BERDOA KEPADA MARIA?
A. DEVOSI MARIA DALAM LINTASAN
SEJARAH
•
Sejarah membuktikan sejak dahulu umat perdana
menghormati Maria secara istimewa. Gambar-gambar, doa-doa pujian dan
permohonan ditemukan di katakombe. Doa kepada Maria yang tertua
ditemukan dari abad III (pasti ada yang lebih tua – doa lisan !)
•
Di Barat devosi terhadap Maria mencapai
puncaknya terutama di abad pertengahan. (ajaran Duns Scotus: redemptio praeservatia)
•
Tokoh : Petrus damianus, Anselmus dari
Canterbury, Bernardus dari Clairvaux, Albertus Magnus, Thomas Aquinas,
Bonaventura dan Duns Scotus. Juga pengaruh para troubadour (penyair
keliling).
•
Saat itu pujian terhadap Maria sangat marak
seperti Madonna, Notre-Dame, Unsere Liebe Frau
•
Penyembahan kepada Maria menjadi berlebihan ke
arah penyembahan ilahi – terlepas dari Kristus (Mariolatri/Marisentrisme)
– eksaltasi marianis
•
Akibatnya timbul ekstrem yang lain yaitu Kristomonisme
yang dikembangkan oleh para reformator (XVI) yang menyebabkan banyak
persekutuan Kristen reformasi dalam lintasan sejarah makin lama makin tegas
tidak mau berurusan sedikit pun dengan Maria. Namun dasar emosional ini
hanyalah karena pencarian identitas diri (gereja) yang berada di luar
Kristus : asal berbeda dengan Katolik! (Sumber iman, KS, Maria, Sakramen,
Liturgi, eskatologi, dsb)
•
Pada era Paus Pius IX (1854) hingga Paus Pius
XII (1950) kesibukan magisterium sehubungan dengan Maria mencapai puncaknya
: empat perlima dari semua pernyataan iman Gereja tentang Maria
dikeluarkan pada periode ini. Perlu diingat bahwa periode ini bukan membuat hal
baru melainkan merumuskan apa yang telah diajarkan para jemaat perdana dan para
bapa gereja serta yang telah menjadi iman umat selama ini (sensus fidelis).
Berkat digunakannya metode konklusi berdasarkan jejak-gambaran KS, tradisi, dan
ajaran magisterium, gairah mempelajari teologi Maria menjadi cabang teologi
sistematika tersendiri : Mariologi (istilah :Placido Nigido 1602).
•
Ajaran dan devosi terhadap Maria berkembang pesat
terutama ditentukan oleh faktor afeksi dan polemik. Pengenalan akan Maria
yang diajarkan dengan penuh kasih sayang dan dipertahankan secara polemis.
Motto “De Maria numquam satis” pun menyebabkan ekses fanatisme
dan mariolatri yang tidak sehat.
•
KV II memutuskan untuk mengintegrasikan
tema-tema yang berkaitan dengan Maria dalam pembahasan tentang Gereja. Konsili
menggarisbawahi hubungan timbal balik antara Maria dengan Kristus dan Gereja
dengan menonjolkan ibu Yesus sebagai murid Kristus dan contoh kemuridan
kristiani.
B. MARIOLOGI KV II
- Nada Mariologis KV II
•
KV II bukan direncanakan sebagai konsili
Mariologis melainkan konsili ekumenis, namun nada Mariologis sangat kental
terasa. KV II dibuka 11 Oktober 1962 = Pesta Keibuan Maria; dan ditutup 8
Desember 1962 = HR Maria Immaculata.
•
Dalam sidang KV II terjadi perdebatan panjang
dalam penempatan dokumen tentang Maria yang akhirnya disepakati untuk
meletakkannya dalam Konstitusi dogmatis tentang Gereja “Lumen Gentium” (LG VIII
– dipromulgasikan 21 Nopember : Pesta
Maria dipersembahkan ke Kenisah).
2. Sifat Mariologi KV II – LG
VIII
•
Sifat teks yang seimbang dan tegas. Untuk
hal-hal yang belum terurai dalam konsili diserahkan kepada sekolah-sekolah
teologi
•
Kembali ke Sumber-sumber : KS – Tradisi – Ajran
Bapa gereja
•
Dalam kaitannya dengan Soteriologi (LG 55-59) :
sehingga keseimbangan antara Yesus – Maria terjamin. Pribadi dan peran Maria
selalu dalam dan karena kaitannya dengan Yesus, Bunda Allah.
•
Dalam Konteks Gereja (LG 60-65) : dan peran itu
sekarang berlanjut dalam komunitas Gereja (Yoh 21: ) yaitu sebagai Maria Bunda Umat Beriman.
Maria adalah model sempurna Gereja dalam iman, harapan, dan kasih.
•
Memberi Pedoman bagi Penghormatan yang tepat
kepada Maria (LG 66-67) :
–
Selalu dalam kaitan dengan Yesus sebagai inti
hakiki penghormatan.
–
Perbedaan antara Penyembahan dan penghormatan
–
Penghormatan kepada Maria dalam konteks Liturgi
–
Penekanan sifat positif dan peringatan atas
sikap negatif dalam penghormatan kepada Maria.
