Senin, 12 Oktober 2009

MINTA BUKTI

MINTA BUKTI

LUKAS 11 : 29-32
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.
11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!

Perlu diperjelas lagi dengan maksud Yesus dengan kata “angkatan ini”. Apakah yang dimaksud ialah manusia-manusia di jaman itu (dan di sana). Atau lebih jauh yang dimaksud dengan “angkatan ini” adalah periode yang membedakan antara jaman perjanjian lama dan perjanjian baru. Dalam perikop di atas seolah terbagi beberapa periode/kaman :
- Jaman masyarakat Niniwe
- Jaman masyarakat Salomo
- Jaman Yesus, yang disebut dengan “angkatan ini”
Sekali lagi, terminologi “angkatan ini” bisa diperdalam untuk memperjelas maksud Yesus.

Lepas dari itu, perikop ini adalah perikop yang cukup sulit untuk dikunyah. Mengapa oleh Yesus angkatan ini disebut sebagai angkatan yang jahat? Oleh Matius bahkan diberi tambahan sebagai “angkatan yang jahat dan tidak setia” (Mat 12 : 4). Apa maksudnya??? Apa salahnya meminta tanda? Apa hubungan antara meminta tanda dengan kedatangan Ratu dari selatan ? Tanda Yunus? Apa pula itu?

Meminta tanda, bisa dibilang sebagai bentuk halus dari meminta bukti. Selama ini Yesus telah melakukan banyak hal. Menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, mengajar, dll. Banyak orang terkagum-kagum akan hikmat Yesus. Bahkan Maria saudari Marta pun “tersihir” hingga tak beranjak dari dekat kakiNya (Luk 10:38-42). Rupanya hal ini dirasa kurang. Kaum Farisi dan Ahli Taurat masih penasaran. Mereka meminta bukti lagi. Mereka ingin lebih jelas lagi. Padahal para setan pun telah mengakui bahwa yang datang ini adalah Anak Allah (Luk 4:41).
Hal ini yang rupanya membuat Yesus kesal. Kesal terhadap kebebalan hati mereka. Seolah apa yang dilakukan Yesus masih belum jelas bagi mereka, yang justru para Ahli Kitab dan kaum Farisi (Mat 12: 38). Dan rupanya kebebalan itu timbul karena hati mereka yang jahat. Sejak semula mereka bukan menerima Yesus karena apa yang telah dilakukan dan dikatakannya, malah berusaha berkali-kali mencobai dan menjebak dia. Mereka “tidak setia” dengan apa yang mereka yakini sendiri. Mereka tidak setia terhadap Taurat yang digenapi oleh perbuatan dan perkataan Yesus. (Luk…., dll)

Tanda apa lagi yang akan diberikan oleh Yesus? Selama ini Yesus telah mengajar dengan penuh kuasa dan hikmat. Namun mereka tidak menganggap hal tersebut cukup jelas membuktikan siapa Yesus. Bahkan Yesus mengatakan bahwa pada saat penghakiman nanti, Ratu dari selatan akan bangkit (hanya) untuk mendengarkan hikmat Salomo. Sedangkan yang ada sekarang ini lebih besar dari Salomo. Oleh karenanya, sang Ratu selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukum mereka. Benar-benar keterlaluan!

Tanda apa lagi yang harus diberikan oleh Yesus? Yesus mengatakan bahwa hanya tanda Yunus yang akan diberikan kepada mereka. Dalam Matius 12:40 dikatakan secara lebih jelas “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”. Jadi tanda yang akan diberikan oleh Yesus bukan sekedar tanda melainkan suatu bukti. Bukti yang semakin jelas dan gamblang tentang siapa Dia. Namun sekali lagi, karena kebebalan hati, mereka pun tidak akan memahami bukti yang nantinya akan diberikan oleh Yesus.
Bukti yang diberikan oleh Yesus ternyata adalah bukti puncak yang menjelaskan Keilahian Yesus. Satu-satunya bukti yang tak akan bisa disangkal oleh siapa pun dan dari angkatan mana pun ialah Tanda Yunus. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Tanda itu adalah sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus sendiri. Namun sekali lagi, karena kebebalan hati, mereka pun tidak akan memahami bukti yang nantinya akan diberikan oleh Yesus. Dan karenanya juga, pada hari kebangkitan orang-orang Niniwe juga akan menghukum mereka. Mengapa? Karena apa yang dilakukan Yesus jauh lebih daripada Yunus. Yunus masuk ke perut ikan karena dosa dan kesalahannya sendiri sehingga orang lain tertimpa celaka. Sedangkan Yesus masuk ke perut bumi bukan karena kesalahanNya sendiri dan membuat semua orang diselamatkan. Karena peringatan Yunus, orang-orang Niniwe bertobat - sedangkan dengan sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus pun "angkatan ini" masih belum mampu bertobat. benar-benar keterlaluan!

Kita pun sering meminta bukti. Kita pun sering rapuh dan mengalami krisis iman. Kita sering tidak puas dan ragu akan Tuhan. Apakah Yesus benar Tuhan? Apakah iman perlu bukti? Apakah kita tergolong dalam kaum “angkatan ini” yang menuntut bukti ke-Allah-an Yesus? Bukti seperti apakah yang akan kita minta? Ternyata iman tidaklah perlu (lagi) bukti. Hidup dan anugerah yang selama ini kita terima adalah suatu bukti yang tak kita sadari, tidak kita syukuri. Dan satu-satunya bukti yang mestinya kita pegang teguh adalah tanda Yunus tersebut. Bahwa Yesus telah wafat dan bangkit bagi kita. Inilah bukti yang utama dan terutama bahwa Yesus adalah Allah yang sangat mengasihani kita. Dewa/Thian/Tuhan/Allah manakah yang seagung Allah kita? Bersama st. Paulus kita mesti berani tanpa ragu mengatakan "...Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kami" 1 Kor 15:14. Amin!


Sidoarjo, 12 Oktober 2009




Illustrasi : krisis iman….

Tidak ada komentar: