Mei 2012

Selamat Ulang Tahun  Adi !!!

Jumat, 04 Mei 2012

SANTA MARIA DARI MEDALI WASIAT

SANTA MARIA DARI MEDALI WASIAT


SANTA KATARINA LABOURE



Namanya, Zoe Laboure dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1806 di Fain-les-Moutiers, Perancis. Ia adalah anak kesembilan dari sebelas orang putera-puteri keluarga Pierre dan Louise Laboure. Kesebelas anak itu terdiri dari delapan orang putera dan tiga orang puteri. Pierre Laboure seorang terpelajar yang menjadi petani yang sukses. Ketika Zoe berusia sembilan tahun, ibunya meninggal dunia. Zoe sangat sedih kehilangan ibunya, ia masuk ke kamarnya, berlutut di bawah patung St. Perawan Maria dan berdoa, “Bunda Maria, sekarang engkaulah ibuku.”

Tak lama setelah ibunya meninggal, Marie-Louise, kakak perempuan Zoe, masuk Kongregasi Suster Puteri Kasih. Oleh karena itu Zoe dan Tonine, adik perempuannya, harus tinggal di rumah untuk membantu ayahnya mengatur rumah tangga dan mengerjakan sawah. Karena tugas-tugasnya itu, Zoe menjadi satu-satunya anak di keluarga Laboure yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Ia tidak dapat membaca dan menulis.

Sejak Zoe menerima komuninya yang pertama pada tahun 1818, setiap hari ia bangun pukul empat pagi, berjalan beberapa mil untuk mengikuti Misa dan berdoa di gereja. Sama seperti kakaknya, Zoe juga mempunyai keinginan yang kuat untuk masuk biara, tetapi keinginannya itu ditahannya karena tenaganya masih dibutuhkan di rumah.

Ketika usianya sembilan belas tahun Zoe mendapat mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia sedang berdoa di gereja di Fains. Seorang imam tua mempersembahkan Misa. Ketika Misa telah selesai imam tua itu menunjuk kepada Zoe dengan jarinya. “Anakku,” katanya, “Merawat orang-orang sakit adalah perbuatan yang baik. Suatu hari kelak engkau akan datang kepadaku. Tuhan telah memanggilmu untuk itu. Janganlah engkau lupa.”

Pada tahun 1828 Zoe berusia dua puluh dua tahun dan Tonine dua puluh tahun. Sekarang Tonine sudah bisa menggantikan kedudukannya mengurus rumah tangga. Tibalah saatnya bagi Zoe untuk berbicara kepada ayahnya mengenai panggilan hidupnya. Pierre berusaha mencegah keinginan puterinya, maka ia mengirim Zoe ke Paris untuk tinggal bersama Charles, kakaknya yang telah menikah.

Suatu hari Zoe mengunjungi Biara Suster Puteri Kasih. Ia melihat lukisan terpampang di dinding. Lukisan seorang imam tua - imam yang mengunjunginya dalam mimpi di Fains. Zoe bertanya siapakah imam itu. “Pendiri kongregasi kami, Santo Vinsensius de Paul.” (St. Vinsensius de Paul telah wafat 200 tahun yang lalu!) Jadi, itulah rencana Tuhan.

Pada bulan Januari 1830 Zoe menjadi seorang postulan (postulan: masa percobaan, persiapan masuk biara) di Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Catillion-sur-Seine. Tiga bulan kemudian ia dikirim sebagai novis (Novis: biarawan/biarawati yang sedang menjalani masa percobaan sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) ke Biara Suster Puteri Kasih di Rue de Bac, Paris. Zoe memilih nama Katarina.

Di Biara Rue de Bac suster Katarina memperoleh penampakan-penampakan luar biasa. Selama tiga hari berturut-turut ia mendapat penampakan hati St. Vinsensius di atas tempat reliqui St. Vinsensius disimpan. Di lain waktu ia melihat Tuhan yang Maharahim di depan Sakramen Maha Kudus; penampakan seperti ini terjadi teristimewa pada waktu Misa di mana Tuhan akan menampakkan diri sesuai dengan bacaan liturgi pada hari itu.



Pada tanggal 18 Juli, menjelang salah satu Pesta St Vinsensius de Paul yang akan dirayakan keesokan harinya, seorang Suster Superior menceritakan kepada para novis keutamaan-keutamaan Pendiri Kongregasi mereka serta membagikan kepada mereka masing-masing sepotong kain dari jubah St. Vinsensius. Dengan sungguh-sungguh Sr Katarina memohon bantuan doa St Vinsensius agar ia diperkenankan memandang Bunda Allah. Kemudian Sr Katarina pergi tidur.

Pada tengah malamnya Santa Perawan Maria menampakkan diri kepadanya. Pada jam setengah dua belas malam, terbangunlah suster Katarina, dan dengan jelas ia mendengar suara seseorang memanggilnya hingga tiga kali: “Suster Labuore”. Maka tampaklah olehnya seorang anak berumur kira-kira empat / lima tahun yang berkata kepadanya: “marilah pergi ke kapel, Santa Maria menantikan engkau”. Ia segera berpakaian, lalu diiringkan anak itu yang selalu ada di sebelah kirinya dan yang menyinarkan sinar yang terang benderang. Di dalam kapel bernyala-lah semua lilin dan lampu lainnya. Maka anak itu mengantarkannya menuju ke altar. Di sini berlututlah suster itu dan setelah menunggu setengah jam lamanya, maka sekonyong-konyong anak itu berseru: “itulah Santa Maria”. Di sebelah epistle turunlah Santa Maria, berlutut di hadapan Sakramen Mahakudus, lalu duduk di kursi Romo Direktur. “dengan satu langkah saja”, demikian kata suster Katarina, “saya telah berada didekatnya. Tangaku kuletakkan di atas lutut Santa Maria. Itulah saat yang paling berbahagia dalam hidupku”. Dua jam lamanya Santa Maria bercakap-cakap dengan suster Katarina, tentang suatu tugas yang hendak diberikan kepadanya oleh Tuhan, dan tentang kesukaran-kesukaran yang akan dialaminya selama menjalankan tugas itu. Lalu pergilah Santa Maria. Maka anak itu menghantarnya kembali ke ruangan tidur, melalui jalan yang dilaluinya tadi. Terdengarlah olehnya bunyi lonceng dua kali: pergilah ia ke tempat tidur, namun ia tak dapat memejamkan mata.

Pada tanggal 27 Nopember 1830 pukul setengah enam sore, setelah doa meditasi selesai, sekali lagi Santa Maria menampakkan diri kepada suster Katarina di kapel. Ia memegang suatu bulatan yang diatasnya ada salibnya. Dengan menengadah Santa Maria seolah menghaturkan bulatan itu kepada Tuhan dan memintakan berkatNya. Segera permintaannya dikabulkan, lalu tampaklah pada jari-jarinya cincin-cincin yang penuh dengan permata beraneka warna, yang satu melebihi yang lainnya. Permata tadi menyinarkan sinar-sinar yang makin ke bawah makin menebal. Di waktu Santa Maria sedang diliputi oleh sinar menyilaukan mata, hilanglah bulatan itu. Maka ia memandang kepada suster Katarina, lalu membuka tangannya dan berdiri di atas bulatan dunia yang lebih besar. Di sekeliling Santa Maria terbentuk bulatan panjang dengan di atasnya tertulis kata-kata : “Ya Maria, yang dikandung tanpa noda, doakanlah kami yang berlindung kepadamu”. Lalu terdengarlah suara: “inilah lambang karunia yang kulimpahkan kepada orang-orang yang memintanya kepadaku. Suruhlah membuat sebuah medali menurut bentuk ini, dan siapa yang memakainya, akan menerima karunia besar, apalagi jika medali itu dikenakan pada lehernya. Orang yang memakainya akan menerima karunia berlimpah-limpah”. Maka dibaliklah gambaran ini dan di medali sebelah belakang terlihat huruf “M” dengan sebuah salib di atasnya dan di bawahnya dua buah hati Yesus dan Maria, yang satu bermahkota duri – yang lain tertusuk pedang, dan semuanya itu dilingkari dua belas bintang. Inilah dengan singkat cerita asal muasal medali itu. Bunda Maria meminta agar medali dengan gambar tersebut dibuat dan dogma Yang Dikandung Tanpa Dosa dihormati. Siapa saja yang mengenakan medali tersebut akan menerima rahmat dari Yesus melalui doa-doa ibu-Nya.

Makin tersebar medali ini, makin keraplah terdengar kabar bahwa banyak permintaan yang dikabulkan karena pemakaian medali itu dengan penuh kepercayaan. Sekali, diberitakan bahwa ada orang yang sekonyong-konyong sembuh dari sakitnya, dan lain lagi orang yang bertobat tiba-tiba padahal sebelumnya seolah mustahil untuk ditobatkan. Karenanya, akhirnya medali itu disebut orang sebagai medali yang bermukjijat, medali wasiat. Para ibu, yang anaknya tersesat jalan hidupnya menjahitkan medali itu dengan diam-diam ke dalam lapisan jas atau mantolnya. Dan kemudian hari si ibu melihat bagaimana anaknya tiba-tiba berbalik sama sekali kembali kepada jalan yang benar.

“Ya Maria yang dikandung tanpa noda, doakanlah kami yang berlindung padamu”, alangkah sangat indah doa ini terucap dari bibir seorang anak yang masih suci-murni, maupun di bibir seorang dewasa yang telah berdosa besar dan bertobat. Alangkah indahnya doa ini bila terucap di bibir orang-orang terpelajar maupun orang-orang biasa. Pemuda-pemudi yang khawatir akan masa depannya, khawatir akan jalan hidupnya kelak – segera mengucapkan doa yang menentramkan hati ini. Mohon pendampingan dari Bunda Yang Tak Bernoda. Si ayah yang bersusah payah mengupayakan yang terbaik bagi kehidupan keluarganya, memohon supaya ia mendapat pertolongan. Dengan jalan ini pun ibu-ibu yang khawatir akan suami dan anak-anaknya memohon kekuatan dan bantuan dari Bunda Maria. Tentara-tentara yang dalam peperangan, para pelajar yang dalam perjuangan demi masa depan, para pelaut yang dalam badai topan di tengah laut, semuanya mengucapkan doa singkat yang menghindarkan dari mara-bahaya. Orang-orang yang telah mendekati ajal, meletakkan medali itu di bibirnya dan berbisik-bisik pelahan mengucapkan doa yang terakhir : “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.”

Demikianlah Medali Wasiat dibuat dan devosi disebarluaskan. Dalam waktu yang singkat banyak orang di seluruh dunia telah mengenakannya. Namun demikian, kecuali Bapa Pengakuannya, tidak seorang pun termasuk para suster Puteri-Puteri Kasih, yang mengetahui bahwa kepada suster Katarina-lah Bunda Allah menampakkan diri.

Setelah penampakan Santa Perawan Maria kepadanya, suster Katarina melewatkan empat puluh lima tahun hidupnya sebagai biarawati dengan merawat mereka yang tua dan yang sakit di Rumah Lansia Enghien di Paris. Ia menyimpan semua rahasianya dengan bahagia, ia hanya tertarik untuk melayani Tuhan sebanyak yang ia mampu.

Pada tahun 1876 suster Katarina merasakan adanya keyakinan batin bahwa ia akan meninggal sebelum akhir tahun berlalu. Menjelang kematiannya, suster Katarina berusaha melaksanakan permintaan St Perawan Maria yang terakhir yaitu agar sebuah patung Maria dibuat. Baru pada saat itulah suster Katarina membuka rahasianya dan menceritakan segala sesuatunya kepada Suster Superior (Superior: Pembesar Biara).

Pada tanggal 31 Desember 1876 suster Katarina meninggal dunia. Suster Superior menceritakan segala rahasia yang telah dipendam demikian lama oleh suster Katarina kepada para suster Puteri-Puteri Kasih, yang dengan terkagum-kagum baru menyadari bahwa seorang kudus telah tinggal bersama mereka. Pemakaman Sr Katarina adalah pemakaman yang penuh dengan pesta dan sukacita. Segala lagu sedih dan dukacita diganti dengan lagu-lagu gembira dan ucapan syukur: bagi Sr Katarina, bagi Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat, dan bagi Allah yang demikian Mengasihi kita.

Pada tahun 1933, lima puluh tujuh tahun setelah St Katarina dimakamkan, makamnya dibongkar. Mereka mendapati jenasah St Katarina dalam keadaan segar sama seperti pada saat ia dimakamkan. Matanya tetap biru dan indah, kedua belah tangan dan kakinya lemas dan tidak kaku, seolah-olah ia sedang tidur. Jenasah St Katarina dibaringkan dalam peti kaca dan ditempatkan dekat altar Kapel di 140 Rue du Bac, Paris, tempat di mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.



Jika kita mengunjungi Kapel Penampakan, kita dapat memandang wajah serta bibir St Katarina; bibir yang telah menyimpan rahasia besar selama empat puluh enam tahun, rahasia yang telah menggoncangkan dunia.

Pada tanggal 27 Juli 1947 Sr. Katarina dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius XII. Pestanya dirayakan pada tanggal 28 November, sehari setelah Pesta Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat.



Dari beberapa sumber

“O Maria, sine labe originali concept, intercede pro nobis, qui ad te confugimus”.

Mei 2012



FX. Sutjiharto

Kamis, 26 April 2012

IBADAT MARIA BULAN MEI





IBADAT MARIA DAN NOVENA ROH KUDUS


WILAYAH ELISABETH - PAROKI SALIB SUCI – TROPODO SIDOARJO



PENGANTAR

Bulan Mei ditetapkan oleh Gereja sebagai Bulan Maria. Mengapa ? Apa bedanya dengan Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario? Apa yang harus kita lakukan di bulan Maria ini? Inilah yang akan kita pahami melalui Ibadat Maria ini.

Baik bulan Mei maupun Oktober adalah bulan yang dikhususkan untuk menghormati Maria. Bulan Rosario (Oktober) diperkenalkan oleh Paus Leo XIII (1883). Rosario sendiri sebelumnya telah dikenal luas terutama oleh ordo Dominikan. Dan semakin memasyarakat setelah kemenangan tentara Kristen atas Turki di Lepanto (1572) yang diyakini berkat pertolongan Maria Bunda Rosario. Pesta ini dikenal secara universal (7 Oktober) dibawah Paus Gregorius XIII (1573)

Bulan Mei sendiri yang dikhususkan sebagai Bulan Maria memiliki akar tradisi yang cukup lama di Gereja Latin / Barat, meski baru tahun 1284 dicetuskan oleh Paus Alexander X dan menjadi praktek Gereja universal abad XVIII saat diperkenalkan Paus Pius XI (Ensiklik Mediator Dei).

Secara liturgi, bulan Mei sebagai Bulan Maria dikaitkan dengan Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth yang dirayakan tanggal 31 Mei. Peristiwa penting ini menandai pengakuan eksplisit dari Kitab Suci sendiri bahwa Maria adalah Bunda Allah (bdk Luk 1 : 43).

Memang ada yang mengkaitkan pula bahwa di bulan Mei ini adalah saat musim semi (di Eropa). Di saat itu daun-daun dan bunga mekar kembali. Di musim ini orang Romawi merayakan pesta menghormati dewi Flora dan orang German menghormati dewi bumi. Dan kedua tradisi kafir tersebut di”babtis” untuk menghormati Maria. Marialah Dewi Flora dan Dewi Bumi bagi kita.

Namun yang lebih penting lagi untuk diketahui ialah bahwa dalam lingkaran Tahun Liturgi Gereja, bulan Mei masih dalam masa Paskah dan masa 50 hari menantikan kedatangan Roh kudus. Di saat itu Maria berdoa bersama Gereja memohon turunnya Roh Kudus dalam peristiwa Pantekosta. Jadi Maria ditempatkan dalam inti iman kristiani yakni MISTERI PASKAH KRISTUS. Untuk itulah mengapa pada bulan Mei kita diajak berdevosi kepada Maria dan berdoa bersama dia. Tanpa Yesus, Maria bukanlah apa-apa, tetapi keputusan Maria untuk menjawab Ya atas rencana keselamatan, itulah yang membuka jalan keselamatan bagi kita semua.

Kegiatan apa yang sebaiknya kita lakukan di bulan Mei sebagai bulan Maria?

Sebenarnya devosi terhadap Maria di bulan Mei sangat beragam, tidak terbatas hanya dengan berdoa Rosario – meski harus diakui bahwa doa Rosario adalah doa paling populer dan sangat dianjurkan Gereja. Berkaitan dengan peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabeth, bulan Mei juga dikaitkan dengan bulan ziarah. Kunjungan dan doa-doa di tempat-tempat ziarah Maria ramai dikunjungi orang di bulan ini. Dari sisi kegiatan ibadat, sangat dianjurkan di bulan Mei adalah Ibadat Harian Maria. Kegiatan ibadat ini berisi madah, mazmur dan kidung yang berkaitan dengan peran Bunda Maria sebagai Bunda Allah, Bunda Penebus dan Bunda Gereja. Di dalam ibadat itu bisa disisipkan pula doa novena kepada Bunda Maria yang sangat banyak ragamnya.


MENGAPA NOVENA ?

Apakah novena harus dilakukan sembilan kali berturut dengan waktu yang sama?

Novena – ks (novem – kb = sembilan) = masing-masing sembilan / tiap-tiap kali sembilan. Jadi dalam arti sebenarnya, untuk disebut doa novena berarti didoakan sembilan kali (hari) berturut-turut. Mengenai jam : tidak ada ketentuan. Doa novena adalah satu devosi, bukan liturgi resmi, tidak ada peraturan resmi dan terinci dari Gereja.

Doa novena dilakukan seturut teladan Para Rasul dan Bunda Maria yang tekun berdoa menantikan RK (Kis 1:12-2:1). Ketekunan orang yang berdoa selama sembilan hari berturut-turut menunjukkan keseriusan doanya. Karena itu, di bulan Maria ini sangat tepatlah jika kita bertekun dalam doa Novena kepada santa Maria – sambil bersiap diri mendoakan Novena yang pertama yaitu Novena Roh Kudus.

Alasan lain, mengapa novena adalah alasan praktis pastoral. Di banyak tempat, karena terbiasa dengan bulan Maria (Mei) disamakan dengan doa Rosario saja, antusiasme umat sangat berlimpah untuk mendatangi doa lingkungan / wilayah. Ada kekhawatiran sementara pengurus bahwa jika doa Rosario diganti dengan “ibadat biasa” maka antusiasme tersebut akan pudar. Oleh karenanya, dibuat satu ibadat yang sekiranya akan menarik kehadiran umat untuk hadir. Doa novena yang “seharusnya” didoakan selama Sembilan hari, dirasa bisa memenuhi harapan itu.

Ada dua doa novena yang dianjurkan dalam buku ini : Novena Tiga Salam Maria – dan – Novena Medali Wasiat. Doa Novena Tiga Salam Maria diambil dari buku Puji Syukur, sedangkan Doa Novena Tiga Salam Maria diletakkan dalam lampiran I. Sangat dianjurkan, bahwa di hari pertama doa Novena Medali Wasiat dibagikan medali wasiat dan dibacakan sejarah medali wasiat tersebut (lampiran II). Sedangkan sejarah Novena Tiga Salam Maria ada di lampiran III

SUSUNAN IBADAT

Susunan dalam buku ibadat ini pada intinya merupakan gabungan dari Ibadat Harian (Ofisi Ilahi) dengan Ibadat Sabda tanpa imam di Lingkungan / wilayah – dengan diselipkan doa-doa kepada Bunda Maria. Hal ini semata-mata adalah untuk semakin mendekatkan umat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam liturgi Ibadat Harian (Ofisi Ilahi) sesuai anjuran dari Sacrosanctum Concilium

Ibadat ini tersusun atas beberapa garis besar :

• Pembukaan

• Ibadat Sabda :

o Diawali dengan pendarasan Mazmur

o Pembacaan Sabda Allah dan Renungan

o Pendarasan Kidung Efesus

• Aneka Doa Kepada Santa Perawan Maria

• Penutup

Buku Ibadat Bulan Maria ini disusun dari berbagai sumber. Sumber Utama yang kami gunakan adalah dari Buku Ibadat Harian (Liturgia Horarum) dan buku Kumpulan Ibadat Lingkungan (Ernest & Sri Marianto), serta beberapa sumber lainnya. Semoga buku ini bermanfaat memperkaya khasanah Ibadat Lingkungan kita.

Menjelang Bulan Maria, 2012

FX. Sutjiharto – Serambi Salomo.

Sub tuum praesedium configimus, Sancta Dei Genitrix!





PEMBUKAAN

I. LAGU PEMBUKAAN

Pujian kepada Maria dari buku AKU MENGAGUNGKAN TUHAN


• Untuk Novena Roh Kudus : lagu bisa dipilih dari PUJI SYUKUR no. 565 sampai dengan no. 577 – atau buku lain yang sesuai

II. TANDA SALIB DAN SALAM


+ Dalam Nama Bapa dan Putera……….

P : Semoga Tuhan dan BundaNya berkenan hadir di tengah-tengah kita

U : Sekarang dan selama-lamanya


III. TEMA

Pemimpin memberikan pengantar tema dan sedikit ulasan mengenai rangkaian doa novena yang telah berjalan, dan sebagainya. Singkat dan padat. Dan dilanjutkan dengan hening sejenak sebelum mendoakan Doa Pembuka


IV. DOA PEMBUKA

P : Marilah kita berdoa……… (hening sejenak)

(Pilih salah satu)

PILIHAN 1

Allah yang Mahasuci, Engkau menguduskan Santa Perawan Maria guna menyiapkan kediaman yang pantas bagi PuteraMu. Ia Kau bebaskan dari cacat cela sejak awal hidupnya, yakni sejak ia dikandung. Setiap noda Kau jauhkan dari padanya, sehingga ia benar-benar suci dan layak menjadi ibu Tuhan Yesus. Semoga berkat doa Ibu Maria, kami pun dapat hidup suci murni. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin

PILIHAN 2

Allah yang mahakuasa, umatMu bersukacita dibawah perlindungan perawan tersuci Maria. Semoga berkat bantuannya kami bebas dari segala yang jahat di dunia, dan layak mendapat sukacita kekal di surga. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin



IBADAT SABDA

V. MADAH KEPADA BUNDA MARIA

Nada lagu (Pilih salah satu):

6 6 6 6 2 4 3 2

6 6 7 5 6 i 7 6

6 7 i 2 i 6 i 765

6 6 7 5 3 5 6 6

ATAU NADA VENI CREATOR

5 6 5 4 5 6 5 i 2 i

i 5 6 i 2 i 2 3 2

i 2 3 i 7 6 5 1 2 5 6 i

7 i 6 5 4 6 6 7 6 5 4 5



PILIHAN 1 :

Maria bunda tercinta

Dengarkan kami semua

Yang bermohon dan berdoa

Dengan hati yang percaya


Bila ditimpa bencana

Terancam bahaya dosa

Kami mohon perlindungan

Agar setya pada Tuhan


Bila senja hidup tiba

Dan kami dipanggil Bapa

Kami mohon pertolongan

Agar tekun dalam iman


Dimuliakanlah Bapa

Bersama Putra dan RohNya

Yang melimpahkan kurnia

Kepada Bunda Maria. Amin



PILIHAN 2

O ratu kami yang mulya

Luhur tiada taranya

Engkau merangkul memangku

Tuhan Allah penciptamu


Pintu yang ditutup Hawa

Dibuka Putera bunda

Engkaupun turut berjasa

Membukakan gerbang surga


Kami anggap tugas luhur

Untuk mengucapkan syukur

Dengan menyanyikan madah

Atas anugerah Allah


Dimuliakanlah Bapa

Bersama Putra dan RohNya

Yang melimpahkan kurnia

Kepada Bunda Maria. Amin



VI. PENDARASAN MAZMUR

(dipilih satu mazmur untuk didaraskan – setiap mazmur diawali dan diakhiri dengan antiphone: 6 6 …….. 6 6….)


Mazmur 113

Antifone : Berbahagialah engkau, ya Perawan Maria, yang mengandung pencipta semesta alam. Alleluia

Nada lagu : 3 4 5………4 3. / 7 i……………7 5. //

Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, *

Pujilah nama Tuhan.

Terberkatilah nama Tuhan *

Sekarang dan selama-lamanya

Dari timur sampai ke barat *

Terpujilah nama Tuhan

Tuhan menguasai segala bangsa, *

KemuliaanNya mengatasi langit.

Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,*

Yang bersemayam di tahta yang luhur;

Yang membungkuk untuk melihat ke bawah, *

Untuk memandang langit dan bumi.

Tuhan menegakkan orang lemah dari debu *

Dan mengangkat orang miskin dari sampah,

Untuk mendudukkannya di tengah para penguasa, *

Di tengah para penguasa bangsanya.

Tuhan memberikan keturunan kepada wanita mandul*

Dan menjadikannya ibu yang penuh sukacita.

Kemuliaan kepada Bapa *

dan Putera dan Roh Kudus, *

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu *

dan sepanjang segala abad. Amin

…….antifone : Berbahagialah …….



Mazmur 148 B

Antifone : Santa Maria, engkau melahirkan penciptamu, namun engkau perawan selalu. Alleluia

Nada lagu : i 7 i………… 7 5 . / 5 5 ……. 4 5 7. //

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, *

Pujilah Allahmu, hai Sion.

Sebab Ia menguatkan palang pintu gerbangmu, *

Ia memberkati para pendudukmu.

Sebab Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, *

Dan mengenyangkan dikau dengan gandum yang paling baik.

Ia mengutus sabdaNya ke bumi, *

Dengan segera firmanNya berlari.

DiturunkanNya salju seperti bulu domba, *

dihamburkanNya embun beku bagaikan abu.

DilemparkanNya hujan es seperti kerikil, *

Siapa dapat menahan dinginnya?

Ia bersabda lagi, maka es mencair kembali, *

Ia menyuruh anginNya bertiup maka air mengalir.

Dialah yang menyampaikan firmanNya kepada Yakub,*

Ketetapan dan hukumNya kepada Israel.

Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, *

Hukum-hukumNya tidak mereka kenal.

Kemuliaan kepada Bapa *

dan Putera dan Roh Kudus, *

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu *

dan sepanjang segala abad. Amin

…….antifone : Santa Maria…………….



Mazmur 24

Antifone : Santa Maria menerima berkat Tuhan dan memperoleh kemurahan dari Allah penyelamatnya. Alleluia

Nada lagu : 3 4 5 …….. 4 3 . / 7 i ………… 7 5 . //



Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, *

Jagad dan semua penghuninya.

Sebab Tuhan yang mendasarkan bumi atas laut, *

Menegakkannya atas samudera raya.

Siapakah boleh mendaki gunung Tuhan, *

Siapakah berdiri di tempatNya yang kudus?

Yang bersih tangannya dan murni hatinya, *

Yang tidak bersikap curang dan tidak bersumpah palsu.

Dia yang menerima berkat Tuhan *

Dan memperoleh balas jasa dari Allah penyelamatnya

Orang demikianlah yang mencari Tuhan, *

Yang menghadap hadirat Allah Yakub.

Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura,+

Dan lebarkanlah dirimu, gerbang abadi, *

Supaya masuklah raja mulia

Siapakah raja mulia itu? +

Tuhan yang perkasa dan perwira, *

Tuhan yang jaya dalam peperangan.

Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura,+

Dan lebarkanlah dirimu, gerbang abadi, *

Supaya masuklah raja mulia

Siapakah raja mulia itu? +

Tuhan semesta alam, *

Dialah raja mulia.

Kemuliaan kepada Bapa *

dan Putera dan Roh Kudus, *

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu *

dan sepanjang segala abad. Amin

……..antifone : Santa Maria……….



VII. BACAAN KITAB SUCI

Bacaan Kitab Suci bisa dipilih dari tema-tema Maria yang sesuai – atau dari bacaan liturgi harian




VIII. RENUNGAN KITAB SUCI



IX. KIDUNG EFESUS 1 : 3 - 10

(kidung diawali dan diakhiri dengan antiphone: 6 6 …….. 6 6….)

Antifone : Engkaulah puteri yang diberkati Tuhan, sebab engkau melahirkan bagi kami sumber kehidupan. Alleluia

Nada lagu : i 2 3…….. 2 3 i. / 3 …….. i 23 2 i . //



Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, +

Yang telah memberkati kita dalam Kristus *

Dengan segala berkat rohani di surga



Sebab dalam Kristus, Allah telah memilih kita +

Sebelum menciptakan jagad raya, *

Supaya kita kudus dan tak bercela di hadapanNya.



Dengan cinta, Allah telah menentukan kita menjadi puteraNya+

Dengan perantaraan Yesus Kristus *

Karena kerelaan kehendakNya.



Supaya terpujilah rahmatNya yang mulia +

Yang dianugerahkanNya kepada kita *

Dalam putera yang dikasihiNya.

Dalam Kristus, kita telah memperoleh penebusan berkat darahNya +

Yaitu pengampunan atas segala pelanggaran kita, *

Menurut kekayaan rahmatNya yang dilimpahkanNya kepada kita.



Dengan segala hikmat dan kebijaksanaan +

Allah telah menyatakan rencana kehendakNya kepada kita, *

Sekadar kerelaan yang diikhtiarkanNya dalam Kristus sejak dahulu.



Untuk menggenapkan segala jaman +

Yaitu menyatukan segala sesuatu di surga dan di bumi*

Dalam diri Kristus sebagai kepala.

Kemuliaan kepada Bapa *

dan Putera dan Roh Kudus, *

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu *

dan sepanjang segala abad. Amin

……….. antifone : Engkaulah……..



ANEKA DOA KEPADA SANTA PERAWAN MARIA

X. NOVENA & ROSARIO

(Setiap Novena diawali dengan doa Memorare berikut)

MEMORARE

Ingatlah, O Perawan Maria yang amat murah hati, bahwa belum pernah terdengar seorang pun yang mencari perlindunganmu, yang memohon pertolonganmu, atau mengharapkan bantuanmu, terlantar.

Tergerak oleh keyakinan ini, aku berlari kepadamu, o Perawan segala perawan, bundaku. Kepadamulah aku dating, aku seorang pendosa menghadap kepadamu seraya mengaduh. Bunda Sang Sabda, jangan menolak permohonanku, melainkan, karena kemurahan hatimu, dengarkanlah dan kabulkanlah. Amin

(diteruskan dengan doa novena kepada Maria)


• NOVENA TIGA SALAM MARIA

PUJI SYUKUR NO. 215 (DIDOAKAN HARI PERTAMA HINGGA HARI KESEMBILAN)

• NOVENA SANTA MARIA DARI MEDALI WASIAT

LIHAT LAMPIRAN (DIDOAKAN HARI KESEPULUH HINGGA HARI KE DELAPAN BELAS)

• DOA ROSARIO

(DIDOAKAN HARI KE SEMBILAN BELAS HINGGA HARI TERAKHIR – BISA DIGABUNGKAN DENGAN NOVENA ROH KUDUS)



XI. LITANI & PENYERAHAN KEPADA SANTA MARIA

(pilih salah satu atau keduanya)

LITANI SANTA PERAWAN MARIA – PUJI SYUKUR NO. 214


• DOA PENYERAHAN KEPADA SANTA PERAWAN MARIA – PUJI SYUKUR NO. 216






XII. KIDUNG MAGNIFICAT

Dari Buku AKU MENGAGUNGKAN TUHAN – hal 3 no. 6



XIII. DOA PERMOHONAN

(Pilih salah satu)

PILIHAN 1

P : Marilah kita memuji Allah, Bapa Yang Mahakuasa, dan bersuka ria di hadapanNya. Sebab Ia telah merahmati Santa Maria yang disebut bahagia oleh semua bangsa. Maka hendaklah kita berdoa dengan rendah hati:

U : Semoga Santa Maria mendoakan kami

P : Allah, Pencipta Mahaluhur, Engkau telah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan raga, dan mempermuliakannya bersama Kristus,

U : arahkanlah hati kami juga kepada kemuliaan surgawi.

P : Engkau telah member kami Maria sebagai Bunda. Kabulkanlah doanya: sembuhkanlah yang sakit, hiburlah yang berduka cita, ampunilah orang yang berdosa,

U : dan berikanlah damai sejahtera kepada semua orang

P : Semoga umatMu sehati sejiwa dalam cinta kasih.

U : Semoga semua orang mati bersuka ria dalam kerajaanMu bersama para kudus.

(……………………………….. doa spontan)



PILIHAN 2

P : Penyelamat kita telah sudi lahir dari Perawan Maria. Marilah kita menyembah Kristus dan berkata:

U : Semoga BundaMu mendoakan kami, ya Tuhan

P : Kristus, matahari sejati, Perawan Maria telah mendahului Engkau seperti fajar mendahului siang,

U : semoga kami hidup dalam cahaya kedatanganMu.

P : Sabda kekal, engkau telah memilih Maria menjadi bundaMu yang tak bernoda,

U : bebaskanlah kami dari noda dosa.

P : Penyelamat kami, pada saat penderitaan dan wafatMu, bundaMu berdiri di kaki salib,

U : semoga berkat doanya, kami mengambil bagian dalam penderitaanMu dengan gembira hati.

P : Yesus yang mahamurah, ketika terpaku pada salib, Engkau menyerahkan Maria kepada Yohanes sebagai bundanya,

U : semoga kami hidup selaku putera Maria yang sejati. (……………………………….. doa spontan)

PILIHAN 3

P : Penyelamat kita telah sudi lahir dari Perawan Maria. Marilah kita menyembah Kristus dan berkata:

U : Semoga BundaMu mendoakan kami, Ya Tuhan

P : Penyelamat dunia, berkat kekuatan penebusanMu Engkau telah melindungi bundaMu terhadap noda dosa,

U : lindungilah kami juga dari dosa

P : Penebus kami, Engkau menjadikan santa Maria tempat kediaman Roh Kudus,

U : penuhilah kami juga dengan RohMu

P : Raja para raja, Engkau telah mengangkat bundaMu ke surge dengan jiwa raganya,

U : semoga hati kami tetap terarah kepadaMu

P : Penguasa surga dan dunia, Engkau mentahtakan Maria menjadi ratu yang mulia,

U : semoga kamipun Kau ijinkan masuk ke dalam kemuliaan abadi (……………………………….. doa spontan)



XIV. BAPA KAMI

P : Saudara-saudara terkasih, marilah mengokohkan doa dan permohonan kita dengan Doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita

U : Bapa Kami………….

P : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan bantulah kami meneladan hidup Ibu Maria yang seluruhnya dikuduskan bagiMu, supaya kami selalu dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus

U : Sebab Engkaulah Raja yang mulai dan berkuasa untuk selama-lamanya



PENUTUP


XV. DOA PENUTUP

PILIHAN 1

Ya Tuhan Allah, kami mohon : semoga hamba-hambaMu ini tetap sehat jiwa dan raga. Jauhkanlah kedukaan di dunia dan kurniakanlah kesukaan di surga berkat bantuan santa perawan Maria. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin



PILIHAN 2

Ya Tuhan, kami mohon: ampunilah kesalahan kami, hambaMu. Selamatkanlah kami berkat doa Bunda PuteraMu, supaya tingkah laku kami dapat menyenangkan Dikau. . Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin

PILIHAN 3

Allah yang maharahim, bantulah kami yang lemah ini. Semoga berkat doa permohonan Bunda Allah, kami dapat meninggalkan segala dosa. . Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin

PILIHAN 4

Ya Tuhan, dengan meriah kami mengenangkan Perawan Maria dan kami percaya ia berdoa bagi kami. Semoga karena doanya Engkau berkenan melimpahi kami dengan rahmatMu. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin

XVI. BERKAT PENGUTUSAN

P : Saudara sekalian, ibadat kita sudah selesai

U : Syukur kepada Allah

P : Marilah kita mengheningkan cipta sejenak dan memusatkan hati kepada kerahiman Allah, sambil memohon agar Allah berkenan melimpahkan berkatNya

(Hening sejenak……………..)

P : Allah, Tuhan kami, berkatilah semua warga umatMu di wilayah / lingkungan ini. Berkatilah keluarga-keluarga kami, dan restuilah segala jerih payah kami meningkatkan kesucian dan ketakwaan kepadaMu, ya Allah yang Mahakuasa : Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin



XVII. LAGU PENUTUP

Lagu Pujian kepada Maria : Saran Lagu Regina Coeli Laetare Alleluia



Lampiran I : NOVENA MEDALI WASIAT

Ya Santa Perawan Maria yang dikandung tanpa dosa,

Bunda Tuhan kami Yesus dan Bunda kami, dengan mengandalkan perantaraanmu yang berdaya kuasa dan tak pernah sia-sia, sebagaimana begitu sering terbukti melalui Medali Wasiat, kami anak-anakmu yang terkasih dengan penuh kepercayaan memohon kepadamu untuk memperolehkan bagi kami rahmat dan pertolongan yang kami mohonkan dalam novena ini, asal bermanfaat bagi jiwa-jiwa kami yang fana,

dan jiwa-jiwa yang kami doakan.

(……….Sebutkan permohonan dalam hati ).

Ya Maria, sudah berapa kali kami menjadi tempat suci bagi Puteramu, yang benci akan dosa. Perolehkanlah kami kebencian akan dosa dan kesucian hati, yang memperat kami dengan Allah, sehingga tiap-tiap pikiran, tiap-tiap kata, tiap-tiap perbuatan kami hanya memperbesar kemuliaanNya.

Perolehkanlah bagi kami ketekunan berdoa dan mati raga, supaya dapat kami peroleh kembali apa yang telah hilang karena dosa, dan pada akhirnya kami boleh sampai ke tempat tinggal abadi, tempat dimana Engkau menjadi Ratu para malaikat dan manusia. Amin


(dilanjutkan dengan)

PENYERAHAN DIRI KEPADA BUNDA MEDALI WASIAT

Ya Bunda Allah, Perawan Maria yang tak bernoda, aku mengabdikan dan menyerahkan diriku kepadamu, Bunda Medali Wasiat. Semoga medali ini bagiku menjadi tanda kasih sayangmu padaku dan menjadi pengingat yang tetap akan kewajiban-kewajibanku terhadapmu. Selama mengenakan medali ini, semoga aku mendapatkan perlindunganmu yang penuh cinta dan dipelihara oleh rahmat Puteramu.

Ya Perawan yang berkuasa, Bunda Penyelamatku, bantulah aku untuk selalu dekat padamu selama hidupku. Perolehlah bagiku, rahmat kematian yang bahagia, sehingga bersama engkau, aku dapat menikmati kebahagiaan surgawi selamanya. Amin



3 x Salam Maria dan setiap akhir Salam Maria disertai doa :

"Ya Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.”





LAMPIRAN II : SEJARAH DEVOSI MEDALI WASIAT

St. Katarina Laboure



Devosi Medali Wasiat


Dapatkah kalian menyimpan rahasia? St. Katarina Laboure dengan semangat kerendahan hati yang luar biasa menyimpan rahasianya selama empat puluh enam tahun. Rahasia apakah yang disembunyikannya?



Zoe Laboure dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1806 di Fain-les-Moutiers, Perancis. Ia adalah anak kesembilan dari sebelas orang putera-puteri keluarga Pierre dan Louise Laboure. Kesebelas anak itu terdiri dari delapan orang putera dan tiga orang puteri. Pierre Laboure seorang terpelajar yang menjadi petani yang sukses. Ketika Zoe berusia sembilan tahun, ibunya meninggal dunia. Zoe sangat sedih kehilangan ibunya, ia masuk ke kamarnya, berlutut di bawah patung St. Perawan Maria dan berdoa, “Bunda Maria, sekarang engkaulah ibuku.”



Tak lama setelah ibunya meninggal, Marie-Louise, kakak perempuan Zoe, masuk Kongregasi Suster Puteri-Puteri Kasih. Oleh karena itu Zoe dan Tonine, adik perempuannya, harus tinggal di rumah untuk membantu ayahnya mengatur rumah tangga dan mengerjakan sawah. Karena tugas-tugasnya itu, Zoe menjadi satu-satunya anak di keluarga Laboure yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Ia tidak dapat membaca dan menulis.



Sejak Zoe menerima komuninya yang pertama pada tahun 1818, setiap hari ia bangun pukul empat pagi, berjalan beberapa mil untuk mengikuti Misa dan berdoa di gereja. Sama seperti kakaknya, Zoe juga mempunyai keinginan yang kuat untuk masuk biara, tetapi keinginannya itu ditahannya karena tenaganya masih dibutuhkan di rumah.



Ketika usianya sembilan belas tahun Zoe mendapat mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia sedang berdoa di gereja di Fains. Seorang imam tua mempersembahkan Misa. Ketika Misa telah selesai imam tua itu menunjuk kepada Zoe dengan jarinya. “Anakku,” katanya, “Merawat orang-orang sakit adalah perbuatan yang baik. Suatu hari kelak engkau akan datang kepadaku. Tuhan telah memanggilmu untuk itu. Janganlah engkau lupa.”



Pada tahun 1828 Zoe berusia dua puluh dua tahun dan Tonine dua puluh tahun. Sekarang Tonine sudah bisa menggantikan kedudukannya mengurus rumah tangga. Tibalah saatnya bagi Zoe untuk berbicara kepada ayahnya mengenai panggilan hidupnya. Pierre berusaha mencegah keinginan puterinya, maka ia mengirim Zoe ke Paris untuk tinggal bersama Charles, kakaknya yang telah menikah.



Suatu hari Zoe mengunjungi Biara Suster Puteri-Puteri Kasih. Ia melihat lukisan terpampang di dinding. Lukisan seorang imam tua - imam yang mengunjunginya dalam mimpi di Fains. Zoe bertanya siapakah imam itu. “Pendiri kongregasi kami, Santo Vinsensius de Paul.” (St. Vinsensius de Paul telah wafat 200 tahun yang lalu!) Jadi, itulah rencana Tuhan.



Pada bulan Januari 1830 Zoe menjadi seorang postulan (postulan: masa percobaan, persiapan masuk biara) di Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Catillion-sur-Seine. Tiga bulan kemudian ia dikirim sebagai novis (Novis: biarawan/biarawati yang sedang menjalani masa percobaan sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) ke Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Rue de Bac, Paris. Zoe memilih nama Katarina.



Di Biara Rue de Bac Sr Katarina memperoleh penampakan-penampakan luar biasa. Selama tiga hari berturut-turut ia mendapat penampakan hati St. Vinsensius di atas tempat reliqui St Vinsensius disimpan. Di lain waktu ia melihat Tuhan yang Maharahim di depan Sakramen Maha Kudus; penampakan seperti ini terjadi teristimewa pada waktu Misa di mana Tuhan akan menampakkan diri sesuai dengan bacaan liturgi pada hari itu.



Pada tanggal 18 Juli, menjelang Pesta St Vinsensius de Paul yang akan dirayakan keesokan harinya, seorang Suster Superior menceritakan kepada para novis keutamaan-keutamaan Pendiri Kongregasi mereka serta membagikan kepada mereka masing-masing sepotong kain dari jubah St. Vinsensius. Dengan sungguh-sungguh Sr Katarina memohon bantuan doa St Vinsensius agar ia diperkenankan memandang Bunda Allah. Kemudian Sr Katarina pergi tidur.



Tengah malam Sr Katarina dibangunkan oleh seorang “anak kecil yang bercahaya” yang membimbingnya ke kapel biara. Di sanalah Santa Perawan Maria datang dan bercakap-cakap kepadanya. Dalam suatu penampakan yang lain Sr Katarina melihat Bunda Maria berdiri di atas bulatan seperti bola dengan cahaya memancar dari kedua belah tangannya. Di bawahnya terlihat tulisan: “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Bunda Maria meminta agar medali dengan gambar tersebut dibuat dan dogma Yang Dikandung Tanpa Dosa dihormati. Siapa saja yang mengenakan medali tersebut akan menerima rahmat dari Yesus melalui doa-doa ibu-Nya. Kisah lengkap penampakan.



Demikianlah Medali Wasiat dibuat dan devosi disebarluaskan. Dalam waktu yang singkat banyak orang di seluruh dunia telah mengenakannya. Namun demikian, kecuali Bapa Pengakuannya, tidak seorang pun termasuk para suster Puteri-Puteri Kasih, yang mengetahui bahwa kepada Sr Katarina-lah Bunda Allah menampakkan diri.



Kita cenderung mengharapkan banyak pujian dan ketenaran jika memperoleh keistimewaan dari surga seperti itu. Namun tidak demikian halnya dengan Sr Katarina, ia malahan menjauhkan diri dari semua itu. Ia ingin dilupakan dan tidak diperhatikan agar dapat melaksanakan tugas-tugas sederhananya sebagai seorang biarawati Puteri Kasih. Menurut para suster di biaranya, Sr Katarina adalah seorang suster yang sederhana. Seorang yang pendiam, yang kadang-kadang menjadi bahan gurauan serta olok-olok karena sikapnya yang terlalu patuh. Setelah penampakan Santa Perawan Maria kepadanya, Sr Katarina melewatkan empat puluh lima tahun hidupnya sebagai biarawati dengan merawat mereka yang tua dan yang sakit di Rumah Lansia Enghien di Paris. Ia menyimpan semua rahasianya dengan bahagia, ia hanya tertarik untuk melayani Tuhan sebanyak yang ia mampu.



Pada tahun 1876 Sr Katarina merasakan adanya keyakinan batin bahwa ia akan meninggal sebelum akhir tahun berlalu. Menjelang kematiannya, Sr Katarina berusaha melaksanakan permintaan St Perawan Maria yang terakhir yaitu agar sebuah patung Maria dibuat. Baru pada saat itulah Sr Katarina membuka rahasianya dan menceritakan segala sesuatunya kepada Suster Superior (Superior: Pembesar Biara).



Pada tanggal 31 Desember 1876 Sr Katarina meninggal dunia. Suster Superior menceritakan segala rahasia yang telah dipendam demikian lama oleh Sr Katarina kepada para suster Puteri-Puteri Kasih, yang dengan terkagum-kagum baru menyadari bahwa seorang kudus telah tinggal bersama mereka. Pemakaman Sr Katarina adalah pemakaman yang penuh dengan pesta dan sukacita. Segala lagu sedih dan dukacita diganti dengan lagu-lagu gembira dan ucapan syukur: bagi Sr Katarina, bagi Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat, dan bagi Allah yang demikian Mengasihi kita.



Pada tahun 1933, lima puluh tujuh tahun setelah St Katarina dimakamkan, makamnya dibongkar. Mereka mendapati jenasah St Katarina dalam keadaan segar sama seperti pada saat ia dimakamkan. Matanya tetap biru dan indah, kedua belah tangan dan kakinya lemas dan tidak kaku, seolah-olah ia sedang tidur. Jenasah St Katarina dibaringkan dalam peti kaca dan ditempatkan dekat altar Kapel di 140 Rue du Bac, Paris, tempat di mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.



Jika kalian mengunjungi Kapel Penampakan, kalian dapat memandang wajah serta bibir St Katarina; bibir yang telah menyimpan rahasia besar selama empat puluh enam tahun, rahasia yang telah menggoncangkan dunia.



Pada tanggal 27 Juli 1947 Sr. Katarina dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius XII. Pestanya dirayakan pada tanggal 28 November, sehari setelah Pesta Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat.

"O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.”



www.indocell.net/yesaya”







LAMPIRAN III : Sejarah Novena Tiga Salam Maria

Novena Tiga Salam Maria adalah novena yang berasal dari Santa Mechtildis dari Helfta (1241-1298). Ia mendapat pengalaman rohani dari Bunda Maria ketika ia mencemaskan keselamatan hidupnya dan memohon agar membantunya pada saat kematiannya. Bunda Maria menanggapi permohonan itu seraya meminta agar Santa Mechtildis berdoa kepada-Nya tiga kali Salam Maria setiap hari.

Doa Tiga Salam Maria itu selanjutnya berkembang luas karena jasa Santo Antonius dari Padua, Santo Leonardus dari Porto Mauritio dan Santo Alfonsus dari Liguori. Ketiga Santo ini dianggap sebagai pewarta ulung doa Tiga Salam Maria. Dan dalam perkembangan selanjutnya, doa Tiga Salam Maria itu menjadi doa Novena Tiga Salam Maria. Doa itu tidak lagi didoakan setiap hari, tetapi mulai didoakan untuk kurun waktu sembilan kali berturut-turut.

Adalah suatu tradisi untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan Bunda Maria apabila permohonan seseorang terkabulkan melalui doa Novena Tiga Salam Maria ini dengan cara mengumumkannya melalui pengumuman misa, kesaksian, ataupun media cetak.

Doa dan informasi mengenai Novena Tiga Salam Maria diperoleh dari buku 'Aneka Ibadat Novena' karya Romo Gregorius Suprayitno, Pr, yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusatama, cetakan tahun 2005.