Kamis, 17 Mei 2012

YESUS NAIK KE SURGA

MARKUS 16 : 15 - 20


16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

I. PENGANTAR : KENAIKAN TUHAN DALAM KERANGKA BULAN MARIA

Saudara-saudara terkasih, hari ini kita merayakan kenaikan Tuhan. Suatu peristiwa mulia dalam hidup Yesus yang kita doakan dan kita renungkan bersama Bunda Maria dalam peristiwa mulia yang kedua.

Peristiwa utama, yang menjadi tonggak iman kita, yaitu peristiwa kebangkitan Yesus tentunya sudah kita renungkan di hari-hari bulan Mei ini, bulan Maria ini.
Memang rosario adalah devosi kepada Bunda Maria yang paling populer dan paling banyak diminati, namun kita mestinya pelan-pelan harus belajar menghayati bahwa bulan Maria berbeda dibandingkan dengan bulan Rosario, yang mana secara khusus kita hayati satu bulan penuh di bulan oktober.

Bulan Maria di bulan Mei yang senantiasa berada dalam Masa Paskah lebih hendak mengarahkan perhatian kita akan peran Bunda Maria dalam misteri hidup Kristus. Bahwa Bunda Maria telah dipilih Allah dari semula untuk menjadi Bunda Tuhan.

Sejak semula artinya sejak rencana keselamatan Allah dinyatakan. Jadi Bunda Maria bukan dipilih Allah ketika dia sudah menjadi gadis lalu Allah milih-milih: siapa ya yang pantas jadi Ibu-Ku? Bukan! Allah telah menetapkan rencanaNya sejak semula dengan matang. Karenanya kita yakin pula bahwa Bunda Maria sejak dikandung telah dibebaskan dari noda dosa. Ia telah dijaga Allah demi kepantasan sebagai BundaNya. Kita kenal hal ini dalam istilah redemptio praeservativa.

Selanjutnya Bunda Maria senantiasa hadir sejak Yesus dikandungnya, ia membesarkan Yesus, ia juga tidak melepaskan perhatiannya setelah Yesus dewasa dan mengajar banyak orang, bahkan ia juga ikut dalam penderitaan salib Puteranya, ia menerima jenasah Yesus yang wafat, ia mengalami pula Yesus yang bangkit dan naik ke surga, dan ia turut serta pula menantikan kedatangan RK sebagai penolong yang dijanjikan Yesus. Bulan Mei adalah bulan yang sangat istimewa dan selalu ada dalam Masa Paskah.

Dan hari ini kita hendak menggali lebih dalam makna kenaikan Yesus ke surga bagi kita.


II. KENAIKAN TUHAN

Saudara-saudara terkasih, jika kita ditawari pilihan : pilih mana Yesus naik ke surga atau Yesus tetap bersama dengan kita di dunia? Apa yang akan kita pilih? Tentu pilihan yang sulit bagi kita. Namun harus kita ingat bahwa Yesus sendiri mengatakan bahwa “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi” (Yoh 16:7). Mengapa? Apa gunanya bagi kita kenaikan Yesus ke surga ? Apa sih artinya bagi kita? Kalau Yesus naik ke surga, so what gitu loh? Apa hubungannya dengan kita baik sekarang ini maupun nanti?

Saudara-saudara, bacaan yang kita dengar tadi dari Injil Markus ditutup dengan kisah kenaikan Yesus ke surga. Ada tiga point utama yang hendak kita renungkan dalam Injil ini:

1. Perintah untuk pergi kesuruh dunia untuk mewartakan kabar gembira bagi setiap mahluk

2. Tanda-tanda heran yang akan menyertai mereka yang percaya

3. Yesus naik ke surga dan duduk di sisi kanan Bapa.


A. Perintah : Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala mahluk

" Euntes in mundum universum praedicate evangelium omni creaturae".


- Pergilah ke seluruh dunia

Apa artinya? Apakah kita harus berlaku seperti kaum fundamentalis: yang penting membabtis! Dari pintu ke pintu kita menggedor rumah orang untuk mewartakan Injil? Bukankah itu sebagai bentuk perwujudan untuk pergi ke seluruh dunia mewartakan Injil?

Dulu, di jaman para murid Gereja Perdana, kata-kata ini dimaknai untuk mewartakan Injil ke segala bangsa. Mulai dari bangsa Yahudi, bangsa Yunani dan bangsa-bangsa sekitar mereka. Pandangan para murid waktu itu akan dunia bukanlah seperti kita sekarang ini. Ujung dunia bagi mereka adalah Roma dan Spanyol. Dan mereka pun telah sampai ke Roma mewartakan Injil bahkan St Petrus & Paulus menjadi martir di Roma.

Ketika bangsa-bangsa mulai berkembang, ilmu pengetahuan juga berkembang: pelayaran, senjata, dsb ; disadari bahwa dunia ini bulat maka penyebaran Injil juga berkembang ke daerah-daerah misi. Termasuk Indonesia saat itu adalah daerah misi. Kita tahu bahwa Santo FX juga sampai ke Indonesia (Maluku) untuk mewartakan injil. Kita juga masih kebagian banyak pastor bule di tempat kita sebagai sisa-sisa misi (svd, sj, cm, dll) meski sekarang sudah tidak ada kiriman lagi. Mengapa? Karena sekarang kita sudah mandiri. Bahkan kita sekarang yang harus mengiirimkan para misionaris ke negara-negara lain untuk di-injili (Papua, dsb), termasuk Eropa juga yang mulai krisis imam.

lalu bagi kita sekarang ini, bagaimana kita mengartikan kata-kata Yesus untuk pergi ke seluruh dunia ini? Apakah kita juga harus pergi meninggalkan kampung halaman untuk meng-Injil-I orang lain?

Dengan kata pergi ke seluruh dunia, para murid sebetulnya diajak untuk menemukan ruang hidup yang lebih luas.
Pergi berarti beranjak melangkah keluar. Keluar dari diri kita. Keluar dari sekat-sekat yang kita buat. Bukan hanya ke negeri jauh, ke tanah misi. Atau pula kita pergi ke orang-orang yang kita anggap tidak sama dengan kita dan akan kita “Injili” dengan membabi buta. Istilah pergi ke seluruh dunia jauh lebih kaya dan lebih bermakna daripada sekedar itu.

Saudara-saudara, kita sering membuat kotak-kotak atau sekat-sekat yang menjadi dunia kita. Sekat-sekat itu misalkan orang-orang sekitar kita, yang kita kenal saja. Dunia kita kadang terbatas hanya di keluarga kita saja. Ngapain capek-capek pelayanan ke orang lain. Tidur di rumah saja bergaul mesra dengan istri dan anak lebih enak. Ngapain repot-repot? Emang dapat apa?
Atau mungkin dunia kita hanya terkotak-kotak di sekitar lingkungan kita saja, wilayah kita saja, paroki kita saja…… atau bidang itu-itu saja. Wah, ngapain belajar susah-susah itu khan keahlian orang lain. Saya bagian merangkai bunga saja wis. Urusan sing ruwet-ruwet biar pastor saja…….. ini dunia yang kita ciptakan.
Dunia yang kita buat adalah dunia yang menyangkut di mana dan bagaimana kita hidup, berbuat dan berfikir.

Dengan kata pergilah ke seluruh dunia, kita didorong untuk senantiasa terbuka menemukan hal-hal baru, dunia-dunia baru yang di dalamnya perlu Kabar Gembira itu diwartakan. Misalnya, sekarang ini ada dunia maya, dunia cyber yang juga perlu kita wartakan Kabar Gembira di dalamnya. Apakah kita sudah cukup terbuka untuk itu? Di luar dunai yang kiat ciptakan, senantiasa terbuka hal-hal baru, dunia-dunia baru untuk diInjili.

- Injil / Kabar Gembira

Apa yang kita bawa kepada dunia baru itu? Injil! Euangelion! Kabar Gembira! Bukan kabar tentang kehebatan saya, kemampuan saya, kepintaran bahkan kesucian saya. Yang harus kita wartakan adalah Kabar Gembira.
Apakah berarti saya harus membacakan Injil ke seluruh dunia? Iya! Namun terutama Injil dalam arti Kabar Gembira yang telah kita hidupi dalam keseharian hidup kita. Bukan sekedar huruf-huruf dalam Kitab Suci melainkan perintah kasih Allah yang telah kita hayati. Kitalah yang menjadi saksi bahwa Injil itu benar. Kabar Gembira itu memang membawa keselamatan. Buktinya? Aku yang menjadi buktinya! Beranikah kita?