•
Bernada Eskatologis (LG 68)
•
Dan Ekumenis (LG 69)
•
Maria dalam Misteri Kristus dan Gereja (LG 52)
•
Misi dan Kedudukan Maria (LG 53)
•
Maria dalam Pastoral Gereja (LG 54)
•
Maria dalam Kitab Suci (LG 55)
•
Peran Maria dalam Keselamatan Manusia (LG 56)
•
Maria bersatu dengan Sang Putera (LG 57)
•
Maria Setia sampai Salib (LG 58)
•
Maria setelah Kenaikannya di Surga (LG 59)
•
Kepengantaraan Maria dan Kristus (LG 60)
•
Maria Ibu dalam Tata Rahmat (LG 61 – Maternitas
Spiritualis)
•
Keibuan di Surga (LG 62)
•
Maria Citra Gereja (LG 63-64)
•
Kekudusan Maria, Kekudusan Gereja (LG 65)
•
Penghormatan Umat terhadap Maria (LG 66)
•
Pedoman Pastoral tentang “Kultus” (LG 67)
•
Maria Tanda Harapan & Penghiburan (LG 68)
•
Maria dan persatuan Keluarga & Manusia (LG
69)
•
Mariologi LG VIII selanjutnya menjadi dasar
acuan perkembangan ajaran tentang Maria, baik dalam ajaran, liturgi dan devosi.
Beberapa ajaran setelah KV II :
–
Surat Kepausan Marialis Cultus (Paulus VI 1974 –
10 th LG)
–
Yohanes Paulus II : Ensiklik Redemptoris Mater
(1985), Mulieris Dignitatem (1990), Rosarium Virginis Mariae (2002), Ecclesia
de Eucharistia (khususnya bab terakhir – 2003)
C. MARIALIS CULTUS
•
Dalam Adhortasi Apostolik Marialis Cultis (2 Peb
1974) Maria dilukiskan sebagai cermin yang memantulkan apa yang diharapkan oleh
manusia masa kini. Penghormatan atas Maria harus didasarkan pada Alkitab,
dipertanggungjawabkan secara ekumenis, disesuaikan dengan liturgi Gereja maupun
dengan citra manusia sekarang.
•
Surat Apostolik Paulus VI Marialis Cultus 2
Pebruari 1974
D. DEVOSI LITURGIS KEPADA MARIA
•
Ketegangan : Mariolatri/Marisentrisme
vs Kristomonisme
•
Menempatkan penghormatan kepada Maria dalam
posisi yang tepat, biblis-teologis bukan sekedar pembualan perasaan
belaka
•
Penempatan ini mengandaikan umat mengetahui
dengan benar prinsip-prinsip apa yang terkandung dalam beberapa istilah teknis
: Liturgi, Adhorasi, Devosi, Dulia, Hyper Dulia, Latria
•
Prinsip : Lex orandi – lex credendi dan
sebaliknya Lex Credendi – Lex Orandi
- Penghormatan kepada Maria (LG 66-67)
•
Penghormatan (kultus) : upacara pemberian hormat
kepada orang atau benda-benda kudus, bukan karena jasa orang atau benda itu
sendiri melainkan karena Allah berkarya dalam diri orang atau melalui benda
tersebut. Kristus adalah satu-satunya
sumber mutlak kesucian.
•
Kultus terhadap Maria berarti pengakuan,
penghargaan dan pujian akan peran Maria dalam sejarah Keselamatan
•
Penghormatan kepada Maria berbeda secara
hakiki dengan ibadat pemujaan (adorasi penyembahan / Latria)
yang dipersembahkan kepada Allah – tidak bertentangan melainkan justru membuat
Putranya semakin dikenal, dicintai dan dimuliakan serta ditaati.
•
Penghormatan kepada Maria bersifat istimewa (hyperdulia)
– sedangkan penghormatan kepada para kudus berada di bawah Maria (dulia)
mengingat keistimewaan peran Maria dalam sejarah keselamatan. Dulia = doulos
= hamba, secara teologis = kebaktian kepada seseorang yang dikuduskan
•
Devosi (devotio) merupakan suatu
kesalehan otentik yang keluar dari hati dan mengalir kepada perbuatan lahir.
Devosi merupakan suatu ungkapan kasih dan kepercayaan yang melibatkan bukan hanya
otak dan emosi/afeksi melainkan dengan seluruh pribadi.
i. Dasar-dasar Penghormatan kepada Maria
(WHY?)
•
Maria aktif terlibat dalam Misteri Kristus secara
tak tertandingi. Siapa manusia yang paling dekat dengan Yesus? Maria!
•
Kesucian dan Keluhuran Maria sebagai
pertama-tama anugerah Allah (bukan
jasa Maria sendiri) yang ditanggapi dengan sempurna melalui penghampaan
dirinya yang total (Kenosis Maria)
•
Kemuliaan yang diterima Maria setelah
tugasnya di dunia selesai terus berlanjut dengan dimuliakannya Maria di surga
mengatasi semua manusia dan malaikat.
ii. Tolok Ukur Otentisitas
Devosi kepada Maria
•
KV II menekankan satu tolok ukur penerimaan bagi
semua ungkapan devosi, baik masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang, dari
budaya yang berbeda-beda pula : peranan iman : “Sejauh
bentuk-bentuk devosi itu berada dalam batas-batas ajaran yang sehat dan
ortodox”
•
Tujuan Devosi : Per Mariam Ad Jesum
(St. Louis Maria Grignon de Monfort). Devosi yang otentik akan membawa
umat lebih dekat, lebih mengenal, lebih memuliakan, lebih mencintai dan
mentaati : Yesus
iii. Rambu-rambu Devosi kepada
Maria
•
Devosi dipupuk dengan jiwa besar, bukan terdiri
dari perasaan yang mandul dan septinas – bukan pula sikap mudah percaya tanpa
isi.
•
Gereja
terikat untuk menghormati Maria dalam liturgi dan ini hendaknya dipupuk sejalan
dengan devosi tradisional kepada Maria. Tradisional = praktek ini telah
diperkenalkan / diterima oleh komunitas sepanjang peredaran masa.
•
Dua sikap ekstrem yang harus dihindari : 1.
melebih-lebihkan, 2. Berpikiran sempit.
•
Bukan memandang Kristus dari perspektif Maria
(Marianisme!) melainkan yang benar adalah Maria hanya dapat dimengerti dalam
perspektif Kristus ! Jika kita gagal menemukan Kristus secara langsung dan nyata
dalam devosi kepada Maria = kita salah mengerti kebesaran sejati Maria.
•
Per Mariam Ad Jesum : Pertama-tama BUKAN Maria
yang memberikan Kristus kepada kita melainkan Kristuslah yang memberikan Maria
kepada kita : “inilah ibumu” (Yoh 19:27) dan bersama Maria kita menjawab
kehendak Allah bagi kita!
iv. Tanda / Ciri Devosi
Negatif :
•
Emosionalisme
•
Sikap Mudah Percaya Tanpa Sumber / Dasar yang
benar
v. Ciri Devosi Positif :
•
Dasar Teologis & Pengetahuan tentang Maria
•
Cinta seorang anak kepada Maria yang membawa
kepada Kristus
•
Peneladanan Maria
i. Arti Liturgi
Arti Pertama : karya penebusan
(objektif) Kristus yang diteruskan dan diterapkan oleh gereja dalam
sakramen-sakramen. Liturgi sebagai hidup Gereja sendiri
Arti lain : data konkret dari
tradisi Gereja yang membentuk norma atau petunjuk dasar untuk praktek sekarang
(mis. Buku-buku resmi liturgi). Liturgi sebagai aneka bentuk tetap dan teratur
perwujudan karya penebusan Kristus.
TENTANG LITURGI : SILAKAN LIHAT TULISAN DALAM BLOG INI TENTANG LITURGI.......
ii. Dasar
dan Alasan Devosi Liturgis kepada Maria
•
Devosi Liturgis kepada Maria : perayaan resmi
ibadat Gerejani kepada Maria
•
Devosi dan ajaran tentang Maria telah ada sejak
awal jemaat perdana, sedangkan ibadat kepada Maria dalam doa-doa dan ibadat
liturgis baru ada di abad V (setelah Konsili Efesus – di Gereja Timur Byzantium
/ Konstantinopel bahkan sebelumnya)
•
Dasar Biblis ibadat kepada Maria adalah setiap
ungkapan Biblis akan campur tangan Maria dalam karya Penebusan Kristus :
Peristiwa Kabar Gembira, Keperawanan dan kesucian Maria, peran kebundaan Maria,
peran kepengantaraan Maria di Kana dan di bawah salib Tuhan.
•
Devosi Liturgis kepada Maria memberikan devosi
yang benar kepada Maria.
–
Ada dua ekstrem : maksimalis (ditambah sebanyak
mungkin devosi) maupun minimalis (menghapus devosi) kepada Maria.
•
Devosi Liturgis kepada Maria bersifat dan
berlandaskan ajaran teologis yang benar.
–
Penghormatan kepada Maria tidaklah
penghormatan sembarangan karena tempat Maria yang istimewa dalam sejarah
keselamatan dan dalam Gereja. Pengkhususan ini tampak dari adanya dogma-dogma
tentang Maria (orang Kudus lain tidak ada).
•
Bentuk devosi liturgis kepada Maria mempunyai
tingkatan : Peringatan – Pesta – Hari
Raya
iii. Hari Raya, Pesta dan Peringatan Maria
•
Cara utama menghormati Maria adalah dengan
merayakan pesta-pestanya. Pada awalnya pesta Maria dihormati dalam liturgi sama dengan para kudus lainnya
dan bernada peringatan.
•
Jumlah semakin banyak di abad V-VI, yaitu
perayaan peristiwa-peristiwa pokok hidup Maria : dikandung, kelahiran, kebundaan
dan “kematiannya”
•
Abad VIII-IX semakin membengkak : Sengsara Maria
di bawah salib, Maria Ratu, Maria pengantara
rahmat, pesta nama Maria, pesta nama Gereja (Maria). Juga devosi yang
tidak sehat : pesta cincin perkawinan, pesta rambut dan air susu Maria, dsb
•
Setelah KV II ditertibkan : Hari Raya – Pesta – Peringatan (Waib dan
Fakultatif)
•
Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik
Indonesia terdapat 12 Devosi Liturgis kepada Maria:
–
4 Hari Raya : HR SPM Bunda Allah (1 Januari), HR
Kabar Sukacita (25 Maret), HR SPM Diangkat ke Surga (15 Agustus), HR SPM
Dikandung Tanpa Noda (8 Desember)
–
2 Pesta : Pesta SPM Mengunjungi Elisabeth (31
Mei), Pesta Kelahiran St. Perawan Maria (8 September)
–
Peringatan : P SPM di Lourdes (11 Pebruari),
P. Hati Tersuci St. Perawan Maria (Sabtu ketiga setelah pentakosta), P SPM di
Gunung Karmel (16 Juli), P. SPM Ratu (22 Agustus), P. Rosario St. Perawan Maria
(7 Oktober), P. SPM dipersembahkan kepada Allah (21 Nopember)
a. HARI RAYA
•
1 Januari : HR. SPM BUNDA ALLAH
–
Perayaan utama bagi Maria
–
Ditempatkan seminggu setelah Natal sesuai
praktek kuno dan karena kesamaan temanya
–
Bukan hanya keibuan badaniah namun juga keibuan
rohaniah bagi kita anak-anak angkatnya.
•
15 Agustus : HR SPM DIANGKAT KE SURGA
–
Perayaan kebahagiaan Maria di surga sekaligus
tanda pengharapan kita : tujuan kita seperti Maria dan harapan akan
kepengantaraan Maria
•
8 Desember : HR SPM DIKANDUNG TANPA NODA
–
Perayaan awal hidup Maria : titik perwujudan
rencana keselamatan dalam diri Yesus, bukan hanya secara biologis yaitu awal
hidup Maria, melainkan juga secara spiritual mistik : penebusan pencegahan
berkat pahala Yesus.
–
Bagi kita, fajar keselamatan dalam diri Maria
juga sebagai fajar keselamatan bagi kita manusia
•
25 Maret : MARIA MENERIMA KABAR SUKACITA
–
Tekanan juga pada Yesus : awal inkarnasi
•
HR Yesus sekaligus Maria : Natal (25 Des) dan HR
Penampakan Tuhan (6 Januari)
•
Maria juga hadir dalam liturgi paruh kedua adven
(17-24 Desember) : persiapan dan penyerahan diri Maria menantikan kelahiran
Yesus.
b. PESTA
•
31 Mei : Pesta SPM Mengunjungi Elisabeth
–
Sekaligus merupakan penutupan bulan Maria
•
8 September : Pesta Kelahiran SPM
•
Pesta Yesus sekaligus Maria (Nada Marian dalam
pesta ini sangat terasa) : 2 Pebruari : Pesta Yesus dipersembahkan ke Kenisah
dan Pentahiran Maria.
c. PERINGATAN WAJIB
•
22 Agustus PW SPM Ratu
–
Dirayakan seminggu setelah pesta Maria diangkat
ke Surga. Kegembiraan karena Maria menjadi Ratu Surga dan pendoa yang setia
bagi kita
•
15 September PW SPM Berdukacita
–
Kelanjutan dari peringatan Salib Suci Yesus (14 September)
yaitu duka Maria di bawah salib Puteranya. Maria sebagai teladan kita memanggul
salib sehari-hari
•
7 Oktober PW Rosario SPM
•
21 Nopember PW SPM dipersembahkan ke Kenisah
–
Berdasar legenda Injil Apokrif Yakobus :
peringatan akan masa muda Maria
d. PERINGATAN FAKULTATIF
•
11 Pebruari PF Penampakan SPM di Lourdes
•
16 Juli : PF SPM dari Gunung Karmel
–
Pesta nama ordo Karmel – khusus bagi keuskupan
malang : HR Pelindung Keuskupan
•
5 Agustus : PF Pemberkatan Basilika Maria Mayore
di Roma
–
Th 440 diresmikan Basilika pertama yang
dibaktikan kepada Maria dengan nama St. Maria Maggiore (Agung)
•
Sabtu setelah Minggu II setelah Pentakosta
(Sabtu setelah HR Hati Yesus Yang Mahakudus) : PF Hati Maria yang tak bercela
•
Peringatan lain yang patut disebut dalam kaitan
dengan Maria adalah :
–
Pesta
Keluarga Kudus – hari Minggu II setelah Natal : Merenungkan hidup Yesus yang
tersembunyi dalam suka duka keluarga di Nazareth sebagai teladan keluarga
Kristiani
–
Peringatan St Yusuf (19 Maret atau 1 Mei :
pelindung kaum buruh / Pekerja)
–
Peringatan St Yoakim dan Anna orang tua SPM (26
Juli)
Catatan : Protestan tidak rayakan
Maria, namun aliran tertentu khususnya Anglikan dan Lutheran tetap merayakan
beberapa pesta Maria yang secara nyata jelas dalam KS
e. PERINGATAN LOKAL :
•
Sehubungan dengan Gelar
–
Maria Penasehat yang baik (26 April)
–
Maria Pengantara segala Rahmat (8 Mei)
–
Maria Ratu para rasul dan Bunda Hati Kudus (30
Mei)
–
Maria Tahta Kebijaksanaan (8 Juni)
–
Maria Ratu Damai (9 Juli)
–
Maria Pengungsian orang berdosa (13 Agustus)
•
Sehubungan dengan Penampakan Maria
–
Mari dari Fatima (13 Mei)
–
Maria Medali Wasiat (27 Nopember)
–
Maria dari Loreto (10 Desember)
–
Maria dari Guadalupe (12 desember)
E. MARIA DALAM PENGHAYATAN IMAN
•
Sangat Penting dan vital : banyaknya “hari
Maria”, organisasi Maria, doa-doa Maria (Utamanya Salam Maria, Rosario,
Angelus, Ratu Surga), Gereja / Pribadi memakai nama pelindung Maria
•
Terutama dalam
satu tahun terdapat dua bulan penuh yang dirayakan sebagai “Bulan untuk
Maria”, yaitu Mei (Bulan Maria – sehubungan dengan Pesta Maria Mengunjungi
Elisabeth saudaranya 31 Mei) dan Oktober
(Bulan Rosario – Peringatan Rosario St. Perawan Maria 7 Oktober )
•
Diandaikan bahwa dengan banyaknya hari Maria
ini, umat Katolik sangat paham peran dan arti Maria termasuk pengetahuan
tentang ajaran Gereja berkait Maria.
- Hari-hari Maria
•
Pesta : pesta untuk menghormati Maria dalam
kalender liturgi Gereja Universal berjumlah sekitar 20 – disamping sekitar 600
pesta lain yang dilakukan secara khusus oleh ordo, kongregasi, organisasi,
negara atau tempat ziarah
•
Hari Sabtu dipersembahkan kepada Maria – sejak
abad V Paus Innocentius I namun memasyarakat abad X.
•
Devosi Sabtu Pertama dipersembahkan kepada Hati
Maria yang Tak Bernoda (disejajarkan dengan devosi Jumat Pertama = Hati Yesus
Maha Kudus). Tujuan keduanya : sebagai silih atas dosa dan penghinaan terhadap
kedua hati tersebut. Kegiatan : Misa (Komuni), rosario (dan renungan 15 menit).
Dimulai oleh St. Yohanes Eudes abad XVII
•
Bulan Maria Mei (Latin): ada sejak kuno, namun
dinyatakan secara gamblang baru th 1284 oleh Alexander X – memasyarakat abad
XIV – dan jadi parktek Gereja universal abad XVIII saat diperkenalkan Paus Pius
XI (Mediator Dei).
•
Bulan Rosario : diperkenalkan Paus Leo XIII
(1883). Rosario sendiri telah dikenal luas terutama oleh ordo Dominikan. Dan
semakin memasyarakat setelah kemenangan tentara Kristen atas Turki di Lepanto
(1572) yang diyakini berkat pertolongan Maria Bunda Rosario. Pesta ini dikenal
universal (7 Oktober) dibawah Paus Gregorius XIII (1573)
2. DOA-DOA KEPADA MARIA
•
Devosi dan doa kepada Maria telah dikenal sejak
awal kekristenan. Wajah Bunda Maria banyak terlukis di katakombe-katakombe dan
banyak Gereja didedikasikan kepadanya.
•
Doa kepada Maria biasanya dipusatkan kepada
keibuan ilahi Maria, keperawanannya, kepengantaraannya dan kemuliaannya di
surga:
- Salam Maria : (lihat artikel khusus Salam Maria)
–
Sumber Salam Gabriel dan Elisabeth kepada Maria. Bagian I lazim dipakai sejak abad
VI-VII
–
Dikenal dalam bentuk lengkap tahun 1498 dan
ditetapkan oleh Paus Pius V th 1568
ii. Malaikat Tuhan (Angelus) :
–
Berasal dari abad XI – namun doa penutupnya baru
ditambahkan th 1600.
–
Merupakan peringatan Peristiwa Inkarnasi (Luk 1
& Yoh 1)
–
Awalnya didoakan sore hari ; sejak abad XVII
ditambahkan pagi dan siang hari.
–
Th 1742 Paus Benedictus XIV: selama masa Paska Angelus diganti dengan doa
Ratu Surga
iii. Litani kepada Maria :
–
Litani = litaneia = doa kepada = serangkaian doa
yang dibawakan seorang pemimpin dan ditanggapi oleh semua peserta dengan seruan
yang sama.
–
49 seruan kepada Maria yang bersumber pada 3
keistimewaan Maria: kesuciannya (Maria sebagai Puteri Allah Bapa), Kebundaannya
(Maria sebagai Bunda Allah Putera) dan sebagai perawan tersuci (Maria sebagai
mempelai RK)
–
Seruan ini diambil dari KS dan uraian Bapa
gereja. Awalnya berbeda-beda dan lebih dari 75 seruan. Oleh Clemens VIII (1601)
diseragamkan dan terdapat tambahan-tambahan di tahun-tahun berikutnya:
–
Gelar Ratu Terkandung Tanpa Noda Dosa Asal
(Gregorius XVI 1839), Leo XIII: Ratu Rosari yang amat suci (1883) dan Maria Bunda
Penasehat yang baik (1903), Ratu Pencinta Damai (Benedictus XIV 1915 – di
tengah PD I), Maria Ratu yang Diangkat ke Surga (Pius XII 1950 – saat dogma
Maria diangkat ke Surga)
–
Litani yang kita kenal dari Loreto yang tidak
jelas siapa pengarangnya.
–
Beberapa arti = Maria bejana kebaktian utama =
Maria sepenuhnya menyerahkan diri pada Allah dan kehendakNya, Maria benteng
Daud & benteng gading = merujuk pada Kid 4:4; 7:4 sebagai lukisan
kehangatan cinta Maria yang bersama Kristus melahirkan kita dalam tata keselamatan,
Maria pintu surga = Maria adalah jalan bagi Allah keluar dari surga untuk
mendekati manusia sekaligus jalan bagi manusia untuk masuk surga lewat Yesus
puteranya, Maria bintang timur = berkat iman Maria fajar penyelamatan terbit
bagi kita, Maria bunga mawar yang ajaib = merujuk pada Yes 1;1 Maria yang
melahirkan Yesus bagai tunggul mati pohon mawar yang secara ajaib bertunas,
berbunga dan berbuah. Maria perlindungan orang berdosa = Maria menjadi
perlindungan bagi orang berdosa dari murka Allah.
iv. Doa-doa Lain
•
Salve Regina Misericordiae, Memorare, Sub Tumm
Praesidium,
•
Kidung : Ratu Surga, Salam Bintang Laut, dll
3. DEVOSI KEPADA MARIA
•
Bersumber dari keibuan ilahi dan fiat Maria
•
Aneka devosi : Doa Rosario, Skapulir,
Penghambaan Suci, Kesalehan seorang anak, Penghormatan kepada hati yang tak
tercela, Praktek silih untuk Maria
- Rosario
–
Kombinasi doa lisan dan meditasi. Merupakan doa
yang paling biasa dan sering dipakai.
–
Devosi ini sangat dianjurkan oleh Magisterium
Gereja. Semua Paus sejak abad XV mengeluarkan semacam anjuran resmi untuk
berdoa rosario.
–
Dua penampakan (Lourdes dan Fatima) memberikan
anjuran yang sama. Doa ini menjadi devosi beberapa santo terkemuka dalam
Gereja.
ii. Skapulir
–
Ada banyak corak : hitam dari tujuh duka cita
Maria, biru dari Maria yang dikandung tanpa noda, putih dari Hati Maria yang
tak tercela, coklat (paling terkenal) dari Bunda Maria dari Gunung Karmel yang
berasal dari penampakan Maria kepada St. Simon Stock (1247-1265).
–
Devosi : pemakaian skapulir dan janji menyebarkan devosi Maria serta mempromosikan keibuan
rohani Maria serta kepengantaraan rahmat Allah.
–
Janji Maria : barang siapa mengenakan skapulir
ini dan berusaha dengan sungguh untuk hidup secara Kristen, akan memperoleh
kehidupan abadi dan menolong jiwa-jiwa di api pencucian.
iii. Penghambaan Suci
–
Dasar Luk 1:38: Maria = hamba Tuhan; kita =
hamba Maria. Dan ajaran Bapa gereja tentang konsekrasi (pengudusan dan
persembahan diri) total kepada Maria, yang meliputi : tubuh dan seluruh indera,
jiwa dan seluruh kekuatannya, semua kebaikan lahir, semua kebaikan rohani,
pahal, keutamaan, dan semua perbuatan yang baik.
–
Tokoh : Louis Marie Grignon de Monfort
(1673-1716) dalam karyanya : On the True Devotion to Mary.
iv. Devosi kepada Hati Maria yang
tak tercela
–
Berakar pada keibuan ilahi dan peran Maria dalam
penebusan. Semua kebaikan dan keagungan Maria disublimasikan dalam hati Maria
yang tak tercela. Hati menyimbolkan seluruh pribadi dan cinta, yaitu cinta
maria kepada Yesus dan cinta Maria kepada umat manusia yang ditebus Yesus. Hati
Maria ini disebut dalam Luk 2:18-19;51.
–
Tokohnya : St. Yohanes Eudes. Th 1942 Paus Pius
XII mengkonsekrasikan seluruh dunia kepada Hati Maria tak bercela, dan th 1944
ia memperluas pesta Hati Maria yang tak bercela sebagai pesta seluruh gereja
universal.
–
Tujuan devosi : menyatukan manusia dengan Tuhan
melalui Maria dengan silih dan tobat bagi diri sendiri dan orang lain.
F. BEBERAPA SOAL JAWAB :
1. Berdoa kepada Maria tidak
Alkitabiah ! Orang Israel tidak berdoa kepada Elia atau nabi besar lain!
•
Memang tidak ada ayat yang eksplisit bahwa orang
Israel berdoa kepada para nabi. Mereka hanya meminta pengantaraan nabi tersebut
saat masih hidup – bukan setelah mati. Mengapa?
•
Perkembangan Iman Israel : iman akan kehidupan
kekal dan kebangkitan badan baru menjadi jelas menjelang zaman Yesus. Demikian
juga kontak dengan mereka yang telah meninggal. Sir 48:8-10 orang Yahudi
menyapa Elia yang telah meninggal (naik ke surga)
•
Yesus diolok-olok memanggil Elia (“eloi..eloi…
Mrk 15:34-35). Mencerminkan keyakinan Yahudi waktu itu : Elia bisa menolong
manusia yang masih hidup! Ada banyak kisah-kisah tentang Elia yang bisa
menolong orang, sehingga banyak orang Yahudi yang berteriak-teriak memanggil
Elia sebelum di bunuh di kamar gas oleh Hitler
2. Novena, Rosario, Litani :
“lagi pula dalam doamu itu janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang
tidak mengenal Allah” (Mat 6:7) – (MIK 4) – Langusng ke sumber!
i. Problem Penerjemahan :
Bertele-tele?
•
Kata asli : battalogeo (yun) =
mengucapkan banyak kata secara cepat, tanpa pikir, beruntun dan tidak jelas (=
berceloteh, ‘dremimil’ = oleh LAI diterjemahkan bertele-tele)
•
Beberapa orang menafsirkan “bertele-tele”
sebagai “mengulang-ulang doa yang sama” (bdk dengan arti aslinya!).
•
Terjemahan Inggris ada banyak versi : King James
“vain repetitions” (pengulangan yang sia-sia); Living Bible “don’t
recite same prayer over and over.. “(jangan mengucapkan doa yang sama
berulang kali); today’s English version “do
not use a lot of meaningless words”; Revised standard version “do
not had up empty phrases” (jangan menumpuk kalimat-kalimat kosong); New
Intrenational Version “do not keep on babbling ..” berceloteh
(=Phillips modern English, Jerusalem Bible dan new English Bible)
•
Terjemahan bahasa lain : Die Bibel (german) = plappern
= to babble, to rattle off = berceloteh
•
Jadi yang dimaksud (bertele-tele) bukan
mengulang-ulang doa yang sama melainkan semacam berceloteh dan memberondong
Allah dengan kata-kata yang tidak jelas dan tidak karuan. Inilah yang dimaksud
Yesus dengan cara orang kafir berdoa.
ii. Menafsir tanpa
memperhatikan konteks
•
Memotong kata-kata Yesus (konteks dekat) Yesus
sendiri menerangkan arti battalogeo seperti orang kafir dengan ayat (langsung
setelahnya) : “mereka menyangka bahwa karena BANYAKNYA KATA-KATA doanya
dikabulkan”. (ay..) jadi jelas apa yang dimaksud oleh Yesus dengan
battalogeo. (siapa ya yang seperti itu?)
•
Bagi orang kafir, dewa-dewa bisa diperintah
dengan diberondong kata-kata dan matera-mantera. Apalagi jika nama dewa
tersebut diketahui, berarti pula bisa “menguasai” dewa tersebut. Dalam konteks
ini juga Allah Israel tidak mau menyebutkan namaNya kepada Yakub (Kej
32:28.30), juga kepada Musa.
•
Jadi yang dimaksudkan bukan doa yang tertata dan
didoakan secara berulang-ulang (liturgis) seperti rosario, novena, litani.
•
Dalam KS banyak contoh doa yang serupa dengan
litani : refrein mazmur (bdk Mzm 136 “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih
setia-Nya ; Mzm 8:2.10 refrein awal dan akhir :”Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa
mulianya namaMu di seluruh bumi” (kebiasaan Yahudi yang tentu diikuti Yesus);
Why 4:8 penghuni surga tak henti (mengulang-ulang) seruan : kudus-kudus….. Bdk
Why 4:9.11 “setiap kali” = ulang ; Pengemis buta di yerikho : Yesus anak daud
kasihanilah aku (mrk 10:47-48) – terus menerus : kata kerja imperfect dan
ditegur tapi terus bicara. Dan DIDENGAR YESUS
•
Bahkan Yesus sendiri dikisahkan juga mengulang
beberapa doa : Mat 26:44
3. Devosi Maria – Orang Kudus :
Melecehkan Allah ?
•
Orang Katolik tampaknya mengaburkan ajaran
Alkitab. Devosi-devosi kepada Maria (dan Para Kudus lain) jelas merupakan suatu
penyembahan berhala. Petrus sendiri saat memasuki rumah Kornelius tersungkur
dan menyembahnya, tetapi petrus berkata:”Bangunlah, saya hanya manusia saja”
(Kis 10:26). Yohanes juga sama saat berjumpa dengan malaikat (Why 19:20)
•
Menghormati Maria = melecehkan karya sempurna
Kristus dan merampas kemuliaanNya?
–
Menghormati maria bukanlah mencuri kemuliaan
Sang Putera seperti bulan tidak mencuri sinar matahari
–
Seperti seorang seniman ingin melukis sebuah
karya unggulan di antara banyak karyanya, demikian Yesus ingin membuat ibuNya
menjadi karya unggulanNya. Tak seorang seniman pun merasa dirugikan jika kita
memuji karyanya yang paling besar. Justru ia akan tersinggung jika kita
melecehkannya.
–
Yesus memenuhi hukum Allah secara sempurna :
hormatilah ayah dan ibu.
–
Menghormati, Ibr. Kabed harafiah = memuliakan.
–
Secara manusia, Yesus adalah darah dan daging
Maria sendiri. Yesus mematuhi hukum ini secara sempurna lebih dari anak mana
pun, yakni dengan memberikan kemuliaan Ilahi kepada ibuNya.
–
Penghormatan kita kepada Maria adalah bagian
esensial dari cara kita mengikuti Yesus: turut menghormati siapa saja yang Dia
hormati!
4. Patung Maria (berhala ?)
•
Jelas tertulis dalam 10 perintah Allah: Kel
20:3-5
•
Gereja pun pernah mengalami luka karena bidaah
ikonoklasme – yang ditentang oleh Konsili Nikea II (787)
•
Namun dalam kel 25:8-9 ; 25:40 dan 26:30
Allah sendiri yang menyuruh Musa untuk
membuat patung-patung malaikat dan menempatkannya ditempat paling kudus.
•
Jadi dalam PL pun kita lihat patung kudus tidak
mutlak dilarang. Patung-patung tersebut justru mengingatkan kita akan realita
adikodrati yang ada disekitar kita. Mengingatkan kita akan sesuatu yang
digambarkannya (mis. Foto).
•
Di mana saja dan kapan saja berhala dilarang
(bdk Ibr 5:8), namun baik Yudaisme maupun Kekristenan memberikan kesaksian yang
sama bahwa penggunaan patung-patung kudus untuk menghormati Allah adalah sah
5.Mengapa bulan Maria di bulan
Mei dan Oktober?
•
Secara tegas, bulan Maria = Mei; Oktober = bulan
rosario namun karena berdoa rosario adalah berdoa menghormati Maria maka
Oktober juga dianggap sebagai bulan Maria.
•
Bulan Mei = musim semi, saat daun dan bunga
mekar kembali. Di musim ini orang Romawi merayakan pesta menghormati dewi Flora
dan orang German menghormati dewi bumi. Nah kedua tradisi kafir tersebut
di”babtis” untuk menghormati Maria.
•
Untuk Oktober bulan rosario = perang Turki di Lepanto pada 7 Oktober 1571
6. Apakah novena harus dilakukan
sembilan kali berturut dengan waktu yang sama? Novena = berdoa mendikte Allah?
•
Novena – ks (novem – kb = sembilan) =
masing-masing sembilan / tiap-tiap kali sembilan . Jadi dalam arti
sebenarnya, untuk disebut doa novena
berarti didoakan sembilan kali (hari) berturut-turut. Mengenai jam : tidak ada ketentuan. Doa novena adalah
satu devosi, bukan liturgi resmi, tidak ada peraturan resmi dan terinci dari
Gereja.
•
Doa novena dilakukan seturut teladan para rasul
yang tekun berdoa menantikan RK (Kis 1:12-2:1). Ketekunan orang yang berdoa
selama sembilan hari berturut-turut menunjukkan keseriusan doanya.
•
Untuk “memperkuat” doa novena, orang bisa
mengiringinya dengan puasa atau pertobatan atau janji yang akan dilakukan
sesuatu yang baik jika doanya terkabul.
•
Memang kita tidak boleh mendikte Allah karena IA tahu apa yang
kita butuhkan :”Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta
kepadaNya” (Mat 6:8). Namun di sisi lain, untuk mengungkapkan rasa
ketergantungan kita pada Tuhan, kita boleh meminta sesuatu pada Tuhan,
sebagaimana perintah Yesus sendiri :”Mintalah maka kamu akan diberi”
(Mat 7:7).
7. Apakah rosario harus didoakan
lengkap semua peristiwa? Apakah ada waktu khusus untuk peristiwa-peristiwa yang
direnungkan waktu berdoa rosario?
•
Rosario, idealnya ke-20 peristiwa (Gembira,
Terang, Sedih, Mulia) didoakan lengkap seperti dahulu juga didoakan (15
peristiwa = 150 mazmur). Namun jika keadaan tidak memungkinkan tidak ada dosa
jika tidak lengkap.
•
Tidak ada ketentuan aturan yang mengatur kapan
peristiwa-peristiwa harus didoakan. Yang pasti harus disesuaikan dengan
kalender liturgi saat itu, intensi saat mendoakan, dan juga perlu diingat pula
hari-hari liturgis : Minggu = hari kebangkitan, Jumat = hari meninggalnya
Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar