Minggu, 11 September 2011

MARIOLOGI 8 : AJARAN MARIA RATU SURGA (REGINA CAELI)




MARIA RATU SURGA
       Gereja Katolik menghormati Maria sebagai Ratu.
      Sejarah sejak para Bapa gereja (Hieronimus, Agustinus, Efrem) sampai ajaran KV II, KGK mengakui martabat Maria sebagai ratu.
      Madah “Salam Ya Ratu Surgawi….”
      Rosario peristiwa mulia kelima : Maria dimahkotai di surga
      Hari pesta khusus yang didedikasikan untuk merayakan ke-ratu-annya atas surga dan bumi (22 Agustus)
      Lukisan, gambar, patung Maria di seluruh dunia tak jarang dengan berhiaskan mahkota.
       Tidak berlebihan???? Alkitabiah???
       Merongrong martabat rajawi Yesus?
       Bagaimana mungkin ia bunda Yesus sekaligus “istri” raja Yesus???
  1. Konsep Bunda Ratu Isreal purba : banyak istri satu ibu.
       Konsep modern ratu = isteri raja. Konsep ini tidak sesuai dengan budaya timur tengah di mana raja mempunyai banyak isteri. Memang ada permaisuri (istri yang utama) namun bukan dalam peran seorang Ratu. (Bayangkan Solomo punya 700 istri)
       Setiap raja mempunyai satu ibu. Memberikan martabat ratu kepada si ibu merupakan langkah bijak dan strategis: Bunda Ratu adalah isteri raja terdahulu – sekaligus ibu raja yang bertahta sekarang. Bunda Ratu adalah simbol martabat rajawi sang raja; yang mengikat dia dengan darah rajawi sang raja. Bunda ratu menjadi jaminan keabsahan kedudukan sang raja dalam dinasti tersebut.
       Bunda ratu : Ibr. gebirah (nyonya besar) memiliki kedudukan kedua setelah raja.
      1 dan 2 Raja-raja : peran bunda ratu dalam kerajaan daud : hampir setiap kali cerita memperkenalkan seorang raja baru di Yehuda, selalu disebut pula sang ibunda raja sambil digarisbawahi perannya dalam suksesi itu.
      akhir 2Raj ketika Babel menaklukkan Kej. Yehuda, ibunda ratu merupakan orang pertama dalam daftar orang-orang yang diserahkan setelah raja Yoyakhin sendiri. Ibunda raja sangat vital perannya.
       Kekuasaan rajawi ibunda ratu sangat nyata :
      Ambil bagian dalam pemerintahan rakyat, memiliki singgasana dan mahkota sendiri (Yer 13:18-20)
      Kisah Batsyeba : bandingkan Batsyeba saat menjadi istri Daud (permaisuri – 1Raj 1:16-17,31) yang harus menyembah raja sampai ke tanah dan memberi hormat jika akan masuk ke kamar Daud suaminya. – dengan ketika ia menjadi ibunda ratu bagi Salomo anaknya 1Raj 2:19-20). Bahkan raja Salomo tunduk menyembah dan menyambutnya – bahkan duduk di sisi kanan raja (tempat terhormat bdk. Mzm 110 : Mesias akan duduk di sisi kanan Allah – Ibr 1:13)
       Peran Ibunda Ratu : Perantara
                1 Raj 2:19-20 : Batsyeba masuk menghadap raja Salomo untuk membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah kanannya. Berkatalah perempuan itu: "Suatu permintaan kecil saja yang kusampaikan kepadamu, janganlah tolak permintaanku." Jawab raja kepadanya: "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu."
       Peran sebagai pengantara bagi rakyat kepada raja. Dalam teks sangat jelas dan sarat makna
       Peran ini menjadi gambaran bagaimana Maria sebagai ibunda ratu berperan sebagai pengantara kita: terus menerus berbicara atas nama kita di hadapan tahta Puteranya di Surga.
B. Maria, Bunda ratu dalam Nubuat
       Datangnya Mesias dari seorang perawan keturunan Daud telah di nubuatkan dalam Yes 7:14 “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”.
       Latar belakang nubuat ini adalah ketika kerajaan Daud  terancam invasi dari dua musuh besar yang berkoalisi untuk menyerang Yerusalem. Raja Ahas merasa takut dan putus asa. Yesaya datang memberikan nubuat bahwa kerajaannya akan bertahan. Nubuat ini di satu pihak menunjuk kepada Hizkia anak raja Ahas yang akan lahir. Sekaligus menunjuk pula ke suatu masa depan yang lain, yaitu kedatangan Mesias.
       Nubuat ini mengarah kepada keturunan Daud, berkaitan dengan kelangsungan dinasti Daud – karena itu perempuan muda yang melahirkan seorang putera jelas seorang bunda ratu. Siapakah dia?
       Bagi jemaat perdana, nubuat ini sangat jelas maknanya jika kita baca berdampingan dengan cerita Injil bahwa “Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud ….. dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.“ (Luk1:26-27.32-33)
       Tugas rajawi Maria ini semakin mendapatkan pengukuhannya ketika Elisabeth yang dipenuhi RK berseru “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk1 :43)
       Dalam bahasa istana timur tengah kuno, gelar “ibu Tuhanku” adalah sapaan untuk ibunda ratu – sedangkan raja disebut dengan gelar “Tuhanku” (Bdk 2sam 24:21). Elisabeth adalah orang pertama dalam KS yang secara eksplisit mengakui jabatan Maria sebagai Bunda ratu!
       Lebih lanjut kisah biblis tentang keratuan Maria secara simbolis tersurat nampak dalam konteks kunjungan tiga Maius  (raja) dari timur (Mat 2:11). Dalam konteks ini bahkan peran Yusuf seolah tidak ada – padahal dalam Mat 1-2 Yusuf sangat menonjol (malaikat temui 3 kali, ke Bethlehem, ke Mesir trus kembali ke Israel.)
       Dalam konteks itu seolah Matius menunjukkan siapa sesungguhnya Maria : Bunda Ratu bagi Raja Yesus yang baru lahir, yang baru dilantik dalam dinasti Daud bertemu dengan para raja.
       Peristiwa simbolis ini sangat penting : di saat martabat Yesus sebagai raja diakui pertama kali oleh tiga raja dari timur, Matius menggaris bawahi peran sang bunda ratu di sisi kanan Sang Raja.
C. Maria Ratu Surga
       Lebih jauh lagi, Yohanes melihat ke-bundaratu-an Maria dari sisi eskatologis. Maria Ratu Surga, sebagaimana dikisahkan dalam Wahyu 12. (Lihat tipologi Maria Hawa Baru).
       Maria Ratu Surga bermahkotakan dua belas bintang, menunjukkan martabat rajawi Maria yang melampaui para bunda ratu sebelumnya di kerajaan Israel. Dua belas bintang mengingatkan kita akan dua belas suku Israel sekaligus dua belas rasul yang adalah batu dasar Israel baru yaitu Gereja.
       Gambaran matahari, bulan, dan bintang yang mengelilingi Maria mengingatkan kita akan mimpi Yusuf (Kej 37:9) . Maria akan menonjol dan dihormati diantara sesamanya, manusia.
       Sebagai model murid Kristus, Maria sungguh memiliki bagian yang unik, menonjol dalam kerajaan Puteranya. Maria menyerahkan hidupnya sebagai hamba Tuhan yang rendah hati (Luk 1:38, 48 bdk. Yoh 2:3-5; 19:25-27), dan dengan demikian ia ditinggikan (Luk 1:46-55; bdk Why 12:1)
       Karena itu, martabat Maria sebagai ratu bukanlah sesuatu yang jauh dari kehidupan kristiani. Martabat itu bukanlah sekedar kedudukan menonjol di surga yang harus kita kagumi dari jauh, melainkan justru Martabat Maria sebagai ratu berfungsi sebagai ikon, suatu tanda eskatologis, dari panggilan semua orang kristiani: ambil bagian dalam kemenangan mulia Kristus atas dosa dan kematian (LG 68; KGK 972)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

GELAR RATU BERBEDA DENGAN PERMAINSURI.CONTOH RATU INGGRIS SUAMINYA BUKAN RAJA.ADA RATU TIDAK ADA RAJA BEGITU JUGA SEBALIKNYA. LUCIFER(setan)adalah malaikat yg cantik(YEH.28:17)YG PUNYA GELAR RATU SORGA(YER.44:16-22).SETAN MENYURUH MEMBUAT PATUNG YG DAPAT BICARA&BERGERAK utk MENGHORMATI antikris(wahyu 13:14-15).KEL.20:4,PATUNG utk dihormati itu dosa sama dengan printah setan,siapapun yg menyuruhnya.

Anonim mengatakan...

TUHAN YESUS ADALAH RAJA SORGA. HANYA TUHAN YESUS PENGANTARA KITA DENGAN BAPA DI SORGA(YOH.14:6).apapun yg kita lakukan termasuk berdoa harus dalam NAMA TUHAN YESUS(Kolose 3:17)tidak perlu nama manusia karena TUHAN YESUS ADALAH ALLAH PENCIPTA LANGIT BUMI(YOH.1:1)yg menjadi manusia(YOH..1:14).