- Kepada segala mahluk!

Kepada siapa Injil itu harus diberitakan? Kepada setiap ciptaan! Omni Creaturae – bukan sekedar mahluk hidup, apalagi hanya manusia, melainkan ke segenap ciptaan! Mengapa demikian? Karena memang wafat dan kebangkitan Yesus adalah untuk menyatukan kembali segenap ciptaan, apa yang ada di bumi maupun di surga (Efesus 1:3-10). Jadi mewartakan Injil ke seluruh dunia adalah juga kepada semua ciptaan: kepada alam sekitar kita, lingkungan hidup kita!


B. Tanda-tanda orang yang percaya : mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

Apa artinya? Apakah juga seperti yang dipamerkan oleh orang-orang fundamentalis dewasa ini? Bahasa Roh, festival mukjijat Allah? Saudara-saudara, pelbagai tanda yang menyertai orang-orang yang percaya ini merupakan bahasa gambaran yang kerap dipakai oleh orang di jaman Kitab Suci ditulis. Tujuan utamanya untuk mengatakan bahwa semua halangan akan dapat diatasi. Bukan mereka yang percaya diajak untuk “show” debus kehebatan mereka. Jaminan yang diberikan dalam gambaran-gambaran ini sebenarnya juga telah kita alami :

- Mengusir setan : kita bahkan diwajibkan untuk bisa mengusir setan dalam diri kita sendiri (janji baptis)

- Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru : sekarang ini Injil telah diwartakan hampir ke semua bahasa yang dapat dikenal manusia. Bahkan bukan hanya itu, bahasa-bahasa yang baru juga termasuk bahasa-bahasa IT dan teknologi.

- Memegang ular: ular adalah lambang dosa, lambang godaan. Jika kita memang percaya maka kita pun seharusnya berhasil (setidaknya berjuang selalu) melawan godaan

- Minum racun maut : siapa berani? Siapa mau? Racun adalah sesuatu yang merasuk ke dalam tubuh dan merusak dari dalam. Ini bisa berbentuk fitnah maupun perpecahan. Seharusnya kita bisa menangkal fitnah-fitnah dan sikap saling curiga yang menyandera hubungan di antara kita.

- Meletakkan tangan atas orang sakit: kita punya sakramen perminyakan yang bukan hanya menyembuhkan penyakit fisik namun terutama penyakit rohani akibat terpisah dari Allah.


C. Yesus terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allah

Saudara-saudara, kembali kepada pertanyaan di awal tadi : Trus apa maknanya bagi kita kenaikan Yesus ini?

Mengapa Yesus mengatakan bahwa : lebih baik bagi kamu jika Aku pergi? Karena Yesus menginginkan kita dewasa. Dewasa dalam iman. Yesus sekarang tidak tampak lagi. Roh Nya yang akan senantiasa mendampingi kita. Iman para murid ditantang untuk menjadi iman yang semakin matang, tidak lagi terpatok pada yang kelihatan mata.
Dan lebih dari itu, bahwa sekarang ini tugas perutusan Yesus menjadi tugas kita. Kita sebagai Gereja. “Yesus butuh kita, butuh Gereja……. Jika tidak ada Gereja, siapa yang akan mewartakan Kristus?” Gereja adalah tubuh Kristus!

Jikasekarang ini kita merayakan kenaikan Yesus ke surga, seolah hari ini juga kita diingatkan akan pesan perutusan kita itu: apakah yang sudah kita lakukan untuk mewartakan kerajaan Allah? Apakah kita sudah sampai ke ujung-ujung bumi yang kita ciptakan sendiri? Apakah kita berani keluar dari sekat-sekat yang kita ciptakan sendiri? Keluar dari kemapanan kita untuk masuk ke “daerah misi” yang pasti tidak mudah dan butuh pengorbanan? Apakah kita berani mengandalkan Kristus yang sudah tidak kasat mata lagi sebagaimana dijanjikanNya dalam kata-kata terakhir injil Matius “aku besertamu sampai akhir jaman”

Apakah yang kita sampaikan memang : Kabar gembira?
Untuk Wilayah Petrus, 17 Mei 2012












1 komentar:

Anonim mengatakan...

kenapa mesti mengarang cerita yesus naik ke sorga?