MARIA BUNDA GEREJA : PER MARIAM AD JESUM
A. DASAR BIBLIS “INILAH
IBUMU...” (Yoh 19:26-27)
•
Argue : teks ini bukan dasar anggap Maria Bunda
kita – Bahkan Bunda Gereja, hanya
sekedar agar murid-Nya memelihara ibuNya
•
Disaat yang begitu penting bagi sejarah
keselamatan (misi Yesus!) Yesus hanya berfikir tentang hal yang sangat tidak
masuk akal? Bukankah selama 3 tahun berkeliling meninggalkan ibuNya dan Maria
juga baik-baik saja dan bisa urus diri sendiri? Perlukah disaat segenting ini
Yesus berfikir demikian?
•
Lebih Logis : Pada detik-detik penting itu,
Yesus melakukan sesuatu yang sangat penting juga bagi GerejaNya: Ia memberikan
ibuNya sebagai Ibu Rohani bagi GerejaNya
•
Yesus adalah seorang nabi besar. Nabi dikenal
dengan tindakan-tindakan yang bersifat simbolis karena ingin menyampaikan
sesuatu yang sangat kompleks, mendalam artinya, tidak cukup dengan sepatah dua
patah kata – namun sangat efektif disampaikan dengan tindakan simbolis. Misal :
ketelanjangan Yesaya, bejana remuk Yeremia, batu bata Yehezhiel, Yohanes
pembabtis dengan pakaian dan makanannya serta tindakannya membabtis (tindakan
ini yang pertama !).
•
Yesus pun demikian sebelumnya: kemarahannya di
Bait Allah, mengutuk pohon ara yang tak berbuah, memilih 12 rasul, dll adalah
tindakan konkret yang berarti simbolis.
•
Penyerahan Maria kepada Yohanes juga bermakna
simbolis. Sebutan “perempuan” mempunyai makna profetis-simbolis bahwa Maria
adalah ibu semua orang Kristiani (bdk Hawa baru).
•
Di bawah misteri salib, peran keibuan Maria
Bunda Gereja ditegaskan oleh Yesus. Dalam tulisan Yohanes yang lain (Why 12:17)
secara eksplisit ditegaskan siapa anak-anak Maria yang lain (Gereja)
•
Yohanes sendiri adalah satu-satunya murid yang
mengikuti Yesus di sepanjang Kalvari. Tidak kebetulan bahwa murid terkasih yang
dekat dengan Maria saja yang punya keberanian berdiri di bawah salib Yesus. Dia
membuktikan bahwa hanya murid yang memegang tangan Maria akan sanggup mengikuti
Tuhan disepanjang Kalvari.
•
Yesus bagai Musa Baru yang menetapkan Yohanes
untuk mengambil tempat Yosua dan menyerahkan BundaNya kepadanya, gerejaNya.
Yohanes mewakili Gereja di kaki salib.
•
Maria adalah ibu kita dalam tata rahmat dan ibu
bagi semua yang hidup dalam Kristus (bdk Kej 3:20). Gereja menghormatinya
dengan penuh kasih sayang sebagai bundanya yang tercinta (LG 53)
•
Dalam diri Santa Perawan Maria, Gereja telah
mencapai kesempurnaannya yang tanpa cacat atau kerut (LG 65)
•
Ada persamaan mistik antara Maria dan Gereja ;
artinya bahwa Gereja yang dipanggil Allah untuk menyembah HANYA kepadaNya,
selalu melibatkan Maria dalam penyembahannya.
•
Di Kalvari semuanya disingkapkan. “Saat Yesus
telah tiba” dan “pedang yang menusuk jiwa Maria” telah terlaksana. Dan di saat
itu Yesus menyerahkan Gereja kepada perlindungan keibuan Maria dan Maria kepada
GerejaNya. Maria menjadi ibu rohani Gereja karena kesatuannya yang intim dengan
Yesus. Demikian pula, gereja menjadi murid yang dikasihiNya karena kedekatannya
dengan sang Bunda.
B. Maria Bunda Kita = Kepengantaraan Maria (Mediatrix)
•
PB melukiskan Maria sebagai Bunda Ratu par
excellent – sama seperti bunda ratu dalam dinasti Daud menduduki posisi
penting dalam penghormatan dan pengaruh – langsung di bawah Sang Raja. Sejauh
mana / dalam arti apa Maria mengambil bagian dalam martabat Kristus sebagai
raja?
•
Di sini kita melihat lebih dalam peran
Kepengantaraan Maria (KGK 969) sebagai Bunda Ratu, karena di surga dia adalah
Bunda semua orang beriman
- Problem :
•
Kristus adalah satu-satunya pengantara
Allah-Manusia (1 Tim 2:5)
•
Pandangan keliru : tidak bisa lewat anaknya maka
merayu lewat ibunya : strategi/intrik
ii. Jawaban Katolik
•
Problem terjemahan kata “satu” yang dipakai
“eis” = pertama, utama. Bukan “nomos” = tunggal, satu-satunya.
•
Pengantaraan Maria bersifat partisipasi.
Kepengantaraan Kristus tidak menggusur dan tidak bersaing dengan kepengantaraan
Maria melainkan meneguhkannya. Bukan sebagai pengantaraan yang lepas dan
berbeda dengan Kristus melainkan karena mengambil bagian dan merupakan
perpanjangan kepengantaraan Kristus. Karena Maria sendiri juga ditebus oleh
Kristus secara istimewa.
•
Hal yang
sama bagi kita krn iman dan pembabtisan
:
–
Keputraan Ilahi kita : partisipasi keputraan
Yesus
–
Imamat kita : partisipasi imamat Agung Kristus
•
Justru penolakan terhadap pengantaraan Maria
adalah karena orang salah memahami hakekat, kekuatan dan kedalaman
kepengantaraan Kristus. Allah tidak bersaing dengan kita, seolah Ia dihormati
hanya kalau kita (manusia) tidak dihormati.
•
Menghormati Maria sebagai Bunda Ratu tidak
merampas sesuatu pun dari Kristus – sebaliknya justru berarti menekankan bahwa
Maria sepenuhnya tunduk di bawah Kristus, sebagaimana jabatan bunda ratus
sepenuhnya tergantung pada martabat rajawi puteranya.
•
Yesus sendiri yang meng”encourage” kita semua
bahkan untuk berpartisipasi dalam diriNya dengan mengatakan : “tinggallah
dalam Aku dan Aku dalam kamu, sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri jika ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal dalam Aku” (Yoh 15:4).
Tinggal dalam Yesus bukan tenang, nyaman, santai, damai saja melainkan juga
harus berbuah. Berpartisipasi memberikan buah kepada orang lain!
•
Paulus : semua orang Kristiani adalah duta-duta
bagi Kristus = pengantar-a juga (bdk 1Kor 5:18-20)
•
Peran Maria sebagai ibu umat manusia sedikit pun
tidak menyuramkan atau mengurangi kepengantaraan unik Kristus, melainkan justru
menunjukkan kekuatannya (LG 60 bdk. KGK 970)
•
Dalam PL, Allah menggunakan para bapa bangsa dan
para nabis sebagai perantaraNya. Dalam PL dan PB, Allah menggunakan para
malaikat untuk menjadi peranbtara pesan-pesan dan rahmatNya.
•
KV II mengajarkan bahwa setelah Maria diangkat
ke surga, “ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan
dengan aneka pengantaraannya ia terus menerus memperoleh bagi kita
kurnia-kurnia yang mengantar kita kepada keselamatan kekal” (LG 62)
•
Jika orang memohon agar Bunda Maria mendoakan
mereka, bukan Bunda Maria yang mengabulkan doa, melainkan Allah; namun Gereja
Katolik percaya, karena kedekatan Bunda Maria dengan Yesus, maka dalam proses
doa tersebut, Bunda Maria dapat membimbing umat kepada Yesus, dan jika Yesus
berkenan, maka Ia akan mengabulkan doa seseorang yang dipanjatkan
bersama dengan doa Ibu-Nya sendiri.
•
Jika seorang menolak untuk berdoa bersama Bunda
Maria, tentu saja tidak menjadi masalah, sebab Tuhan Yesus tentu tetap dapat
mengabulkan doa orang tersebut, terutama yang dinaikkan dengan ketulusan
hati.
•
Walaupun tentu saja, secara objektif dapat
dikatakan, orang tersebut tidak mempergunakan cara yang sesungguhnya ditawarkan
oleh Gereja demi kebaikan orang itu sendiri. Ibaratnya, Bunda Maria adalah
‘pemberian’ Yesus kepada kita, untuk kita jadikan sebagai Ibu rohani kita (Yoh
19:27), dan memang terserah pada kita akankah kita menerimanya dalam rumah hati
kita atau tidak.
ii. MAU APA…. PEREMPUAN? (YOH
2;1-11)
•
Salah satu perikop terkenal (kontroversial)
mengenai peran kepengantaraan Maria adalah peristiwa perkawinan di Kana.
•
Dalam budaya Yahudi, pesta perkawinan
berlangsung tujuh hari. Tuan rumah kehabisan anggur. Maria melontarkan perkataan
yang jelas :”mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3). Jawaban Yesus terkesan
menolak : “Hai perempuan. Mau apa engkau dari padaKu? Saat-Ku belum tiba”
(King James:” Jesus said unto her, Woman, what have I to do with thee? Mine
hour is not yet come”)
•
Sepertinya celaan yang kasar. Bahkan Ireneus pun
berkata bahwa :”Maria te…… namun mari kita lihat lebih cermat
•
Pertama pada akhirnya Yesus memenuhi permintaan
Maria, jika Ia bermaksud mencela ibu-Nya maka permintaan itu tidak akan
dipenuhi. Situasi ini menjadi menarik jika kita bandingkan dengan sikap Salomo
atas permintaan Batsyeba : ”saya tidak akan menolak permintaanmu”
(1Raj 2:20) – namun kenyataannya Salomo tidak memenuhi permintaan ibunda ratu.
Kata-kata Yesus, Salomo Perjanjian Baru, seolah memutarbalikkan situasi Salomo.
………
•
Kedua, kata-kata : ”mau apakah engkau
daripadaku” adalah idiom Ibrani dan Yunani yang lazim pada masa itu,
dan justru menyatakan hormat bahkan pujian daripada celaan. Luk 8:28 ungkapan
yang sama persis disampaikan oleh setan lewat orang yang dirasukinya dan
menyatakan pengakuan akan kekuasaan Yesus : ” "Apa urusan-Mu dengan
aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau
jangan menyiksa aku.“
•
Di Kana, Yesus justru menghormati ibuNya,
berbeda dengan Salomo, meski bahkan sebenarnya Maria tidak pernah memerintah
Dia. Maria hanya berkata pada pelayan : ”Lakukanlah apa pun yang Ia
katakan padamu” (Yoh 2:5). Per Mariam ad Jesum!
•
Ketiga : “perempuan” – Yesus tidak mengatakan
“Ibu” atau “Maria” melainkan “perempuan” – Mengapa?
•
Ada yang mengira sekali lagi Yesus mencela Maria
– padahal kata yang sama juga dipakai Yesus dalam situasi sakrat yang berbeda :
di bawah salib saat menyerahkan ibuNya (Yoh 19:26)
•
Penggunaan kata ini menggemakan kata yang sama dalam kitab Kejadian.
Perempuan adalah nama yang diberikan Adam kepada Hawa (Kej 2:23).
Menggarisbawahi makna pesta pernikahan yang mereka hadiri, Yesus menyapa Maria
sebagai Hawa Baru (lihat Tipologi Maria)
Pada hari ketiga ada perkawinan
di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya
diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus
berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya:
"Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.“ Tetapi ibu
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu,
buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan
menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata
kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan
air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu
mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah
menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai
laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang
baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi
engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di
Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu
Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
•
Maria memaksa Yesus?
•
Bahkan Ireneus
bahwa “Maria terlalu tergesa-gesa memohon kepada Yesus karena waktunya
belum tiba”.
•
Membaca kisah Kana dari kacamata Batsyeba -
Salomo 1 Raj 2:19-20 : Batsyeba masuk menghadap raja Salomo untuk
membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta
tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia
menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah
kanannya. Berkatalah perempuan itu: "Suatu permintaan kecil saja
yang kusampaikan kepadamu, janganlah tolak permintaanku." Jawab
raja kepadanya: "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak
permintaanmu."
•
Maria – Hawa Baru – Batsyeba yang suci
•
Kenyataan bahwa Salomo dengan kata manisnya justru
tidak memenuhi permintaan Batsyeba Ibunda Ratu – Yesus sebagai Salomo Baru
justru sebaliknya.
•
Kepengantaraan Maria : pengantara yang baik (ibu
yang baik!) meski tidak minta tolong!
•
Bdk dengan kata-kata Salomo kepada Batsyeba
:”saya tidak akan menolak permintaanmu” (1Raj 2:20) – namun kenyataannya
adonai….
•
Yohanes mengemas kisah awal Yesus dalam skema
tujuh hari (penciptaan) :
–
Hari pertama : Kesaksian Yoh. Pembabtis tentang
dirinya sendiri (Yoh 1:19-28)
–
Hari Kedua : Kesaksian kedua Yoh Pembabtis : Yesus
anak domba Allah (Yoh 1:29-34)
–
Hari Ketiga : Yesus memanggil dua murid (Yohanes
& Simon Petrus – Yoh 1:35-42)
–
Hari Keempat : Yesus memanggil Filipus &
Natanael (Yoh 1:43-51)
–
Lalu tiga hari kemudian (Hari ketujuh) :
perkawinan di Kana.
Jadi kata-kata “pada hari ketiga ada
perkawinan di Kana yang di Galilea” merujuk pada tiga hari setelah hari
keempat (= hari ketujuh). Apa maksudnya?
•
Jelas Yohanes ingin menekankan makna teologis
dibanding kronologis peristiwa tersebut. Tujuh hari secara simbolik merujuk pada
7 hari karya penciptaan. Sebagaimana diindikasikan pada prolog Injil Yohanes.
Sebagaimana penciptaan dunia dikemas dalam enam hari dan hari ketujuh Allah
beristirahat ; demikian juga karya penciptaan baru dalam Kristus dikemas dalam
7 hari dengan penutupan Kisah di Kana, Yesus membuat tanda mesianis-Nya yang
pertama.
•
Sejak hari pertama, Yesus meletakkan dasar bagi
penciptaan baru komunitas mesianis. Dan pada hari ketujuh IA membagikan
sukacita dan kemulianNya sebagai Mesias. Perkawinan sebagai simbol dan
antisipasi perkawinan eskatologis, Perjamuan Kerajaan Allah (bdk Mat 22:2 : KA
seumpana perjamuan kawin..)
•
Anggur simbol berkat Allah dan pemulihan bangsa
Israel oleh Mesias (bdk Kej 49:10-12), simbol berkat Ishak atas Yakub (Israel!
Bdk Kej 27:28.37) – dengan demikian kelimpahan anggur yang terbaik di Kana
melambangkan Datangnya KA – sebagaimana dikatakan Yesus dalam Mrk 14:25 dan Luk
22:18 (bdk dengan sumpah palapa!). Anggur adalah buah paling berharga di
palestina (bdk Hak 9:13; Sir 31:27-28). Perubahan air menjadi anggur di Kana
mengacu pada anggur ekaristi yang diubah Kristus menjadi darahNya.
•
“Mereka kehabisan anggur”. Kehabisan anggur
dalam pesta Yahudi adalah bencana bagi tuan rumah. Maria melihat bencana itu di
ambang pintu, maka ia datang kepada Yesus. Yang disampaikan Maria bukanlah
permohonan, hanya laporan apa yang terjadi.
•
“mau apa engkau dari-ku ibu?” (bdk Hak 11:12;
2Sam 19:22; 1Raj 17:18; 2Raj 3:13) adalah undangan untuk percaya hingga
mukjijat terlaksana. Kata-kata itu sekaligus menegaskan bahwa memang ada jarak
antara Yesus dan Maria
•
“Saat-Ku belum tiba”. Saat Yesus adalah saat
Allah memuliakan PuteraNya, sebagai mesias yang dinantikan hingga sengsara,
wafat dan kebangkitan Yesus.
•
Mukjijat adalah tanda yang membangkitkan harapan
akan karunia Paskah Kristus itu. Saat Yesus belum tiba dan itu berarti
penolakan pada Maria. Maria tidak berkata apa-apa. Ia yakin dengan kebaikan
PuteraNya. Dan yang ia katakan kepada para pelayan, tepat sekali menunjukkan
peran pengantaraan Maria : mengantar orang semakin dekat dengan Yesus “Apa
yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
•
Yesus menyebut Maria : itta (Aram)
“perempuan” – bukan imma “ibu”
•
Yesus merubah air menjadi anggur – melihat peran
Maria dan ketaatan para pelayan melakukan yang diperintahkanNya.
•
Enam tempayan. Enam dalam tradisi berarti belum
sempurna (7 sempurna). Enam melambangkan ketidaksempurnaan hukum Yahudi dan
Yesus datang menyempurnakannya dengan hukum cinta kasih sehingga air menjadi
anggur terbaik, yang dihidangkan belakangan.
C. MARIA PEMBELA KITA
(ADVOCATE)
•
Maria dikenal sebagai Penolong dan Pengantara
umat Allah di tengah-tengah masa sulit: “Oleh karena itu dalam gereja, Santa
Perawan Maria disapa dengan gelar Pembela…”(LG 62)
•
Bagian dari peran kepengantaraan Maria adalah
mencakup tugas utama untuk menjadi pembela bagi umat Allah, yaitu menjadi
seorang ibu yang memohon atas nama anak-anaknya.
•
P. Yoh. Paulus II : surat Tertio Millenio
Adveniente :”Maria pada kenyataannya tanpa henti memandang kepada
Putera Ilahinya dan ia diajukan kepada sekalian umat beriman sebagai model iman
yang senantiasa dipraktekkan”
D. MARIA REKAN PENEBUS (CO-REDEMPTRIX)
•
Maria, Bunda Allah yang kudus dan tetap perawan
adalah karya unggul dalam perutusan Sang Putera dan RK dalam kegenapan waktu
(KGK 721) – sebagai karya unggul Allah, tidaklah mengherankan mengapa segala
keturunan menyebut Maria bahagia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar