Senin, 26 Oktober 2009

RABUNI

RABUNI !


MARKUS 10 : 46-52
10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.


Cerita yang sangat menarik dan telah banyak menginspirasi banyak orang dan banyak hal. Melalui perikope ini telah dikupas berbagai aspek mengenai panggilan mengikuti Yesus, kebutaan (Rohani, jasmani), pertobatan dan banyak hal lain. Karena memang, jika diamati secara lebih detail, perikop ini sangatlah kaya. Agak aneh terlihat bahwa Lukas mencatat secara sangat singkat mengenai perjalan Yesus di Yerikho. Dalam dua kalimat saja tercatat Yesus masuk dan keluar lagi ke dan dari Yerikho. Isi perjalanan di dalam Yerikho nampak jadi “kurang penting” dibandingkan peristiwa “keluar” dari pintu gerbang Yerikho ini.

Seorang pengemis buta duduk di pinggir jalan (mengemis). Dijelaskan bahwa dia adalah Bartimeus anak Timeus. Sementara ahli mengatakan bahwa Timeus adalah seorang buta juga. Jadi Bartimeus bukan seorang yang “sekedar” lahir buta melainkan seorang yang buta dari seorang ayah yang buta pula. Dan dia adalah seorang pengemis. Gambaran semakin buruknya situasi Bartimeus – menjadikan semakin mengagumkan (dan nyata) mukjijat yang dilakukan Yesus.

Bartimeus adalah orang buta. Hukum agama dan hukum adat Yahudi sangat melindungi orang-orang buta (seperti halnya juga janda, musafir, orang sakit, orang miskin, dst.). Ada ancaman keras jangan sekali-sekali menyesatkan atau membiarkan orang buta tersandung (Im 19:14 dan Ul 27:18). Hukum-hukum ini dianggap sebagai hukum yang keramat. Tipe orang saleh seperti Ayub bahkan berkata bahwa dia sudah menjalankan kebaikan terhadap orang buta (Ayub 29:15).

Dalam kaitannya dengan Mesias, dengan Jelas dalam Yesaya 35:5 dikatakan bahwa tanda-tanda kedatangan Mesias adalah “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka”. Penyembuhan orang buta menjadi tanda Mesianistis (bdk pula Mzm 146:8; Yes 29:18; 35:5; 42:16.18; 43:8; Yer 31:8). Oleh karena itu hal yang sama juga dikatakan Yesus kepada utusan Yohanes Pembabtis. "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Luk 7:20-23 – bdk juga Mat 11:5)

Oleh karena itu sangat wajar jika begitu mendengar bahwa yang akan lewat adalah Yesus sang Mesias, Bartimeus tak mau melewatkan kesempatan yang langka ini. Dengan sangat bergairah dia berteriak, “Yesus, Anak Daud……”. Kata-kata “Anak Daud” dengan sangat gamblang baginya dan bagi orang di jaman itu mengacu kepada sang Mesias yang dijanjikan akan datang, sang Mesias yang kedatangannya ditandai dengan orang buta akan disembuhkan. Kapan lagi kesempatan seperti ini akan datang??? Semakin dilarang, semakin nekad bercampur putus asa dan membabi buta dia berteriak (krazw). Kata ini mengacu pada teriakan putus asa (menjerit dengan keras) dan meminta perhatian (Mbengok). Teriakan Bartimeus mungkin mirip dengan teriakan warga tergusur yang dikunjungi DPR atau Presiden (yang mereka andalkan/percaya mau dan pasti bisa memperhatikan nasib mereka!).

Dan seruan itu pun didengar Yesus. Melalui orang lain Yesus memanggil Bartimeus. Panggilan Tuhan selalu melalui perantara orang-orang disekitar kita. Keberanian mempercayai orang lain sebagai perantara Allah sangat menentukan perjalanan hidup manusia, termasuk Bartimeus.

Sangat menarik yang dikatakan perantara ini kepada Bartimeus, “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.". Menguatkan hati (be of good comfort) dan berdiri (bangkit) mengacu bahwa panggilan ini harus dijalani sebagai suatu kesukaan, jawaban atas teriakan minta tolong Bartimeus. Dan untuk itu Bartimeus tidak boleh hanya berdiam diri. Dia harus menguatkan kemauan dan bangkit karena Yesus memanggilnya. Dan reaksi Bartimeus selanjutnya menunjukkan tekadnya. “Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus”. Bartimeus segera menanggalkan jubah/jaket/selimut yang mungkin akan memperlambat gerakannya sampai kepada Yesus. Bartimeus membebaskan dirinya dari segala yang memberatkan memenuhi panggilan Yesus. Jubah sebagai lambang status, kenyamanan, status quo dan kenyamanan. Panggilan Yesus baginya merupakan suatu rahmat yang luar biasa, kesempatan emas yang tidak akan dilewatkan, doa yang terjawab seketika. Hatinya bergegas dengan penuh harapan.

Bartimeus bertemu dengan Yesus. Dan tawaran Yesus melampaui apa yang dia harapkan. Yesus menegaskan keinginan Bartimeus dengan bertanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Dan dengan cepat Bartimeus mengungkapkan harapannya yang paling ultim : "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Dan saat itu juga ia bisa melihat kembali. Ada yang mengelitik dalam kalimat “melihat kembali" – apakah bukan buta sejak lahir??? Dilihat dari teks Injil dikatakan Bartimeus "ana-eblepse". Awalan "ana-" bisa bermakna “kembali" namun bisa pula berarti "ke atas". Jadi "ana-eblepse" itu juga "mulai bisa memandang ke atas". Yesus sendiri misalnya ketika hendak memberi makan lima ribu orang dikatakan dalam Mat 14:19 "... menengadah (= ana-eblepsas) ke langit lalu mengucap syukur..."
Byarr, begitu terbuka matanya Bartimeus menengadah ke atas tanda syukur kepada Allah. Dan kembali Yesus menekankan bahwa imanlah yang menyelamatkan Bartimeus. Iman dalam semua mukjijat penyembuhan Yesus menjadi prasyarat mutlak yang harus ada SEBELUM / MENDAHULUI mukjijat itu. Iman sebagai conditio sine qua non. Iman bukan HASIL / EFEK dari mukjijat. Atau dengan kata lain disembuhkan dahulu baru (sehingga) percaya.

What next??? Bagaimana setelah disembuhkan? Bartimeus mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Ia yang tadi buta itu dan dituntun orang, kini menuntun kita semua untuk belajar memahami makna mengikuti Yesus dalam perjalananNya. Ia juga bukan peminta-minta lagi, ia bisa memberi banyak. Yesus telah mengangkat dia dari orang buta menjadi orang yang melihat, dari pengemis menjadi penderma, setidaknya secara rohani kepada kita.


Minggu Biasa XXX, 25 Oktober 2009
Buat mereka yang menerima sakramen Krisma hari ini di Gereja Salib Suci Tropodo
Putri, Yovita, Michel……dalam segala kesuakaran berserulah…..”Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!!!

Tidak ada komentar: